Dua.

109 5 0
                                    

Sudah satu bulan setelah kejadian itu. Iya, kejadian yang sangat menyedihkan bagiku. Mulai saat itu aku sudah tidak pernah berkomunikasi dan berpapasan muka lagi dengan Alvin. Padahal kelas kita sebelahan tapi aku sudah jarang bertemu Alvin. Entah bagaimana kabarnya sekarang. Ah, untuk apa juga aku memikirkan dia.

Di hari Minggu ini aku hanya berdiam diri dirumah. Tanpa Alvin yang biasanya datang untuk membangunkan-ku dan membuatkan sarapan nasi goreng sosis untukku. Rasanya sudah sangat lama sekali aku tidak memakan nasi gorengnya. Ah, kenapa selalu Alvin.

Tapi jujur, kali ini aku benar benar rindu padanya. Apa aku harus menelepon nya?

Ini sudah yang ke 8x aku menelepon Alvin tapi belum juga diangkat. Untuk yang sekarang aku memilih untuk menelepon ke rumah Alvin saja.

"Hallo?"suara Bik Diah yang sudah familiar ditelingaku.

"Iya hallo bik, ini aku Rara. Alvin ada bik? Tolong kasih teleponnya ke dia dong bik" ucapku bersemangat

"Non?" balas bik Diah dengan nada yang sedikit berbeda.

"Iya, bik? Ada apa? Alvin gak ada?"

"Memangnya non ndak' tau?" tanya balik bik Diah yang semakin membuatku penasaran.

"Ada apa sih bik?"

"Den Alvin udah pergi ke Belanda"

Deg. Pergi ke Belanda?ngapain?ini gak salah denger?

"Ah bibik mah suka becanda. Aku serius niih pengen ngobrol sama Alvin. Daritadi aku telepon ke hp nya gak diangkat angkat, bik"

"Bibik juga serius tau non"

"Kapan dia pergi bik?" tanya ku mulai serius.

"Hari apa ya non..hm..satu minggu yang lalu kira kira"

"Bik, aku kesana sekarang. Ada banyak yang mau aku tanyain ke bibik. Aku tutup teleponnya, 10 menit lagi aku sampai"

#####

Aku gak percaya, sebodoh inikah aku?

Jawaban bik Diah benar benar membuatku tak percaya. Alvin pergi seminggu yang lalu. Itu artinya, dia juga tidak datang ke sekolah seminggu belakangan. Tapi kenapa bisa aku tak tahu apa apa tentangnya? setidak peduli itukah aku satu bulan kemarin sampai kabar sepenting inipun tak ku ketahui?

"Apa non Rara juga belum tau soal. . ."

"Soal apalagi bi?"

"Soal nyonya Tia"

"Tante Tia kenapa bik?"

"Non bener bener ndak' tahu non?"

Kini aku benar benar merasa terkutuk. Aku merasa sebagai teman yang paling tak tahu diri. Tante Tia, ibu dari Alvin yang juga sudah aku anggap sebagai ibuku sendiri, kini sudah tenang diatas sana. Kenapa harus seperti ini?kenapa harus dari mulut bik Diah aku mengetahui semuanya. Iya. Kini aku tau kenapa Alvin tak nampak di ulang tahunku kemarin. Tante Tia, beliau mengidap penyakit kanker hati dan tepat pada malam itu, beliau masuk rumah sakit. Malam itu Tante Tia sudah kritis dan Alvin pergi ke rumah sakit setelah diberi kabar oleh Bik Diah.

Whats Our Relationship?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang