Losing You

6.5K 293 20
                                    

Artis? Aktor? Aktris? Selebriti? Oh astaga bukan. Bukan keinginannya menjadi semacam itu. Lihat saja sekarang Hinata menjadi terkenal dimana-mana terutama kalangan remaja. Bahkan saat harus keluar rumah seperti ini ia harus menggelung rambut indigonya ke dalam hat hitam berlogo khas One Ok Rock. Jangan lupakan masker yang hanya menyisakan mata lavendernya.

Hinata merasa menjadi buronan sekarang.

Salahkan senpai dan sahabat-sahabatnya yang gila dan tidak waras. Naruto lah yang menjadi otak dari video penembakan cinta mereka. Sakura yang disuruh Naruto menjadi kameramen dadakan kenapa juga mau-mau saja. Hinata tak habis pikir. Sekarang apalagi? Si bandar gosip yang sibuk menghebohkan ia dan Naruto beberapa minggu. Lengkap.

Terkadang ia merasa ingin sekali mengadu kepada Ayah atau Niichannya untuk pindah kampus. Tapi itu tidak mungkin terjadi samasekali Hinata bukan golongan anak manja dan suka menyusahkan orang lain. Dan bagusnya setelah kejadian itu Niichannya bertugas di Suna sedangkan Ayahnya belum dikabarkan akan pulang ke Jepang jadi kabar penembakan waktu itu belum sampai ke telinga keduanya. Hinata tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya atau nasib Naruto jika sampai Ayah dan kakaknya tahu.

Karena bosan sendirian di mansion sebesar itu Hinata memutuskan untuk keluar jalan-jalan, kebetulan sekali bahan makanan di dapur mansionnya hampir habis tidak ada salahnya ia sekalian belanja bulanan di supermarket besar yang cukup jauh. Hinata meminta Ko untuk mengantarnya.

Stelan kaus putih dengan tulisan depannya One Ok Rock. Dibalut varsity navy. Serta celana levis hitam sebetis. Jansport mini ransel menutupi punggung mungilnya. Dan sebagai pelengkap kakinya ditutupi oleh sneakers hitam putih. Perfect- menurutnya.

-

Puas shopping Hinata mulai mengantri di kasir. Dan membayar berkantung-kantung belanjaannya. Ko di sebelahnya ikut membantu menenteng plastik tersebut. Sampai di parkiran. Hinata meletakan seluruh belanjaannya di bagasi mobil dan menutup rapat bagasi. Mata lavendernya dapat melihat sosok lelaki berbaju serba hitam berlari sangat kencang membawa tas wanita. Dari belakangnya seorang wanita berambut merah panjang berteriak keras memanggil lelaki itu.

Di basement parkiran tidak ada siapa-siapa. Ini gawat. Hinata berinisiatif membantu menangkap si pencopet. Ia terburu membuka pintu depan samping kemudi.

"Ko-san! Aku ke sana sebentar ya. Kau tunggu sini saja. Jangan kemana-mana." Hinata mengatakan dengan sekali nafas.

"Tu-tunggu Nona Hinata!"

Terlambat. Hinata sudah berlari menuju lelaki yang berlari ke arahnya. Kaki Hinata siap menyelengkat si pencopet.

BRUK!

Wajah si pencopet menghantam lantai basement duluan. Pencopet itu bangkit dan siap menusukan belatinya yang tersimpan di kantung celana belakangnya pada Hinata. Dalam keadaan terdesak seperti ini Hinata cukup menghindari serangan lawannya saja.

Set!

Belati itu meleset hampir mengenai bahu Hinata. Seorang wanita berambut merah panjang tergopoh-gopoh berdiri 3 meter dari medan perkelahian. Mulutnya menganga tak percaya. Tangan lentiknya menyentuhkan jari di layar gadgetnya untuk menelpon polisi. Mata violetnya dapat melihat ketangkasan Hinata dalam menghindar.

Hinata bergerak cepat ke belakang pencopet dan menekan 8 titik syaraf penting dalam tubuh lelaki itu. Dalam sekejap tangan si pencopet melepaskan belati dan tas yang tergenggam tadi. Kaki lelaki itu menekuk dengan posisi berlutut. Ternyata Hinata menotok syarafnya untuk menahan gerakan si lelaki.

Hinata mengambil tas tersebut dan menyerahkannya pada wanita berambut merah.

"Basan tidak apa-apa?" Tanya Hinata melepaskan maskernya.

My Lavender OORerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang