Prolog

1.4K 42 1
                                    

“Iya, aku akan segera sampai. Ini sudah dekat”

“Aku tidak mau menunggu lebih lama lagi ok! Maka dari itu tolong lebih tekan gas-nya biar cepat sampai!” suaranya meninggi dan itu membuatku refleks menjauhkan ponselku dari telinga.

“please Azza ku sayang jangan teriak karena aku tidak mau ke THT buat berobat, karena aku tiba-tiba tuli mendengar teriakanmu” aku memutuskan sambungan telpon secara sepihak.

Bagaimana mungkin aku percepat laju mobil ini kalau jalanan macet? Bukannya cepat sampai aku malah berubah tujuan ke kantor polisi. Ck dasar Azza.

15 menit kemudian aku baru sampai di sebuah restauran yang Azza beri tahu tadi. Aku mencari sosok gadis itu tapi kenapa susah sekali sampai mataku terpaku pada sesosok gadis yang menutupi wajahnya dengan sebuah koran.

Aku tau betul siapa sosok gadis dengan sikap anehnya itu. Kenapa aku bilang dia aneh karena dia bukan membaca koran itu melainkan dia mengintip dengan berlindung dengan koran itu, ck.

Akupun berjalan mendekati gadis itu tanpa dia sadari karena masih asyik dengan acara meningtipnya yang tidak elit itu.

“kalau mau ngintip pake cara yang elit kek” ujarku setelah beberapa lama disebelahnya tanpa ia sadari. Ia terlonjak kaget atas teguran yang aku berikan dan langsung memelototiku.

Dengan gerakan cepat ia menarikku duduk dan menutupi wajahku dengan koran yang sama untuk menutupi wajahnya.tanpa memperdulikanku ia kembali lagi dengan acara mengintipnya tadi dan aku tengan tenang membaca koran yang di peganginya utuk menutupi wajah kami.

===================#####

Semoga ada yang mau baca dan suka. AMIN :D

A Beloved ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang