Neun

758 81 23
                                    

Please vote and comment before you close this story. Thanks for your attention and your time!

---

Ify POV

Jam beker di kamarku bekerja sangat baik kali ini. Suara deringnya berteriak membangunkan ku tepat pukul 04.00 pagi seperti yang ku minta. Ku turunkan kaki jenjangku dan mengangkat tanganku tinggi-tinggi ke atas untuk merenggangkan otot. Setelah itu baru menuju kamar mandi dan menyalakan kran yang ada di ujung bath-up.

Kali ini aku memilih air hangat, jelas saja. Biasanya aku mandi jam 8 pagi dengan air biasa, kalau sekarang aku lakukan itu bisa bisa aku mati kedinginan di tempat ini. Ku tenggelamkan tubuhku kedalam bath-up yang berisi campuran air hangat dan sabun aromatheraphy. Hangat dan Harum, begitu nyaman untukku.

Setelah 10 menit berendam aku keluar dan membaluti tubuhku dengan sabun dan menggosok gigi. Kemudian membilasnya, ku gapai handuk yang tergantung di dekat slide door kamar mandi ku. Aku duduk di meja rias untuk menyisir rambut sebahuku. Setelah rambutku rapi baru aku ke walk in closet untuk berganti baju.

Karena pagi ini dingin sekali aku memilih pakai long dress beraksen black & white dan ku tutupi dengan blazer warna hitam. Aku memilih pake sepatu kets. Sudah selesai ku gantungkan sunglasses di mataku, aku keluar dari apartemenku dengan satu koper besar dan toth bag kecil yang biasa ku pakai.

 Sudah selesai ku gantungkan sunglasses di mataku, aku keluar dari apartemenku dengan satu koper besar dan toth bag kecil yang biasa ku pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu pesan dari musuh, ku terima saat aku sudah duduk di dalam taksi dan berjalan menuju bandara Soekarno-Hatta.

Mario:
Hel lo udah berangkat kan? 1 jam lagi kita take-off. Gue dan Zahra udah sampe. Via Alvin otw.

IH HARUS BANGET YA NULIS PESAN NYA "GUE DAN ZAHRA" BIKIN GEDEK AJA!

Aku mengetik beberapa kalimat balasan untuk musuh dan dia tak membalas lagi setelahnya. Hatiku tiba-tiba terbakar, rasanya benar-benar tak terima kalau sekarang Mario sudah ada di bandara bersama Zahra. Apa lagi yang dia dengar Zahra pernah nembak Mario tapi di tolak dengan halus oleh lelaki itu.
Dengan semua kekesalan hatiku, aku pasrah dan memilih mendengarkan lagu favoritku di I-pod supaya mood-ku jadi lebih baik setelah ini.

---

Mario POV

Aku mendorong koper ku ke ruang tunggu domestik bandara Soekarno-Hatta. Dengan setelan jeans dan kemeja hitam beraksen putih di sakunya aku duduk disana, tak berapa lama kemudian asisten ku Zahra datang dengan pakain formalnya seperti yang ia pakai di kantor. Mario tak heran karena Zahra memang orang yang disiplin.

Sudah lima belas menit tapi Ify tak kunjung datang, mataku ini dengan tajam mengelilingi seluruh sudut Bandara. Tapi nihil, ku rogoh saku kemeja ku untuk mengambil Blackberry ku. Aku mengetik beberapa pesan untuk behel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Things Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang