Tak terasa sudah satu bulan berjalan. Dio merasa sudah mulai nyaman dengan kelasnya. Teman-teman sekelasnya sudah mulai baik kepadanya. Bahkan, kadang kala saat istirahat Dio makan bersama dengan anak laki-laki lainnya. Disaat Itulah, Clara memanfaatkan waktu dengan berbincang-bincang bersama Feren.
"Ren! Makan sini sama gua!" Ajak Clara dari mejanya. Di meja Clara sudah ada Kina dan Laura. Mereka tersenyum ramah kepada Feren. Tanpa berpikir lagi, Feren menghampiri mereka dengan membawa bekal yang telah disiapkan Mama nya.
"Gabung yaa" Ujar Feren. Mereka pun mengangguk dan melanjutkan makan. Clara tampak berfikir sembari mengaduk makanannya.
"Kin, Lau lu udah ngumpulin remed bahasa inggris?" Tanya Clara tiba-tiba.
"Hah? Oh iyaa! Gua lupa!" Sontak Kina kaget dan berhenti makan. Dia langsung berlari ke mejanya dan keluar kelas. Namun ia berbalik lagi menghampiri mereka.
"Lau temenin dong!" Kina tampak sangat panik. Maklum saja, guru bahasa inggris nya sangat tegas kalo masalah waktu. Laura diam sebentar dan akhirnya ia memutuskan untuk menemani Kina yang panik setengah mati. Setelah mereka berdua pergi, Clara tampak tersenyum-senyum sendiri. Feren sampai bingung sendiri.
"Lu kenapa dah? Senyum ngeliatin makanan gitu" Tanya Feren tak bisa menahan rasa bingungnya lagi.
"Gua mau nanya banyak hal sama lu Ren. Jawab jujur sejujurnya ya" Ujar Clara senang. Feren hanya terpaku. Perasaannya tidak enak. Namun ia hanya mengangguk dan menunggu pertanyaan dari Clara.
"Kok lu bisa deket sama Dio sih Ren?! Ini pertanyaan udah gua tahan-tahan sampe sebulan!" Clara tampak sangat bersemangat. Feren diam sebentar memikirkan jawaban yang tepat.
" Iyaa karena kan kita temen sebangku, abis itu gua cocok aja temenan sama dia. Yaudah deh kita deket" Jawab Feren santai.
"Lu nggak risih selama 2 bulan ngeliat tampilan dia begini? Yaa walaupun agak mendingan sekarang pake kacamata frame kotak daripada yang bulet" Kali ini Clara agak berbisik. Takutnya ada yang mendengar dan mengadukannya ke Dio.
"Nggak lah! Inget Clar, gua nggak mandang muka buat temenan. Asal nyaman dan gua seneng udah cukup kok. Lagian muka juga bisa dirubah atau di makeover" Ujar Feren lagi-lagi santai.
"Apa jangan-jangan... lu suka sama dia Ren?! Omaygoshh jangan sampe temen gua suka ama Di.." Ucapan Clara terhenti saat melihat gerombolan anak laki-laki yang habis main bola memasuki kelas. Dan kagetnya bertambah saat melihat Dio dirangkul oleh Nero yang lumayan dekat dengan Dio sejak awal masuk. Cowok ganteng bersebelahan dengan cowok kutu buku. Itu memang agak 'kebanting'. Feren sontak menoleh kearah mana Clara melihat . Dio melihat kearah Feren dan tersenyum. Feren membalas senyum Dio. Clara melihat interaksi mereka berdua makin yakin kalau ada 'apa-apa' diantara mereka. Tiba-tiba, Fajar menghampiri meja Feren dan Clara.
"Ren, remed bahasa inggris dikumpulin dimana dah?" Tanya Fajar yang masih tampak berkeringat sehabis main sepak bola.
"Di Hari aja kan dia ketua kelas" Ujar Feren tampak lebih santai. Tidak seperti dulu-dulu yang masih kaku dengan cowok. Semuanya berkat Dio.
"Ohh. Lu nggak remed Ren?" Tanya Fajar lagi.
"Untung aja nggak hehe" Jawab Feren sembari tertawa. Fajar terpaku sebentar karena jarang-jarang dia melihat Feren tertawa. Dan lebih senangnya lagi, Feren tertawa bersamanya.
"Wuih enak banget deh lu" Fajar tersenyum kearah Feren. Feren pun malu lalu menunduk. Clara terdiam melihat mereka berdua.
"Duh gua jadi nyamuk" Ujar Clara tiba-tiba. Sontak saja Feren dan Fajar menoleh kearah Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Nerd
Teen FictionIstilah kata 'Don't Judge A Book By It's Cover' Itu adalah prinsipku. Jangan pernah menilai sesuatu hanya dari tampilan fisiknya saja. Dibalik semuanya pasti ada kejutan yang telah disisipkan untuk kita. Jadi tetaplah positif dan tetap menunggu keaj...