Please vote and comment before you close this story. Thanks for your attention and your time.
---
Aku terbangun dari tidurku, dengan suasana pagi yang sama. Selalu begini, di apartemen ini aku menjalani rutinitas yang sangat monoton. Kerja - tidur -bangun - dan kerja lagi. Terus seperti ini.
Oh damn aku merindukan kekasihku...
Ify Alyssa. Aku gadis keturunan Jawa - Jerman. Aku bekerja sebagai seorang fashion stylist dan designer di sebuah Perusahaan Fashion Nasional. Lulusan sekolah fashion terbaik di Paris, membuatku tak bisa dipandang remeh oleh semua orang.
---
Pagi ini aku berdiri tepat di samping MM Tower. MM Tower ini adalah gedung gabungan beberapa anak perusahaan dari MM Group. Anak perusahaan ini mulai dari Majalah fashion dewasa, Agency model, Studio foto ternama dan masih banyak anak perusahaan lainnya.
Aku bekerja sepanjang hari di kubikelku, membuat design stylist untuk divisi studio. Desain yang nantinya akan dipakai untuk para model majalah dewasa baik pria ataupun wanita.
"Fy, lo gak lunch? Ini udah hampir jam 1 siang loh," Ajak teman kantorku, Sivia. Sekaligus sahabat karibku.
"Lo tau kan gue ada deadline buat stylist pemotretan majalah sore ini," Jawabku tanpa menoleh sedikitpun ke arah Sivia.
"Ya kan seenggaknya bisa setengah jam aja. Emang kerjaan lo masih kurang banyak ya?" Tanya Sivia lagi.
Aku menghembuskan nafas berat untuk kesekian kalinya. Bukan maksudku untuk menolak ajakan baik Sivia. Aku memang sangat lapar and i need to eat some meal. Tapi, saat ini benar benar tidak memungkinkan.
"Sorry banget Vi, gue emang laper. Tapi ini hidup dan mati gue. Lo tenang aja gue bisa makan cokelat di laci gue dan minum air putih segalon kok. I'm okay!" Kali ini aku menoleh saat menjawab Sivia, lalu menatapnya dengan penuh keyakinan.
Dan Sivia akhirnya mengerti, dia pergi meninggalkanku di kubikel dengan damai.
---
14.00 WIB
Setelah dengan rela menelantarkan begitu saja jam makan siang, aku bisa menyelesaikan layout design untuk pemotretan hari ini.
Tema yang diberikan oleh si fotografer memang tidak terlalu sulit atau bisa dibilang makanan sehari hariku. Casual. At least biasa bangetkan?
"Heh behel apa-apaan nih. Gue kan udah kasih lo tema kasual kenapa lo kasih design kayak orang di kutub gini sih, pake syal-syal segala lagi," Protes si fotografer. Aku menggeram, enak saja design sebagus itu dibilang kayak di kutub.
"Suh, berkali-kali gue bilang sama lo kalo lo gak ngerti soal fashion, please gak usah komentar. Cukup lakuin kerjaan lo jadi yukang foto," Jawabku sinis.
Mario Stevano, tidak ada yang salah secara fisik dari pria ini. Dia tampan dan berbakat pada bidangnya. Tapi satu yang selalu ku benci dari pria ini, dia selalu membuat masalah dengan ku.
Well, bukan geer atau apalah. Setiap proyek yang kami jalani Mario selalu saja mengeluarkan komentar yang membuatku emosi dan naik darah. Dan aku benci dia memanggilku behel. Behel ku ini sexy tau, huh!
"Wow, santai dong! Gue kan cuma komentar sejujur-jujurnya. Lagian lo selalu luar biasa anehnya setiap ngasih gue design," Mario menaruh layout yang kuberi dan kini asyik memainkan kameranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Things
ChickLitKisah dari dua manusia yang saling mencintai karena sebuah keterikatan. Terinspirasi dari penulis novel metropop favorit saya, Christian Simamora. Cover credited by: @moemoerlin thx sayangku! Anggie Dwi