Mentari yang nampak di ufuk timur malu-malu menyinari bumi, menandakan Konoha saat ini memasuki pagi hari. Burung-burung ikut meramaikan dengan kicauan merdunya menemani aktifitas masyarakat Konoha.
Seorang gadis mengerjapkan iris lavendernya yang indah. Mencoba mengumpulkan nyawa sambil meregangkan otot pada tubuhnya. Irisnya melebar sempurna seraya menampakkan senyum malaikat sejuta yen nya ia percaya kecantikan dan semangatnya akan bertambah jika tersenyum di pagi hari saat bangun tidur.
Gadis itu merapikan tempat tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk melakukan ritual seperti biasa. Selesai mandi ia memakai seragam terakhir SMA nya untuk menghadiri OSPEK Universitas bergengsi di kota Konoha. Rambutnya yang berwarna indigo dikuncir satu rendah yang di kesampingkan ke bagian leher kanannya nampak sangat sederhana.
Tak lupa sepatu dan ransel navy dengan logo tengkorak khas band idolanya di bagian sudut kanan bawah. Puas mematut diri dan bersiap ia segera turun ke bawah menyiapkan sarapan untuk anggota keluarganya.
Gadis itu adalah Hinata Hyuuga. Anak kedua dari pasangan Hiashi Hyuuga dan Hikari Hyuuga yang saat ini ibunya tiada karena kanker yang di deritanya. Hinata juga adik dari Neji Hyuuga. Saat ini Hinata baru akan menjajakan tingkat kemampuannya di perguruan tinggi Universitas Konoha, fakultas bisnis.
Tepat saat Hinata selesai menyiapkan sarapan. Anggota keluarganya turun semua menyapa selamat pagi pada Hinata seperti biasa.
Tak lupa di selingi pembicaraan ringan dan candaan kecil juga nasihat dari Ayahnya.
Ya. Beginilah hidupnya. Hinata merupakan satu-satunya gadis di keluarga ini. Maka peranan seorang ibu sudah cukup mahir ia lakoni sejak mendiang Ibunya meninggalkannya ke sisi Kami-sama. Hiashi pun sama sekali tak berminat mencari wanita pendamping atau ibu pengganti bagi kedua anaknya. Baginya Neji dan Hinata sudah lebih dari cukup hasil dari cintanya pada Hikari.
Membuat Hinata mengagumi sosok sang Ayah yang begitu ia puja. Berharap suatu saat ada lelaki yang seperti Ayahnya tegas, berwibawa, setia, dan dapat menaungi nya.
Selesai sarapan Hinata membiarkan maid Hyuuga membereskan. "Hinata belajar yang benar ya, fokus jangan main-main! Jangan mau dekati sembarangan lelaki. Kalau terjebak gunakan gentle fist ala Hyuuga" meluncurlah kalimat tegas dari Hiashi untuk putri semata wayangnya.
"Baik Tou-san!' Hinata bangkit dari tempat duduknya menuju singgasana Ayahnya mengecup pipi kanan dan kiri.
"Neji! Jaga adikmu baik-baik" tambahnya pada si sulung Hyuuga.
"Tentu Tou-san" balasnya.
"Kami berangkat" tutur mereka bersamaan.
-
Selama perjalanan menuju Konoha University. Neji terus saja menyembur Hinata tentang jangan pernah mau dekat-dekat lelaki yang ada di kampus mereka nanti. Menurutnya mereka semua playboy. -lah? Kalau begitu kau sama saja dong Neji. Sister complex yang diidap Neji menjadikan Hinata tak pernah dekat dengan lelaki manapun. Tak ada yang berani menghantarkan nyawa di tangan Neji.
Selesai menceramahi Hinata tak terasa mereka sudah sampai di parkiran kampus. Hinata pamit menuju lapangan kampus tempat menyelenggarakan acara Ospek. Di sana sudah banyak calon mahasiswa berkumpul
"Hinataaaaaaaaa-chaaaan!!!!!" Pekik gadis bersurai warna-warni yang berlari kecil ke arahnya.
Kedua gadis berbeda warna itu memeluk Hinata cukup erat.
"Lama banget sih, kita ampe lumutan tau" rajuk Sakura dengan suara manjanya.
"Heh forehead berisik tau! Jangan pasang tampang nista seperti itu. Aku jijik tau!" Blonde menghina si bubble gum melepaskan dekapannya pada Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lavender OORer
FanfictionBEBERAPA PART TERPRIVATE, KEPO? SILAHKAN FOLLOW DAHULU SUMMARY : Niatnya sih menjahili Hinata sebagai awal perkenalan ospek. Eeehhh Naruto malah kepincut oleh pesona perbedaan nyentriknya Hinata dengan gadis lain. Gimana caranya Naruto naklukin hati...