7. Cheating

490 54 16
                                    


"Seungcheol-Oppa?"

"Ah, Irene?" Irene memperhatikan keranjang belanjaan Seungcheol.

"Tidak menyangka bisa bertemu di sini. Kau, berbelanja?"

"Aku di Seoul tinggal sendiri, orangtuaku di Daegu. Tentu saja aku harus mandiri."

"Oh, begitu."

"Kau mau membuat apa?"

"Eh?"

"Kau membeli sayuran dan bahan makanan banyak sekali."

"Ah, iya. Karena katanya Joshua ingin makan ayam. Jadi, sekalian saja aku buatkan bekal." Ucap Irene seraya tersenyum memperhatikan keranjang belanjaannya.

"Wah, enak sekali ya jadi Joshua. Aku juga mau dibuatkan bekal."

"Eh?"

"Ah, itu karena aku ingin tau Jeonghan sebenarnya bisa memasak tidak ya. Hehe"

"Oh. Kalau begitu, minta saja dia membuatkanmu sesuatu." Saran Irene.

"Mungkin akan kulakukan. Kau sepertinya belum membeli ayam, mau kuantar."

"Ah, tidak usah, aku tidak mau merepotkan."

"Tidak apa, ayo." Seungcheol pun menuju tempat ayam di supermarket yang cukup besar ini, Irene pun mengikuti dari belakang. Seungcheol yang sedikit banyak tau tentang bahan makanan karena sudah terbiasa hidup sendiri pun membantu Irene memilih bahan makanan.

"Terima kasih, Oppa." Irene pun tersenyum senang ke arah Seungcheol karena telah membantunya. Namun, Seungcheol hanya terdiam memandangi Irene.

"Irene."

"Ya?"

"Apa kau mau menjadi temanku?"

"Teman?"

"Karena, ini pertama kalinya ada orang yang memanggilku Oppa. Rasanya senang sekali."

"Loh, bukannya para penggemarmu juga memanggilmu Oppa?"

"Tentu saja rasanya berbeda. Teman-teman wanitaku yang ada seumuran kalau tidak ya yang lebih tua dariku. Aku juga tidak punya adik perempuan. Jadi, bisa dibilang kalau kau mau menjadi temanku, kau menjadi teman wanita yang lebih muda pertamaku. Lagian, kau juga pacarnya sahabat kekasihku." Irene pun terdiam sesaat, ini juga pertama kalinya bagi Irene ada kakak kelas yang memintanya secara langsung menjadi temannya.

"Tentu, dengan senang hati, Oppa."

*****

"Good Morning!"

"J-Jeonghan?" Joshua terkejut karena Jeonghan tiba-tiba mengejutkannya saat keluar pagar rumahnya.

"Hari ini, biar gantian aku yang menjemputmu."

"Baiklah, ayo." Joshua dan Jeonghan terlihat gembira sekali, terpancar dari senyum di wajah keduanya yang mengalahkan indahnya sinar mentari pagi ini.

Semenjak kejadian di elevator waktu itu, mereka mulai kembali dekat. Semua di awali dengan pagi yang cerah keesokan harinya dimana Joshua menjemput Jeonghan di rumahnya untuk mengajaknya pergi ke sekolah bersama. Namun, hari ini Jeonghan yang berinisiatif mengejutkan Joshua dengan gantian menjemputnya. Tidak hanya pergi dan pulang sekolah bareng, tapi di sekolah pun mereka sudah tidak canggung lagi, walau sebenarnya Joshua maupun Jeonghan juga ingin bisa pergi ke kantin dan makan siang bersama seperti dulu. Apa daya, kesibukan klub masing-masing menghambat mereka.

HIM or HER ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang