Chapter 3

3.5K 134 5
                                    

"Maukah kau menjadi pengantinku jodha..?"

"Pengantin itu apa jalal..?"

"Pengantin itu artinya kita akan hidup bersama.aku pengantin laki2 dan kau pengantin wanitanya.setelah jadi pengantin kita akan selalu bersama.."

"Bersama?seperti sekarang ini..?"

"Tidak jodha.sekarang kita hanya bermain bersama,tapi nanti setelah jadi pengantin kita akan tinggal bersama.selamanya.."

"Kalau begitu aku mau jalal..aku mau jadi pengantinmu.kapan kita bisa jadi pengantin?"

"Nanti jodha.setelah kita berdua dewasa.seperti ayah dan ibuku dan juga seperti ayah dan ibumu."

"Tapi itu terlalu lama jalal.aku mau jadi pengantinmu sekarang..""gadis kecil itu setengah merajuk.

"Tidak bisa jodha.nanti kalau kita sudah besar.kau mau berjanji padaku?kau hanya akan menjadi pengantinku?"

"Aku janji jalal.aku hanya mau jadi pengantinmu,lalu hidup bersamamu seperti ayah dan ibuku"

"Bagus jodha.aku janji setelah besar nanti aku akan bekerja,cari uang banyak..dan setelah itu kita akan jadi pengantin.aku janji,hanya kau yang akan menjadi pengantinku.."

*****
Jalal terlonjak bangun..mimpi itu..mimpi indah yang bukan sekedar mimpi..tapi bayangan masa kecil yang menjelma menjadi mimpi indah yang slalu hadir dalam tidurnya.mimpi yang kini menjadi kenyataan..namun. tak seindah mimpi masa kecil itu.

Diliriknya jam di atas nakas,pkl.10.00.di mana jodha..??jalal beringsut bangun,dibukanya pintu kamar mandi namun jodha tidak ada.bergegas jalal menuruni anak tangga,mencari keseluruh ruangan sampai kedapur namun jodha tidak ada.

""Jodhaa..dimana kau..??"suara jalal menggema di seluruh penjuru rumah namun tidak ada sahutan.taman belakang,kosong.dia bahkan mengitari seluruh halaman rumah namun tidak menemukan jodha.

'Kemana dia..??pikirnya mulai gusar.

Jalal bergegas kembali ke kamar,dan saat tidak menemukan tas yang biasa digunakan jodha kegusarannya bertambah.tiba2 matanya melirik sesuatu diatas nakas,catatan kecil.

"Aku pergi kerumah ayah dan ibu ada sesuatu yang harus ku ambil"
Jodha.

Jalal terhenyak.apa yang diharapkannya saat terbangun?sebuah kecupan morning kiss dari jodha dan segelas coklat hangat serta sarapan di pagi hari?

Jalal tertawa miris.jodha bahkan sudah terang2an menunjukkan penolakkannya,terlalu bodoh jika dia mengharapkan semuanya itu.jalal meraih ponselnya,mencoba menghubungi jodha namun hanya suara operator yang terdengar.

Jodha bahkan mematikan ponselnya..'jalal membuang ponselnya sembarang dengan kesal.Akhirnya diputuskannya untuk ke kantor.mungkin bekerja bisa membuatnya sejenak melupakan semuanya.walau dia telah menyerahkan semua urusan kantor kepada adam,sahabat sekaligus orang kepercayaannya sejak lama,namun berdiam dirumah bisa membuatnya gila.dan ya..jalal hampir lupa..syarif..itu salah satu urusan pentingnya sekarang ini.

****
"Waooww..aku pikir saat ini kau masih asyik bergelung di atas ranjang.bukankah pengantin baru seharusnya berbulan madu?lalu,apa yang kau lakukan disini..??""ledek adam sesaat setelah masuk keruangan jalal.dia sudah bisa menduga apa yang terjadi melihat tampang kusut sahabatnya itu.

"Tutup mulutmu adam.atau keluar sekarang juga..!!"

"Wow...santai man,,oke..sorry.tapi kau terlihat seperti seorang suami yang tidak mendapatkan jatah di malam pertama pernikahannya..""adam menahan tawa dan memilih menjauh takut jalal melemparnya dengan sesuatu.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang