Azzalfa Arrifda Aftani

341 14 1
                                    

Akhirnya setelah  aku merengek-rengek sampai adegan nangis-nangis dramatis  Kak Adnan ngabulin perintaanku untuk pindah sekolah.

Jelas aku minta pindah sampai kaya gitu, siapa juga yang ga risih di intilin mantan pacar brengsek yang suka selingkuh.

Masa’ ya, pulang dari Jepang habis mergokin tuh cowok jelek selingkuh aku diikuti kemana-mana. Tau aja tuh cowok aku mau pergi kemana, illfell banget kan jadinya. Apa lagi kita satu sekolahan, uuuhhh males abis.

Maka dari itu aku minta pindah. Tapi tenyata Kak Adnan tidak hanya mengabulkan permintaanku untuk pindah sekolah malahan kita akan pindah rumah juga. Benar-benar bahagianyadiriku karena bakal pindah peradaba dari Jogja ke Jakarta yang jauh lebih baik karena aku ga akan ketemu cowok jelek itu lagi.

Kepindahan ke Jakarta itu juga bukan tanpa alasan ya. Kak Adnan mau buka cabang di Jakarta sekaligus ngurusin perusahaannnya papa yang ada disana.

Meski Kak Adnan itu punya usaha restauran sendiri tapi ia juga jadi direktur utama di perusahaan papa.

Kuliahnya aja dulu di jurusan bisnis, dia jadi chef itu karena dari kecil Kak Adnan emang suka masak. Keren ga Kakakku yang ganteng itu?

===================########

Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan 2 minggu kemarin dan disinilah aku sekarang. Jakarta. Sekolah baru.

Aku membuka pintu penumpang bagian belakang, turun dengan senyum mengembang.

Kesan pertama untuk sekolah ini adalah bersih dan hijau. Jarang banget sekolah sebersih dan sehijau ini, pasti sering dapet adipura deh sekolah baruku ini.

Kulangkahkan kakiku memasuki gerbang yang telah di jaga 2 satpam bertubuh besar.

“Pagi pak” sapaku.

“Pagi, murid baru ya?” tanya Pak satpam yang bertubuh lebih kurus namun berkumis tebal. “Iya Pak. Maaf Pak, kalau ruang kepala sekolah ada dimana ya Pak?” tanyaku sopan.

“Dari sini kamu lurus setelah masuk lorong kamu ke kanan, ruang kepala sekolah ada di depan ruang guru” sekarang yang ngejawab Pak satpam bertubuh agak gemuk namun tak berkumis.

“Oh, terimakasih pak saya permisi” pamitku.

Aku berjalan sesuai arah yang ditunjukan Pak satpam tadi.

Ini sudah lurus, ok bentar lagi belok kanan.

Setelah berbelok dan menemukan ruangan yang di atas pintu tertulis R. Kepala Sekolah baru aku yakin ini ruangannya.

Tok

Tok

Tok

Kuketuk pintunya tiga kali dan terdenga suara dari dalam “masuk” baru aku membuka pintu dengan perlahan.

Setelah pintu terbuka lebar akupun juga memberikan senyum lebarku kepada pak kepala sekolah dan......seorang anak laki-laki yang masih membawa tas.

“Selamat pagi pak” salamku ramah.

“Selamat pagi, silahkan duduk” Kepsek ini ternyata orangnya ramah dan murah senyum menurutku untuk sekarang ga tau kalau udah besok-besok deh.

“Kamu pasti murid baru pindahan dari Yogyakarta itu kan?” aku hanya mengangguki dengan senyum.

“Kalau begitu, mari saya antar ke kelas kalian karena saya rasa sebentar lagi bel” dan setelah selesainya perkataan Pak Kepsek belpun berbunyi. Apa itu bel nurut sama ucapannya Pak Kepsek ini ya??

A Beloved ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang