Part III

37 4 4
                                    

Sebelum ke cerita, author mau ngasih tau kalo part ini adalah bagiannya author buat bercerita. Dikarenakan Mba Tiffany sama Om Lucky lagi capek dan Mas Thomas belom dateng, jadi author yang didaulat untuk melanjutkan ceritanya. Udahlah, daripada lama nunggu kita sambung ke cerita.
HR* Guys...

*Tin-tin*
Sebuah mobil BMW baru saja memasuki bangunan sekolah, dan sang pengendara keluar dari mobil. Dia adalah Tiffany. Yaa, salah satu siswi yang berprestasi di sekolah ternama di Jakarta ini memang selalu datang paling awal. Tentunya di kawal(?) oleh kedua temannya, Lucky dan Thomas.

"Pas istirahat kumpul ditempat biasa yaa" kata Fanny setelah mereka memakirkan kendaraan masing-masing.

"Siap tuan putri!" Tom dan Luke kompak.

Merekapun pergi ke kelas masing-masing.
-------------------
(Author Notes)
{Dulu mereka bertiga sempat 1 kelas, yaitu di kelas XI-IPS 2. Tetapi karena suatu hal, Tiffany harus pindah ke kelas Bahasa. Sedangkan Luke dan Tom bertahan dikelasnya.}
--------------------


*Thomas POV*
*Penggalan musik Fur Elise karya Beethoven, menandakan bel istirahat*

Yeeay, waktunya istirahat. Tanpa buang waktu, akupun meninggalkan kelas menuju tempatku dan sahabatku nongkrong(?). Tempat itu bernama kantin.

Saat sedang berlari, aku seperti mendengar ada yang memanggilku. Akupun berbalik arah dan melihat siapa yang memanggilku. Yang memanggilku Ibu Desridha, wali kelasku.

"Tom, absen tolong segera dikumpulkan ya, supaya ibu tau siapa yang tidak hadir hari ini" kata beliau.

"Iya bu, setelah istirahat saya akan kumpulkan absennya" jawabku dengan senyum yang mengembang.

Sebenarnya, wali kelasku ini memiliki sedikit masalah dengan kelasku. Bahkan sempat mengancam ingin mundur dari jabatan yang beliau emban. Karena tanggung jawablah, beliau masih bertahan sampai sekarang.

Setelah selesai bercakap-cakap, aku langsung menuju kantin dengan cara berlari. Ketika berada di depan koperasi, tiba-tiba...

*buk*
Aku terjatuh karena ada yang menabrakku dari koperasi. Entah disengaja atau tidak. Akupun cepat-cepat meminta maaf sebelum aku tau siapa yang menabrakku. Setelah aku tau orangnya, akupun langsung meninggalkannya.

"Tunggu..." kata orang yang menabrakku tadi. "gue mau jelasin yang waktu itu. Itu enggak seperti..."

"Gak ada yang perlu dijelasin" jawabku dingin setelah memotong perkataannya.

"Tapi..." dia langsung memegang tanganku. Dia tidak berkata lagi setelah aku hempaskan pegangannya.

"Semua udah jelas kan...?" Kataku sengaja menggantung perkataanku.

"Kalau enggak ada kepentingan lagi, mending elu masuk kelas. Gue mau kekantin, kasian temen-temen gue udah nunggu" sambungku masih menggunakan nada dingin.

Tanpa aba-aba lagi, diapun pergi meninggalkanku. Akupun melanjutkan berlari menuju tempat kedua sahabatku.

Tanpa pertanyaan, aku akan memberi tahu kenapa aku bersikap dingin seperti tadi.

Dia adalah mantan pacarku, namanya Reva. Dulu aku sangat mencintainya, sampai akhirnya aku melihat dia sedang bermesraan bersama orang lain.

*Flashback on*
Bel istirahatpun berbunyi tanpa buang waktu aku langsung menuju kelas pacarku, Reva. Ruang kelasnya berada dilantai 4, sedangkan kelasku berada dilantai 3. Setiap istirahat, aku selalu menuju kelasnya. Heei, ini adalah pengorbanan lelaki kau tau ^_^.

Setelah sampai, aku menunggu di depan kelasnya. Biasanya disaat istirahat, dia selalu berada didepan kelas. Tapi sekarang...
10 menit akupun menunggu, akan tetapi dia tidak kunjung keluar. Daripada membuang waktu istirahatku, aku memutuskan masuk ke kelasnya. Kalian boleh menganggap aku tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi. Lagipula, aku sudah mengenal semua murid dikelas ini.

Setelah masuk, akupun langsung mencari keberadaan pacar kesayanganku.

Deg!!
Aku langsung menahan tangis. Bagaimana tidak, aku melihat pacarku sedang bermesraan dengan orang lain.

"Jadi begini..." ucapku setelah menghampiri mereka. "...dibelakang gue, elu kayak gini. TERIMA KASIH! DAN MULAI DETIK INI JUGA, KITA PUTUS!!" sambungku dengan penekanan disebagian kata-katanya.

"Tunggu, aku bisa jelasin semua..." katanya disaat aku ingin pergi, dan dia memegang tanganku. Akupun melirik, langsung menghempas tangannya, dan pergi dari tempat yang mulai saat ini aku sebut neraka, lalu pergi menuju kantin.
*Amburadul bahasa gue, maapin*

*Flashback off*
Sejak hari itu, aku belum mau mencintai orang lain lagi.

*TBC

Sumpah author bingung mau ngomong apa lagi, soalnya bacotan(?) author udah ada diatas.

Yaudah, intinya maah Vote&Comment aja dulu. Dan author masih butuh Kritik&Saran dari para readers.
KALIAN LUAR BIASAA!

Dream of 3 Musketeer (Late Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang