VI

9 4 0
                                    

Anak tangga demi anak tangga telah dilaluinya. Thomas alias Tom ingin menemui Reva di atas gedung sekolah, karena sms yang telah Tom terima dari Reva sebelumnya. Sejujurnya, Tom sangat merindukan Reva. Tapi apa daya, egolah yang mengalahkan semua rasa Tom untuk Reva.

Ketika Tom sampai…

*buk*
Sesuatu menabraknya, untungnya diantara mereka tidak ada yang jatuh. Setelah dilihat siapa yang menabraknya tadi, tidak ada sifat dingin dari Tom. Justru dia tersenyum, bahkan air matanya bisa keluar jika dia tidak bisa menahan air matanya itu.

"Ish, elu kenapa sih hobby banget nabrak gue?" Dengus Tom, tanpa ada nada dingin di setiap katanya. Hanya kata yang dibuat seakan-akan nada tersebut memiliki arti demikian *bahasanya amburadul-_-*

"Waah gak nyangka yaa, ternyata kamu dateng. Aku kira…"

"Langsung ke pokok permasalahan aja" Potong Tom, sontak membuat Reva terkejut.

"Tapi ngomongnya jangan disini, disitu aja yuk" ucap Reva sedikit serius sambil menunjuk salah satu tempat yang masih berada di sekitar atas bangunan sekolah.

"Mau ngomong apa? Masalah waktu itu?" Thomas kembali bertanya.

"I-Iya Tom" ucap Reva sedikit canggung, karena sudah lama sekali mereka berdua tidak mengobrol santai seperti ini.

"Oh, kalau masalah itu gue udah lama maafin elu kok" jawabnya datar sambil melihat pemandangan dari atas gedung.

"Bagus deh. Umm, kalau begitu..." ucapan Reva sengaja digantung supaya Tom penasaran.

"Kalau begitu apa?" tanya Tom penasaran. Tatapan yang tadinya fokus ke pemandangan sekitar, langsung menatap Reva bingung. Sepertinya Reva sukses membuat Tom penasaran.

"Kamu mau kan... kalo.. kita.. kayak.. dulu.. lagi..?" ucapan Reva sedikit gugup, karena menahan air matanya.

"Kaak..." Tom sengaja menggunakan bahasa formal karena Tom sedang berbicara dengan kakak kelas. Walaupun secara teknis, Tom adalah mantannya Reva.
"Pertama, terima kasih banget niih, karena udah mau ngundang saya kesini. Kedua kalo kakak mau minta maaf sama saya, tenang aja semua kesalahan kakak udah saya maafin. Dan kalo kakak mau kita kayak dulu lagi, mohon maaf banget kak... saya gak bisa" jelas Tom panjang kali lebar kali tinggi(?)

Mendengar penjelasan dari Thomas, Reva pun menangis sejadi-jadinya.

"Loh.. loh.. loh. Kok nangis kak?..." Tanya Tom, karena melihat Reva menangis. "Haduuh, jangan nangis dong kak. Walaupun kita gak bisa kayak dulu lagi, tapi kita tetap bisa kok menjalani semuanya dari awal lagi" sambung Tom, sambil mengeluarkan senyuman khasnya.

"Maksud kamu 'Dari awal lagi' apa Tom?" tanya Reva yang masih bingung.

"Maksudnya, sebagai adik dan kakak kelas. Jadi kita bisa saling support dan saling sharing satu sama lain tentang pembelajaran sekolah"

*deg*
Reva pun langsung terduduk, mendengar perkataan dari Tom. Dia tidak tau harus bagaimana lagi sekarang.

"Kenapa? Kaget ya?" Kata Tom, lalu duduk dihadapan Reva. Yang ditanya hanya bisa mengangguk.

"Yaudah, kita pulang yuk. Udah sore nih, kasian temen2 gue udah pada nungguin" Kata Tom yang kemudian bangun, lalu ingin membantu membangunkan Reva(?)

"Emang kamu sama temen-temen kamu mau kemana?" tanya Reva, yang ditanya hanya mengeluarkan senyuman andalannya.

"Gak, kemana-mana siih, cuman mau ngumpul-ngumpul biasa aja di Basecamp" jawab Tom.

"Aku ikut ya" pinta Reva sambil mengeluarkan puppy eyes, tapi itu sudah tidak mempan oleh Tom.

"Eh, jangan. Nanti temen-temen marah sama gue. Lagian kan, itu buat para anggota geng doang" jelas Tom, dan yang mendengarkan sepertinya kecewa mendengar penjelasan dari Tom.

"Hufft, yasudahlah. Tapi anterin ya" pinta Reva sambil mengeluarkan puppy eyes-nya lagi. Tom pun mengangguk sambil mengeluarkan senyuman terbaiknya.

Mereka pun akhirnya pulang, sebelum diusir(?) oleh satpam sekolah.

Tbc
——————————————————
Haihaihai, author bawa part baru niih. Lanjutan dari part sebelumnya.
Maaf kalo part ini rada absurd, soalnya mood lagi gak karuan.

Vote&commentnya yaa, jangan lupa;)
KALIAN LUAR BIASAA!!

Dream of 3 Musketeer (Late Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang