Ngga Bercanda

196 6 0
                                    


Semoga masih ada yang mau baca.............


Shakila POV


Setelah makan malam berlangsung.......

Mas Diel membawaku pulang kerumah tanpa mama maupun papa menggunakan taxi. Aku mulai berpikir mungkin mama hanya ingin bercanda saja tapi aku yang terlalu kaget dan Mas Diel yang terlalu terbawa suasanan membuat semua jadi seperti tadi. Ya...pasti mama cuma bercanda.

Aku menoleh kearah mas Diel sambil tersenyum. Mas Diel yang merasa di perhatikan lalu menoleh kearahku. Ia mengernyit melihatku tersenyum terlihat baik-baik saja tak seperti tadi.

"Dek? Kamu baik-baik saja kan?" tanyanya khawatir. Aku cemberut mendengar pertanyaannya.

"Mas Diel apaan sih. Aku baik kok Mas. Mungkin tadi aku terlalu membawa perasaan aja kaya Mas" aku mengalihkan pandanganku ke depan masih tersenyum "pasti mama tadi cuma bercanda doang, benar kan Mas?"

Dari sudut mata dapat kulihat Mas Diel mengepalkan tangannya. "Mas?" panggilku seraya menyentuh lengannya. Ia menghela nafas lalu menoleh sebentar kearahku sambil tersenyum.

"Ya, mungkin mama memang bercanda" ia terkekeh. Aku pun ikut terkekeh. "Mama bercandanya ekstrim banget ya Mas"

Sesampainya di rumah aku langsung duduk di ruang tamu berencana untuk menunggu papa dan mama pulang. "Kamu ga mau istirahat?" tanya mas Diel seraya duduk di sebelahku. Aku menggeleng "aku nungguin papa sama mama dulu, mau minta maaf soalnya kita kan pulang duluan tadi"

Mas Diel hanya diam bahkan tersenyumpun tidak. mungkin Mas Diel masih menganggap kejadian tadi benaran. Yah wajar...Mas Diel memang selera humornya rendah sih makannya kaya gitu.

Tak lama suara mobil terdengar dari depan. Aku beranjak dari dudukku dan keluar untuk menyambut mama. Di depan pintu aku dapat melihat kalau yang keluar dari dalam mobil adalah Mba Nau dan Mas Bika.

Mereka mendekat dengan sedikit terburu-buru. Mereka terlihat kaget melihatku di depan pintu masuk. "Kamu ga papa dek?" tanya Mba Nau langsung membawaku masuk.

"Shaki ga papa kok mba. Papa sama mama ga ikut pulang ya? Shaki mau minta maaf nih soalnya tadikan kita pergi duluan" ucapku. Mba Nau menoleh kearah Mas Diel namun mas Diel malah mengalihkan pandangannya. Mas Bika tersenyum lalu mengusap kepalaku.

"Mendingan kamu istirahat aja deh jelek" ucapnya mengejekku.

"Ih Mas Bika mah. Kamu lebih jelek" ku julurkan lidahku lalu berpindah tempat di dekat Mas Diel dan memeluknya dari samping. Terasa usapan lembut tangan Mas Diel di rambutku.

Sepuluh menit kemudian terdengar deru suara mobil dan aku yakin bahwa itu adalah mobil mama dan papa. Aku hendak menghampiri mereka ketika kurasakan cekalan di tanganku. Aku menatap Mas Diel yang mamandang datar lurus kedepan.

"tunggu disini saja" ucapnya tak ada lembutnya seperti biasa. Lama aku memandang mas Diel dengan kening berkerut sampai terdengar suara langkah kaki mendekat. Ku alihkan pandanganku dan mendapati orang yang aku tunggu sudah berdiri didepan pintu masuk.

"Shaki" suara lembut mama memasuki indra pendengaranku. "mama mau bicara" lanjutnya lagi.

"disini saja ma biar kita semua tau" itu suara Mba Nau. Mama terlihat menghela nafas lalu duduk berdampingan dengan papa di depan mba Nau dan mas Bika.

"maafkan mama Shaki atas semua keputusan sepihak dari mama. Kamu pasti mengerti kalau orang tua ingin anaknya mendapat yang terbaik maka karena kita sama-sama sudah mengenal keluarga Hanif mama pikir itu yang terbaik. Karena mereka sudah tau tentang kamu Shaki" Aku terdiam, titak suka kalau mama membawa-bawa masalah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Beloved ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang