Jatuh Cinta

390 12 0
                                    

Lagu could it be nya raisa terdengar dari headphone yang aku pasang ditelinga. Begini kali ya yang namanya jatuh cinta? Dikelilingi aura pink dan bunga bertebaran disampingmu. Indahnya.

Aku menuruni tangga dengan bersenandung ria.

Kau datang dan jantungku berdegup kencang

Kau buatku terbang melayang

Tiada ku sangka getaran ini ada

Saat jumpa yang pertama

“Suara siapa sih jelek amat?” seru sebuah suara berat.

JLEB

Aku udah tau kalau suaraku jelek, tapi ga ngerusak mood baik ku hari ini ga bisa apa?

“Ah ternyata suara jelek tadi kau Shaki” aku menatap sang pembuat onar mood dengan garang  dan segera melepas headphoneku.

“MAS BIKA AMBON GA BISA YA LIAT ORANG SENENG DIKIT” aku berteriak sampai kehabisan nafas.

“Eh loh, aku kan ga tau kalau kamu sedang seneng Shaki dan apa yang aku ucapkan itu kenyataan kok, aku jujur” balasnya dengan muka polos.

“AKU SEBEL SAMA MAS BIKA NGAPAIN JUGA PAKE KESINI SIH!!!”

“Aku kan ngapelin tunangan aku, kakak kamu. Naura. Masa’ lupa” balasnya dengan muka bingung sekarang.

“MAS BIKAAAAAAA” teriakku dengan ganasnya.

“Ada apa sih?” tanya Mba Nau yang keluar dari dapur dan Mas Diel yang masuk dari pintu taman.

“Mba, TUNANGAN kamu ini aku pengen cincang boleh ga?” aku menatap Mba Nau dengan muka merah menahan emosiku yang siap meluap.

“Jangan lah, nanti mba gimana?” Mba Nau menghampiri Mas Bika dan Mas Diel menghampiriku.

“Ya gampanglah tinggal cari lagi” seruku enteng yang membuat mata Mas Bika melotot.

“Enak aja kau ini ngomong. Yang mau merebut Naura langkahi dulu mayatku” serunya tak terima.

“Makannya aku mau nyincang Mas Bika biar orang lain gampang deketin Mba Nau” mas Diel menarikku kebelakang “sudah, ayo masuk kamar aja” lalu didorongnya aku untuk menaiki tangga. Kalau ga karena Mas Diel, Mas Bika Ambon udah habis beneran deh.

“Jangan diambil hati deh Mas omongannya Shaki” ucap mas Diel

“Hah udah biasa itu mah anak kumat” tuh rese banget kan, kenapa Mba Nau mau punya calon suami macam dia emang ga ada yang lebih bagus lagi apa? Jangan-jangan Mba Nau ga laku? Duh.

“Tapi, kalau yang ngambil Mba Nau papa gimana?” itu suara terakhir Mas Diel yang dapatku dengar sebelum masuk kedalam kamar.

Aku menaiki ranjangku, merebahkan diri sambil memeluk guling kesayanganku yang selalu setia menemaniku.

Moodku yang bagus bener-bener berantakan gara-gara mas Bika Ambon. Harusnya dia ga kesinikan, harusnya dia masih dijual di toko kue!!

Oh, Kak Adnan kenapa kau membuatku klepek-klepek sih. Wajah cakep meski tak berotot besar seperti cowok yang diliatin Kiska di majalah, seorang koki, pengusaha restoran, direktur utama lagi itu sempurna banget dan yang jadi istri dan anaknya bakal bahagia karena mendapat paket komplit itu.

Klek

Terdengar pintu terbuka dan tertutup kembali, lalu suara langkah kaki yang tanpa liatpun aku tau kalau itu Mas Diel. Ranjangku bergoyang karena diduduki mas Diel.

“Ada yang lope lope kayaknya” mas Diel tersenyum maniiiissss sekali, tapi tersirat nada menggoda didalamnya. Kalu bukan saudara aku pasti udah jatuh cinta sampai tergila-gila sama mas Diel. Sayang Tuhan menakdirkan kita sebagai saudara.

Sebenarnya Mas Diel lebih tampan dari Kak Adnan namun Kak Adnan jauh lebih lebih lebih manis dari cowok manapun, manisnya itu kaya madu.

“Mas Bika Ambon ngebetein sih” aku masih sebal mengingat ia dengan blak-blakannya mengatai suaraku jelek kalau menyanyi. Kalau Tuhan ngasih pilihan terlebih dahulu sebelum dibentuk, aku pasti juga milih suara yang bagus.

“Iyaa, Mas ngerti kok. Kamu yang berbunga-bunga jatuh cinta” sekarang bukan senyuman manis lagi, ini senyuman penuh arti.

“Mas Diel apa deh” aku memukul lengannya dengan senyum yang tidak berhasil kutahan yang membuat mas Diel terkekeh.

“Duh, adek Mas udah ngerti cinta-cintaan sekarang kalah deh aku” mas Diel mencubit hidungku gemas.

“Mas Diel lepasin sakit tau” rengekku. Akhirnya bebaslah hidungku ini namun tetap saja menjadi merah karena cubitannya.

“Merahkan mas” aku cemberut sembari mengusap hidungku.

“Pipi kamu juga merah” tambahnya. Dengan refleks aku langsung memegang kedua pipiku.

“Indahnya yang jatuh cinta” ia menaik turunkan alisnya sambil nyengir “sama kakaknya Azza pasti?” lanjutnya mentoel daguku yang membuatku semakin tersipu malu. Kenapa mas Diel tau aja sih, punya bakan cenayang apa ya?

“Berarti benar, ahhh..... kapan jadiannya?” tanya Mas Diel semangat.

“Mas apaan sih, orang kita belum jadian juga.Aku juga ga tau Kak Adnan suka aku apa ga” balasku dengan murung. Pasalnya aku ga berani berharap banyak karena aku takut untuk jatuh dan merasa sakit yang luar biasa.

“Gih ceritain ke Mas, mungkin mas bisa tau”

“ Dih Mas aja ga pernah suka sama orang apalagi pacaran sok sokan bisa tau” cibirku yang membuat dia tersenyum kecut.

“Ck, jangan meremehkan ya. Aku jauh lebih ngerti dari kamu eski aku belum pernah pacaran juga” Mas Diel mengepalkan tangan kanannya dan memukulkannya ke dada kirinya.

“Dih masa’, jangan-jangan mas nonton yang iya-iya ya” tuduhku.

“Ya iya lah, masa’ nonton yang ngga ngga” balasnya membela diri. Bisa aja nih Mas Diel.

Akhirnya aku menceritakan perjalananku mengenal Kak Adnan, semuanya tanpa terkecuali kepada Mas Diel. Mas Diel pun hanya mengangguk dan bergumam. Sebenarnya aku menuntut tanggapan yang lebih tapi Mas Diel selalu menanggapi setelah penjelasan selesai.

“Jadi.....?” tanyaku setelah berakhir.

“Dia suka sama kamu” jawabnya pendek.

“Cuma suka aja?” aku bisa merasakan nada sedih pada ucapanku. Mau bagaimana lagi, kalau sebatas suka saja pasti sedih bukan, karena aku tak yakin bisa membuat orang jatuh cinta kepadaku.

“Belum tentu juga Shaki, kalau dia juga ngerasain lebih siapa tau kan?” ucapan Mas Diel membuatku benar-benar galau.

“Mas Diel ga ngebantu ah katanya lebih ngerti” aku cemberut sedih dibuatnya. Mas Diel terkekeh dengan suaranya yang lembut itu yang membuatku menutup kepalaku menggunakan guling.

Seenggaknya nyemangatinlah gimana caranya, ini cuma nepuk-nepuk bahuku pelan terus pergi. Mas Diel bener-bener nyebelin hari ini. Tuhan dekankan dia jika kami berjodoh tapi jauhkan perasaan ini jika kita ga jodoh.

A Beloved ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang