part4

7.6K 216 1
                                    

Nathan pov

Aku Nathan, lebih tapatnya Nathaniel anggara. Aku anak dari daniel anggara dan lara anggara. Aku adalah CEO di perusahaan ayah ku karena beliau sudah pensiun aku yg harus menggantikannya. Perusahaan ayahku termasuk perusahaan besar yg sudah berkembang pesat. Wars group siapa yg tidak tau perusahaan itu.

Wajahku bisa dibilang ganteng. Bukan aku melebih lebihkan diri sendiri yaa aku memang ganteng karena papaku asli amerika dan ibuku asli indonesia. Tapi gen papa ku lebih kuat jadi wajah ku bule lule gimana gitu. Karena itu aku termasuk dalam 10 CEO tertampan didunia.

Banyak sekali pempuan yg mengejarku dari kalangan artis, model, pengusaha, sampai karyawan di perusahaanku maupun perusahaan lain. Tapi aku sama sekali gak tertarik sama mereka. Oh jangan berfikiran macam macam aku bukan gay. Aku hanya mencintai satu orang dari dulu sampai sekarang seorang gadis cantik yg aku temui saat aku berusia 11 tahun. Cinta pertama ku.

Karena itu aku bersikap sangat dingin pada perempuan karena aku hanya ingin menjaga hatiku untuk gadisku. "bisakah dia kupanggil gadisku" batin ku tersenyum . Tapi dengan sikap ku yang dingin mereka semakin gencar mendekati ku karena kata mereka aku itu cool. Aku heran dengan jalan pikiran mereka.

"pak hari ini kita ada meeting dengan perusahaan starmoon group untuk membahas tentang pembangunan hotel baru kita di bali" kata sekertaris sekaligus sahabatku reno.

"gak usah sok formal deh no, gue jijik dengernya"balas ku acuh membuatnya terkekeh geli
"ohh calm down pak bos jangan marah marah " balasnya lagi sambil tersenyum dan membentuk jarinya menjadi tanda peace
"ais.. Oh ya no hari ini kita meeting sama perusahaan apa dan apa yg akan dibahas" ucap ku dingin.
"jangan loe keluarin jurus dingin andalan loe itu sama gue itu gak mempan sama sekali" aku memandang kesal dirinya "dan kita bakalan meeting sama perusahaan starmoon group untuk membahas proyek baru kita,pembangunan hotel dibali. Mereka yg akan merancang properti nya " lanjutnya
"starmoon kok gue gak pernah denger ya" tanya ku " ya karena perusahaan mereka emang gak terkenal2 banget tapi produksi yg mereka hasilkan sesuai dengan keinginan kita" jawab reno. Yg kubalas dengan O

****

Sekarang aku sudah berada di depan perusahaan starmoon group perusahaan yg bisa di bilang lumayan besar, tapi lebih besar perusahaan ku lah.
"hoi bro ayo masuk " kata reno mengagetkanku dan aku balas dengan anggukan.

Saat kami memasuki lobby perusahaan banyak perempuan2 yg menatap kami lapar bahkan ada yg terang terangan memuji kami

"ahh ganteng banget mereka!

"ah yg pake jas item ganteng banget cool lagi, siapa sih namanya!

" ahh ganteng banget, tapi yg satunya dingin bgt! "

"gue mau jadi pacarnyaaaa "

Kira2 begitulah teriakan mereka yg hanya aku balas dengan muka datar dan sikap acuh ku.

Skip

Sekarang kami sudah duduk di ruang meeting dan tinggal menunggu CEO perusahaan ini.

"mana sih ceo nya kok gak tepat waktu " ketus ku pada reno
" sabar kali pak kita baru nungguin dia 5 menit. "
"oh ya no, siapa nama CEOnya? "
Tantaku polos
"kalo gak salah sih buk lia, orangnya masih muda loh, seumuran sama kita mungkin" jawab reno yg hanya ku balas dengan O.

"maaf saya terlambat" suara seseorang menginstruksi ku untuk menatapnya aku terpaku pada satu titik perempuan tersebut " matanya , hitam sekelam malam mata itu begitu familiar ah yaa itu mata gadisku, apa jangan2 dia gadis itu gadis kecil yg aku cari selama ini " batin ku.

Gadis itu sempat kaget melihat ku dan terdiam sebentar. Kok aku jadi gugub seperti ini sih langsung saja aku mendehem " eehmm" gadis itu terkejut papi dia langsung menormalkan kembali ekspresi nya seperti nya dia malu " maaf menunggu lama tadi saya ada keperluan sebentar mari kita mulai meetingnya"kata gadis itu.

Meeting nya berlangsung dengan lancar dari tadi aku tidak pernah mengalihkan sedikitpun pandanganku dari dia. Aku menatapnya intens dia sepertinya tidak nyaman dengan tatapan ku.

" no, nama lengkap CEO nya siapa sih? "tanyaku pada reno
"kalo gak salah sih fedelia fadelia ah ya fredelia viola s " jawab reno sambil terus mencatat hal2 penting di meeting kali ini.
"apa fredelia viola, jadi bener dia vio, vio gadis kecil yg gue cari selama ini, gadisku " batinku bersorak .

"oke rapat kali ini sampai disini saja, nanti kita bicarakan lebih lanjutnya bagaimana, dan terima kasih karena perusahaan wars group mau bekerja sama dengan perusahaan kami yg sangat kecil ini "
Kata gadis itu yg dibalas oleh reno " iya buk lia kami juga berterima kasih Karena perusahaan ibu mau bekeja sama dengan perusahaan kami" dilanjut kan dengan menjabat tangan gadisku "cailah gadis ku, kapan dia jadi gadis loe? " batin ku mencemooh " si reno juga Ngapain lagi pegang tangan si vio kelamaan gak tau apa gue cemburu"batinku kesal
"eh siapa elo cemburu cemburu pacar bukan saudara bukan temen juga buka parahnya lagi kenal juga kagak mungkin dianya"

"enak aje lo ngomong gitu gue itu kenal sama dia camkan itu. Tapi dia masih inget gak yaa sama gue? "

"sadar juga loe"

Udah ah udah aku menghentikan perdebatan yg terjadi di pikiran ku. Itu hanya membuat ku kesal. Dan yg semakin membuat ku kesal sireno masih menjabat tangan vio cuy tangan gadisku ini sudah 3 menit. Kesabaranku habis langsung aja gue tarik tangan si reno.

"ayo no kita pulang urusanya udah selesai kan" kataku menahan marah bahkan rahangku sudah mengeras
"kami permisi dulu buk vio" ucap ku datar sambil menekankan kata vio. Dia seperti nyq kaget saat mendengar ku memanggil nama panggilan nya. Tapi dia langsung menormalkan ekspresi nya dan tersenyum tipis kearah kami

"ohhh dia sangat manis dan lucu jadi pengen cium deh.. Eh" batinku

"no cari tau tentang vio semuanya harus lengkap besok harus ada di meja gue. "titahku pada reno

"vio? Vio siapa? "tanyanya bingung

" itu loh CEO perusahaan tadi" jawabku yg hanya dibalas dengan O.

"aku menemukan mu my love, fredelia viola. Finally i found you. " batinku tertawa senang aku tidak pernah sesenang ini dalam hidupku setelah dia pergi

ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang