Epilogue.

112 21 2
                                    

Clara tidak pernah berhenti mencari tahu siapa yang membuat Timothy eksekusi sebelum pengadilan. Ia percaya, ada pihak yang terkait dengan hal ini.

Dan ia teringat akan pembicaraannya dengan Timothy,

"Apa kau kenal orang ini?"
"..oh, ya. Salah satu korbanku."
"Seseorang memiliki fotonya. Mungkin saja kau dalam bahaya, Tim--maksudku, kau membunuh orang yang berharga baginya."
Timothy diam, meminta penjelasan lanjutan.
"Seseorang itu adalah...."

Pembicaraan itu membawanya ke sebuah nama. Nama seseorang yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Anda bukan hanya orang yang baik, nona Anderson." Suaranya tenang, mengalir bagai sungai. Ia bahkan tersenyum. "Tapi, Anda orang yang luar biasa cerdas."

Clars menatap tajam sebuah surat yang tergeletak di atas meja. "Itu illegal, bukan?" Tanyanya. "Surat perintah eksekusi illegal. Kau memalsukannya."

Orang itu tertawa. Tertawa lebar--namun tidak seperti tawa bebas Timothy. Tawanya ini terdengar begitu jahat.

"Menurutmu?"

"Segala bukti mengacu padamu, Tuan Anthony."

-----------

Gregory membanting pintu. Clara tahu apa yang benar-benar terjadi dan berusaha meyakinkan semua orang.

Tapi, tidak ada yang percaya. Tentu saja, sesuai perkiraannya.

"Greg."

Gregory menengok, menatap Jane yang terlihat begitu sendu. "Y-ya?"

"Apa yang kau lakukan di penjara hari itu? Saat Anneliese terbunuh?"

Gregory tertawa. "Mengapa kau bertanya? Sudah jelas 'kan, aku mengurus pasienku."

"Tidak, Greg." Jane menggeleng keras. "Aku bertemu dengan Jacob. Berarti kau pasti menemui orang lain."

Gregory menelan ludahnya. Tatapan Jane dan Gregory sama-sama saling mengiris satu sama lain. "Tidak mungkin Anneliese meledak secara tiba-tiba. Pasti ada yang memicunya. Pasti ada yang menekan tombol pemicunya. Pasti ada yang menarik pelatuknya!" Nada bicara Jane naik si setiap kalimat yang ia ucapkan. Alhasil, ia berteriak pada Gregory.

"Greg, kumohon.." Ia berbisik pelan. "Jujur. Kau 'kan yang mempengaruhi Anneliese?"

Gregory bersandar ke tembok di belakangnya. Ia memijit kepalanya pelan. Ia tidak memperhitungkan Jane akan pergi ke penjara saat itu, dan bahkan bertemu dengan pasiennya. Membuat alibinya yang sekuat tembok bata hancur seketika.

"Aku tidak bisa menyangkal hal itu."

Karena Noonanya tersayang harus menjadi miliknya.

Epilogue: END.

Until The Day Comes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang