Trouble

5.6K 291 8
                                    

Hinata's POV

Bosan. Satu kata yang pantas untuk hari pertama saat ini. Si bubble gum tomboy sedang latihan keras untuk pertandingan kecil-kecilan. Tahu kan? Ya! Sakura- begitulah aku memanggil sahabat pink ku. Aku tak mungkin menemaninya latihan terlalu banyak kaum lelaki di sana. Hal itu membuatku canggung. Sedangkan si ponytail bandar gosip dia ada kelas lukis yang tentunya ada senior gebetan- Sai. Lelaki bermata dan bersurai kelam. Namun selalu menampilkan senyum aneh di wajahnya.

Tidak ada yang menemaniku di taman kampus sini. Kecuali -

"-seperti itu Hinata-chan" cengiran khas nya tertangkap dalam iris tanpa pupilku. Hanya Senpai nyentrik itu yang sedari tadi berceloteh tidak jelas. Aku hanya sesekali menanggapinya. Entah dengan senyum kecil maupun pertanyaan retoris. Intinya selama ia bercuap aku sungguh tak mendengarkannya sama sekali.

Entah apa yang ada di dalam fikiran Senpai kuning itu. Ia selalu saja muncul tiba-tiba saat aku sendiri. Ralat! Tidak juga sih, saat aku bersama Ino dan Sakura pun ia merusak segalanya dan berakhir aku ditemani -paksa- atas keabsolutan Naruto-senpai.

Jujur saja aku sedang malas saat ini. Aku butuh sendiri. Sedaritadi eksistensinya selalu ku acuhkan walaupun aku sadar dirinya nyata berada duduk di sampingku, hingga alunan suara standar keluar dari bibirnya.

"Just wanna be with you...."

Refleks kepalaku menoleh. Aku kenal lirik yang ia nyanyikan tiba-tiba.

"Only you..."

Iris sapphire nya yang bersinar terang mulai pudar menjadi hangat.

"Always You...."

Matanya bergerak ke kanan tepat ke iris lavemderku yang terbuka lebar.

"You're so beautiful to me-"

Tepat saat lirik tersebut ia mantrakan kepalanya menoleh sepenuhnya padaku. Fokus pada mataku. Sapphire yang memukau bagai laut lepas, pupilnya seolah black hole yang menyedot paksa pandanganku ke dalamnya. Aku terkunci.

"It's true..."

Saat itu juga jantungku berdetak berisik. Dengan rasa- menyenangkan. Bolehkah aku berfikir bahwa ia.....

"Amazed by you.."

Sedang...

"I think I am falling..."

Memujiku?.

Kheh. Baka. Mana mungkin? Aku tak percaya! Dalam penampilan saja aku merasa tak sebanding dengan gadis-gadis umum jepang. Penampilanku entahlah- urakan? Menurutku tidak juga. Tomboy? Aku masih senang menggunakan ikat rambut kok. Huh abaikan saja.

Aku ingat Hidan. Bukan, bukan kekasihku. Tapi mantan Sakura. Aku ingat mereka pasangan yang cukup manis membuat Ino dan aku iri. Hubungan mereka penuh keromantisan dan sangat awet hingga suatu kenyataan menampar Sakura telak.

Hidan memiliki kekasih lain Ruigetsu. Selama ini Sakura hanya dijadikan bahan taruhan 'siapa yang berani mendekatinya' pasalnya reputasi Sakura saat SMA dulu ia terkenal galak dan hampir tak pernah bersikap baik pada semua lelaki.

Saat itu Sakura langsung meng-shannaro-kan seluruh member yang ikut dalam taruhan. Namun ia tak menangis samasekali. Malahan justru aku yang menangis keras saat itu. Aku tak percaya Hidan yang baik dan romantis bisa sekeji itu pada Sakura. Aku menangis keras karena tak mau realita itu terjadi, aku sangat menyayangkan hubungan Sakura Hidan karena mereka berpacaran cukup lama, setahun lebih.

Kejadian itu malah membuatku makin tertutup dan tak percaya pada suatu hubungan bernama Pacaran. Herannya harusnya kan Sakura yang menangis bukan aku. Namun kenyataannya aku lebih melankolis, cengeng dan sensitif dalam hal seperti itu.

My Lavender OORerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang