8. Are You Kidding Me ?

85 7 1
                                    


typo bertebaran.

----------

(Elisa's POV)

"Elisa."

"Elisa ! !" Haruskah Vanessa membangunkanku sepagi ini.

"Hmm." Hanya kata itu yang bisa kuucapkan saat ini. Aku sedang mimpi indah, aku tidak mau diganggu, tidak sekarang.

"Ayolah bangun Snow White, apa aku harus membangunkanmu sama seperti dicerita aslinya eh? Melakukan hal yang bisa membuatmu bangun dari tidur cantikmu ?" Dari dulu aku sangat benci cerita putri tidur atau cerita putri – putri lainnya. Aku lebih menyukai cerita tentang hewan. Tapi bukan berarti aku membenci cerita klasik tentang putri tidur aku tidak mengikuti cerita itu. Aku tahu apa yang dilakukan pangeran untuk membangunkan putri tidur. Pangeran mencium putri tidur. Siapa sebenarnya yang sedang membangunkanku saat ini ? Vanessa tidak mungkin mengatakan hal yang menjijikan seperti ini.

"Baiklah tuan putri, aku akan sangat amat senang untuk menciummu agar kau bangun." Aku merasakan hembusan napasnya di pipiku. Aku terlalu malas untuk memuka mataku, terlalu malas untuk melihat siapa yang berani membangunkanku.

BUKKK

"Aww, apa yang kau lakukan hah?" Saat aku merasakan wajah orang itu mendekat aku refkles memukulkan tanganku ke wajahnya, dan teryata itu tepat mengenai tulang pipinya. Aku rasa aku dalam masalah sekarang, Oh tidak.

"Seharusnya aku yang tanya, apa yang kau lakukan?" Aku berteriak kearahnya. Oh Tuhan kenapa aku harus berhadapan dengan laki - laki sejenis dia. Apa ini hukuman darimu karena aku berusaha untuk menjauhi Nathan ? Mungkin memang sebaiknya aku kembali ke Inggris. Setelah menjalanin hukumanku selama sebulan aku harus kembali ke Inggris.

"Kau tidak datang kerumahku, kau seharusnya datang jam 7. Sekarang sudah jam 9 dan kau baru bangun dari tidurmu. Kau bekerja padaku seharusnya aku yang marah, dan sekarang kamu malah memukulku." Aku terdiam sejenak mendengar penjelasannya yang cukup panjang itu. Memang benar aku yang salah disini tapi apa maksud dia dengan ingin menciumku, dia benar – benar pria amoral. Otakku bahkan sudah mencatat hal itu, masih 30 hari lagi dan aku harus berhati - hati. Bisa saja dia melakukan hal yang lebih dari ini.

"baiklah – baiklah, maafkan aku." Dia hanya diam sambil menatapku dengan pandangan yang tak jelas. Aku rasa semua yang berhubungan dengannya memang tidak jelas. Aku meregangkan otot – otoku dengan memutar kepalaku ke kanan dan ke kiri.

"kenapa kau masih disini? Cepat keluar !" kataku setengah berteriak.

"Bagaiman kalau aku tidak mau ?" Tak perlu menunggu lama dia sudah keluar, bersama guling yang aku lempar tepat di wajahnya.

Baru satu hari aku menjadi asistennya aku sudah merasa seperti kerja rodi selama 10 tahun, aku tahu itu berlebihan tapi itulah yang aku rasakan. Aku bangun dari tempat tidurku dan melihat apakah ada panggilan di ponselku. Ada 5 pesan dan itu semua berasal dari Nathan. Aku hanya bisa tersenyum membaca pesan darinya, dia sungguh manis hal itulah yang membuat aku menyukainya. Aku membalas pesan dari Nathan dan segera pergi mandi.

Setelah selesai dengan diriku aku keluar kamar dan tidak menemukan siapapun. Vannessa mungkin sudah pergi bekerja, tapi kemana pria cerewet itu? Sudahlah bagus kalau dia sudah meninggalkan tempat ini. Aku berjalan menuju dapur dan melihat sandwich dan jus jeruk di meja makan. Vanesaa memang paling mengerti aku.

"Bagaimana rasanya ?" Aku meminum jus jerukku dengan cepat, dia seperti jin muncul dengan tiba – tiba dan pergi dengan sifat menyebalkannya.

"Buatan Vanessa selalu enak." Jawabku sambil terus mengunyah sandwich-ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Officially YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang