3. H-123 (2)

122 19 0
                                    

Sore, H-123.

Clara tersenyum kecil ketika mengingat kata-kata Anneliese. Ia merasa seperti memiliki seorang adik kecil sekarang. Mengingat ia adalah seorang anak tunggal, rasanya cukup menyenangkan.

Ah! Clara nyaris lupa bahwa ia juga harus bertemu dengan Timothy!

Clara segera menghampiri petugas terdekat, mengatakan bahwa ia harus bertemu dengan Timothy.

"Ia baru saja kembali ke sel, nona. Sementara tahanan lain masih di luar. Mungkin aman untuk menemuinya disana, mengingat ia sendirian."

Clara mengangguk. Penjaga itu pun menemuinya berjalan menuju penjara kelas III. Dan benar, tidak ada orang disana. Bahkan Anneliese pun kembali ke lapangan dengan ceria.

"34, 35, 36, 37..."

Itu dia! Salah satu tanda bahwa Timothy ada di selnya adalah ada suara penghitungan.

Clara segeraelangkah cepat, mendahului sang penjaga dan mengintip sel nomor III-G.

Namun, tidak ada orang disana.

Hanya sebuah tape rekaman yang terulang di sudut ruangan.

"K-KABUR! TAHANAN III-G KABUR!!"

-------------

Bukan hanya para penjaga yang kewalahan. Clara dan Gregory juga. Semua tahanan dipaksa untuk kembali ke sel mereka masing-masing, berarti Gregory harus menyudahi pembicaraannya dengan Jacob yang sebenarnya belum menghasilkan apa-apa.

"Dia gila," ucap Gregory ngeri. "Pembicaraan kami tidak bisa berjalan efektif. Ia terus menerus mengulangi topik."

Clara berjalan cepat. Ia berusaha agar tetap menangkap ucapan Gregory, namun ia tidak bisa. Ia yakin, Timothy kabur bukan untuk hidup bebas. Kemungkinan besar untuk bunuh diri--ia ingat, seberapa inginnya pemuda itu untuk mati.

"Oi, oi, Noona! Kau ingin mengejarnya?!" Tanya Gregory, berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Clara. Namun gadis itu terlalu cepat.

"Aku ingin mencarinya, Greg."

Clara dan Gregory telah melewati lapangan besar itu, dan keluar melalui pintu utama. Seharusnya Timothy belum berjalan terlalu jauh. Saat Clara berbicara dengan Anneliese, ia masih ada di lapangan. Pembicaraannya dengan Anneliese hanya berlangsung sekitar 15 menit. Kira-kira ia menghilang 25 menit lalu. Tidak mungkin dalam 25 menit seseorang bisa keluar dari pulau ini.

"Greg." Clara menoleh ke belakang. "Kita berpencar disini."

"Kurasa penjara membuatmu gila," sindir Gregory. Tentu saja ia sangat tidak setuju dengan keputusan Clara ini. "Yang kita cari ini adalah pembunuh berantai yang--"

"--yang bisa saja sudah mati saat kau membantahku saat ini!" Clara memotong kata-kata Gregory.

Pemuda berambut cokelat muda itu hanya diam. Mungkin tidak ikut bersama Clara di kunjungan pertamanya adalah keputusan yang salah, karena membuatnya tidak tahu apa saja yang ia lihat, apa saja yang tahanan bernama Timothy itu tunjukan pada Clara.

Dan Gregory tahu, Clara bukan psikolog bodoh dan abal-abal. Intuisinya cukup kuat. Walaupun ia baru bertemu Timothy sekali, entah bagaimana ia berhasil mengenal pemuda itu.

"Noona, kalau terjadi sesuatu--"

Senyuman menenangkan Clara muncul. Membuat Gregory tidak bisa berkata apa-apa, namun memandangi punggungnya yang perlahan menjauh.

Until The Day Comes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang