Part 11

35 2 0
                                    

Aku mencoba menghubungi reyhan beberapa kali tetapi hasilnya tetap sama, handphone reyhan tetap tidak aktif.

Aku duduk di bangku depan balkon kamar, aku menopang daguku dengan tanganku. Aku menatap ponselku dengan pasrah, karena reyhan yang sudah menjauhiku dan tidak mengabariku.

Aku cape untuk menangis mengeluarkan air mata ini, aku cape untuk menunggunya lagi.

===

Nada dering ponselku berbunyi dengan lagu "Almost Is Never Enough".

Aku segera melihat siapa yang menelponku "My Brother Deren♥"

Aku segera mengangkatnya dan mendengar sapaan lembut darinya.

"HALLO nana, apa kabar adikku?" Teriaknya dari ujung sebrang.

"Ka derenn, aku baik-baik aja. Kaka sendiri gimana?" Ucap ku senang.

"Kaka baik-baik aja nana" Jawabnya.

"Kapan kaka pulang ke sini? Nana kangen kaka, kaka terlalu sibuk dengan urusan kaka sampe kaka lupa kalo nana butuh perhatian kaka karena nana udah ga punya orang tua selain kaka" Riana menghela napas.

"Sabar nana, ka deren juga kangen banget sama kamu. Tapi apa daya kaka, kaka harus cari nafkah buat kamu dan bakalan bikin kamu bahagia, kaka janji akan pulang di saat yang tepat na dan beri semua perhatian ke kamu. Jangan sedih, ka deren sayang kamu my little sister" ucap deren tersenyum miris tanpa di ketahui riana.

"Ya udah kaka hati-hati di sana, jangan lupain janji kaka ke nana ya. Loveyouu"ucap riana serak.

"Good Night and have a nice dreams nana, loveyou too"

Tuut... Tuut...

"Kamu kuat na, kamu kuat! Jangan cengeng na. Ka deren bakalan ada buat kamu"Ujar Riana dengan mata yang berkaca-kaca.

Malam yang sangat gelap, membuat riana harus kembali ke dalam kamarnya dan langsung menidurkan badannya yang terasa ingin runtuh.

====

Gadis ini sedang nangis tersedu-sedu dan sesegukan sampai bahunya bergetar kencang. Ia duduk di tengah-tengah dua batu nisan ayah dan ibunya.

Di tatapnya dua batu nisan dengan gundukan tanah tersebut, ia berharap ia bisa ikut dengan mereka di dunia yang sama.

"Mah, pah. Nana kangen kalian, nana sendirian mah pah. Nana pengen kita ngumpul bareng lagi tapi itu ga mungkin. Ka deren selalu sibuk di sana, nana butuh perhatian kalian. Rey juga udah ninggalin nana sendirian di sini, rey lupa sama nana. Nana pengen ikut kalian" ucap Riana menangis.

Tes...Tes...

Cairan bening dari langit telah turun membasahi semuanya, tetapi tidak dengan riana. Ia masih tetap diam tak berkutik untuk meninggalkan tempat ini, ia memejamkan matanya dan merasakan air hujan yang menyamarkan air mata kesedihannya.

Dia ingin menjadi hujan, Hujan yang selalu menemani setiap orang dalam kesedihan. Hujan yang selalu di nikmati semua orang untuk menutupi air matanya. Hujan yang selalu membuat orang tersenyum dan bahagia.

"Hujan adalah anugerah terindah, hujan adalah penenang hati ketika sedih, Aku senang ketika hujan datang, tidak ada yang dapat mendengar aku menangis. Karna itu aku tenang"

"Mah... Pah... riana mau ikut kalian"

"Nana kangen kalian semua"

====

"REYHAN POV"

Aku memandangi foto gadis cantik yang tersenyum sangat manis bersamanya di pantai.

HEART!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang