Our Life Is Begin, Baby.

186 7 1
                                    

Setelah pernikahan mereka usai, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah mereka yang dulu. Hanya sekedar untuk mengambil barang-barang yang diperlukan untuk di pindah ke apartmen mereka. Meskipun sangat lelah, tapi mau tak mau mereka harus melakukannya. Rumah yang dulu mereka tinggali, kini hanya akan jadi kenangan indah. Tidak, bukan kenangan. Mereka tidak meninggalkannya. Mereka hanya berpindah. Mereka tetap bisa merasakan masa-masa dimana mereka pernah bermain bersama di masa kecil. Mereka masih bisa mengulang semuanya meskipun tidak sepenuhnya. Mereka masih sangat merindukan hal kecil seperti dulu.  Namun, mereka sadar bahwa mereka sudah bukan anak berusia 10tahun yang bermain kejar-kejaran di kompleks perumahannya.

"Hm, aku harus bawa apa, Chagi-ya?" Hyunji tampak bingung untuk saat membereskan beberapa barang dikamarnya. Dibantu Kai, dia juga sedang berada disana.

"Pilihlah yang kau butuhkan. Lagipula kau masih sering pulang kerumah ini, sayang." Kai tersenyum mendekati Hyunji.

"Ehm, baiklah."

"Wah, kau masih menyimpannya?" Kai tampak sedikit kaget karna dia menemukan surat kepergiannya saat dia kecil dulu.

"Ck, itu karna kau terlalu membuatku merindukanmu." Hyunji memanyunkan bibirnya.

"Ohoho, apa kau merindukanku saat itu?" Kai tersenyum genit.

"Jangan tanya lagi atau aku akan-"

"Akan apa?" Kai memotong kalimat Hyunji. Dan tersenyum genit ke arahnya.

"Sudahlah."

"Aku tau kau akan menciumku, karna kau masih menyimpan rindu itu." Kai menggoda Hyunji.

"A-apa?" Hyunji seketika gugup. Bagaimana bisa Kai mengatakan bahwa dia akan menciumnya.

"Haha, kau lucu sekali." Kai tersenyum, mengusap rambut Hyunji. Dan, 'cup' satu kecupam mendarat di pipi kanan Hyunji. Seketika pipi Hyunji berubah menjadi merah.

"Ya~ kau kenapa, chagi-ya?" Kai sedikit tertawa dengan ekspresi wajah Hyunji yang sedang menahan malu.

"A-apa maksudmu? Aku tidak apa-apa." Jawab Hyunji gugup.

"Kau cantik."

"Hais, sudahlah. Aku harus membereskan ini, sayangku. Jadi tolong bantu aku." Hyunji sedikit menahan sabar.

"Hahaha~ arrasseo, chagi. Terimakasih kau mau menyimpannya dengan baik." Kai tersenyum.

"Ehm, ya."

---

"Umma, aku sudah membereskan barang-barangku. Aku rasa, aku harus pergi sekarang." Pamit Hyunji kepada orangtua-nya yang kini berada di depan rumah. Hyunji sudah selesai membereskan barang-barang nya. Sedikit berat rasanya bagi Hyunji untuk meninggalkan rumah dimana ia dibesarkan dan tinggal bersama orangtua nya. Tapi dia tau bahwa dia harus melewati masa-masa ini dan memulai hidup baru.

"Kau, tidak ingin lebih lama lagi disini?" Tanya Umma Hyunji yang sedikit terharu akan kepergian anak putrinya.

"Em, aku rasa, tidak, Umma. Ada yang perlu aku selesaikan juga dirumah kami yang baru." Hyunji cukup meyakinkan.

"Baiklah kalau begitu, jadilah istri yang baik untuk suamimu. Jadilah wanita baik seperti apa yang Umma katakan."

"Aku mengerti, Umma." Hyunji menunduk dan memberikan senyumnya.

"Kai, tolong jaga Hyunji, ne. Kau yang bertanggung jawab atas keluarga-mu, terlebih istrimu. Jadilah suami yang baik dan pria yang baik." Appa Hyunji menambahkan.

"Aku mengerti, Appa." Kai tersenyum.

"Baiklah, berhati-hatilah kalian. Semoga hidup kalian bahagia." Umma Hyunji tersenyum dan sedikit meneteskan air matanya.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang