Bonus Chapter.

128 22 6
                                    

Jacob menarik nafasnya dalam-dalam. Menghirup udara segar yang sudah lama tidak masuk ke paru-parunya sebanyak-banyaknya.

Aroma ini,

Aroma kebebasan.

Jacob tersenyum kecil ke arah Luke dan beberapa tahanan lainnya. "Rencana kita berhasil."

Semuanya mengangguk. Walau jelas, mereka masih berduka atas kematian sang pencetus rencana ini. Sang ketua.

"Tim pasti bahagia dari atas sana." Jacob menatap langit sambil tersenyum. Namun, bohong bila ia bilang ia sudah tidak sedih atas kematian kawannya itu.

"Kemana kalian akan pergi selanjutnya?"

Jacob menatap yang pemberi pertanyaan. Dengan ringan, ia mengangkat bahu. "Entahlah. Neverland? Hogwarts? Narnia?"

"Kita terlalu tua untuk masuk Hogwarts, Jac." Seorang yang lain menyela.

Jacob tersenyum. Masih kepada sang pemberi pertanyaan. "Tidak jadi soal. Ngomong-ngomong, terima kasih atas bantuanmu, nona Anderson."

Clara hanya diam dan mengangguk. Selama ini rencana Timothy, maka ia akan melakukannya. Ketidakadilan yang diterima sang pemuda membuatnya bertindak tanpa pikir panjang. Kemarahannya atas perbuatan Anthony juga tak terbendung--sungguh, betapa jahatnya pria itu.

"Jangan lupa baca surat kawanku, Nona." Jacob mendekat, kemudian ia mengusap rambut Clara. "Dan, titip salam untuk adikku."

----------

Kepada, Matahariku, Bulanku, Bintangku.

Aku tidak pandai menulis surat, kuharap surat ini tidak terdengar bodoh.

Terima kasih sudah mengisi hari-hariku. Mengubah gerutuanku menjadi senyum. Mengubah gumam angka-angka menjadi tawa.

Terima kasih telah mengajarkanku bagaimana rasanya mencintai seseorang.

Terima kasih telah menyelamatkan nyawaku dua kali.

Terima kasih telah membuatku tidak ingin cepat mati karena ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu.

Aku mencintaimu, Nona Pintar.

--FIN--

Until The Day Comes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang