Prolog

15.5K 198 9
                                    

Gw suka sama dia... tapi gw juga udh engga suka sama dia...

Dilema itu tetap terbersit di pikiranku hingga membuatku susah untuk tidur.

Dia bisa dibilang sempurna, wajah yang bisa dibilang tampan 'untuk ku', humoris, sangat penyayang, bahkan terlalu penyayang.

Bisa dibilang, soundtrack untuk keadaan sekarang itu lagunya Tulus, "Jangan Cintai aku Apa Adanya".

Ya, gimana engga coba, kita pacaran udah hampir 1 bulan, tapi semuanya standart.

Bukannya gw ga mau dia muji muji gua terus, tapi, paling tidak, setidak ada itukah kekuranganku ?

Bahkan dia yang terus terusan minta maaf walaupun bagi aku dia tidak buat salah.

Lama lama aku jenuh, bosan, tapi aku masih punya akal sehat, merupakan hal yang amat dosa besar bagiku untuk putus karena alasan 'BOSAN'.

NO WAY. Itu bakalan sakit banget.
Lagipula... bukannya aku udah engga sayang sama dia, kalo soal sayang menyayang sih aku masih sayang banget... Tapi...

Hmm...

Aku terus melamun di tempat tidurku, tentang bagaimana dan apa yang bisa aku lakukan dengan ini. Dan kemudian aku tersentak saat melihat ke arah jam beker ku. Jam 1:20 Pagi.

"Shit!" Kataku sambil bergegas mengatur posisi tidur ku dan berusaha untuk tidur.

~~~~~~~~~
Tepukan di bahuku membuatku terbangun dari tidurku yang bisa dibilang nyenyak itu.

Aku memalingkan wajahku -yang tadinya terbenam di tanganku itu- dengan malas ke arah temanku.

"Apaan ?" Tanyaku dengan suara yang seperti orang yang baru bangun setelah tertidur beratus ratus tahun.

Sebelum dia sempat menjawab, mataku berpaling ke sosok besar yang berdiri di belakangnya.

"Syithhh.." desisku saat melihat Pak Hendrawan melihatku dengan tatapan mautnya itu sambil menyilangkan tangannya.

"I'm in a big trouble now." Pikirku sambil terburu buru mengambil buku Bahasa Inggris dari tas Neosack ku dan meletakkan nya di meja. Dan.. pura pura sibuk menanyakan apa yang dikerjakan dan halaman berapa sekarang.

Entah angin apa yang sedang bertiup, Pak Hendrawan kembali ke tempat duduknya saat dia memastikan aku sudah benar benar terbangun.

"Kenapa engga bangunin gw sih tadi ?" Gerutuku dengan muka cemberut.

"Bisa bisa gw yang habis dibuat Pak Hendra kalo dia tau gw ngebangunin elo sebelum dia yang izinin." kata Rico, teman sebangku ku itu.

"Ngebangunin orang juga harus izin ? Wah... terkesan gw, sejak kapan guru baru bisa jadi se-killer itu sama anak anak berandalan kayak kita ?" Kataku sambil ngerjain soal soal di buku cetak.

Tapi ada satu hal yang pasti....,
Pak Hendrawan akan memanggilku ke kantornya saat jam istirahat, dan disaat itulah hari penghakiman terjadi. *glek* #NelenLudah

><><><><><><><><><><><><><><

I Love Him But I Don't [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang