10. Debat

3.9K 107 0
                                    

Ku buka mataku perlahan, untuk yang kesekian kalinya setelah aku pingsan.

Semua ini bukan mimpi.

Aku masih berada di tempat tidur rumah sakit, dengan kepala yang diperban..., namun ayah tidak ada disini.

"Mungkin papa lagi di ruangan mama..." Pikirku dalam hati.

Ku lihat sekeliling dan kusadari 2 lelaki itu masih ada disini.

Ya, dua duanya.

Mereka tertidur di sofa.

Ku lihat arloji ku dan menyadari bahwa 3/4 hari kuhabiskan untuk tidur -mengingat bahwa tadi aku terbangun jam 6 malam, dan sekarang sudah jam 11 malam saja.

Kenapa membutuhkan waktu yang lama bagiku untuk sadar dari pingsan ?

Di semua film yang ku lihat, mereka semua siuman tak lebih dari 1 jam.

Kurasakan cacing cacing di perutku protes karena tidak diberi makan.

Sial, kemana sih aku sebelum kecelakaan tadi ?

Ku coba untuk berdiri lagi, kali ini aku benar benar berpegangan pada ujung tempat tidur agar tidak terjatuh lagi.

Lalu kulangkah kan kakiku dengan perlahan agar denyutan itu tidak kembali.

Ku lihat ke arah meja disamping sofa kedua lelaki itu tertidur.

Terdapat 2 plastik disana. Ku lihat ke dalamnya.

"Asikkk, makanan..." gumamku pelan.

2 Plastik itu memiliki isi yang berbeda.

Bubur ayam, dan nasi ayam kampung.

Seingatku, aku suka nasi ayam kampung, tapi... aku akan lebih memilih bubur ayam disaat seperti ini.

Ku langkahkan kembali kakiku ke arah tempat tidur dingin itu.

"Ah... jarum infus ini sangat mengganggu..." Kataku menggerutu dalam hati sambil perlahan melangkah.

"Kamu udah bangun ? Gimana ? Kepala kamu masih sakit ?" Terdengar suara seorang lelaki dari belakangku, dan akupun berbalik untuk mengetahui siapa itu.

Dan rupanya itu suara dari lelaki asing itu, dia sudah bangun.

"Ya Tuhan... Siapa sih dia..?" Tanyaku dalam hati.

Secara canggung, akupun menggangguk untuk mengiyakan pertanyaannya.

"Jangan terlalu banyak bergerak, aku ingin kau cepat sembuh..." katanya sambil mendatangiku.

Secara spontan ku lepaskan dua kantong plastik yang berisi makanan itu untuk menghentikannya bergerak.

"Berhenti." Teriakku, menghentikannya untuk berjalan lebih dekat ke arahku dengan merentangkan kedua tanganku kedepan.

"Maaf. Aku...aku hanya..." Kata katanya terputus putus, mungkin dia terkejut karena aku meneriakinya tadi.

Apakah aku sedekat itu padanya sehingga dia terlihat sangat shock ? Astaga... siapa sih dia ?

Degupan hatiku semakin kencang, mengiringi canggungnya keadaan di dalam ruangan itu.

Ku Tekukkan kedua kakiku untuk mengambil dua kantong plastik yang ku jatuhkan tadi itu.

Syukurlah kotak gabus itu tidak menumpahkan makanannya keluar.

"Ada apa ini ?" Tanya sebuah suara dari arah sofa lagi, dan kali ini aku yakin itu Alvredo.

Aku mendongak untuk melihat orang itu. Yap, itu Alvredo, entah mengapa, dan entah sejak kapan, aku bisa mengenali suaranya.

Aneh.

"Diamlah, dan kembalilah ke alam tidurmu. Jangan ikut campur." Kata pria asing itu.

"Siapa memangnya dirimu ? Dengan lantangnya menyuruhku tidak ikut campur. Apapun yang berhubungan dengan dia, berhubungan denganku !" Bentak Alvredo.

"Apa maksudnya ? Apakah.. jangan jangan Alvredo itu adalah...." Sebelum pikiranku menjadi semakin liar, pria asing itu melanjutkan kata katanya dengan muka yang terheran heran.

"Apa maksudmu ? Memangnya kau siapa ?!" Tanya pria asing itu, mewakili pertanyaan yang terbersit di pikiranku barusan.

Alvredo terdiam, lalu melihatku.

"Aku pacarnya." Katanya dengan lantang.

~~~~~~~~~~~~
Another short chapter guyssssss,
Sorrih dorrih morrih stoberihhh
Hahahha,
Aku usahain chapter selanjutnya lebih panjang deh yaaaaa.

Kira-kira apa ya motif Alvredo yang ngaku ngaku sebagai pacar Angel ? hmmm apa nih alasannya menurut kalian ??

Tapi tetepppp, jangan lupa untuk Vote, Comment semua pendapat kamuu, terus Share dehh ke temen temen kamuu...

XOXO,
Thanks for readinggg..

I Love Him But I Don't [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang