Setelah kejadian Dio ketahuan membawa rokok, makin banyak teman-teman sekelas yang mengajak ngobrol Dio. Mereka tidak memandang Dio sebagai anak cupu lagi karena ketahuan membawa rokok.
"Anjirr keren banget lu Di! Nggak kena skors lagi!"
"Alesannya apa Di? Biar kalo gua ketahuan bawa, gua pake tuh alesan jitu lu"
"Kalo ngerokok dimana? Bareng gua lahh"
Feren muak mendengar ucapan teman-teman sekelasnya yang tidak jauh dari bahasan rokok. Dan lebih kesalnya lagi, Dio tidak membantah kalau sebenarnya ia tidak merokok.
"Apa susahnya sih ngomong kalau dia nggak ngerokok?! Apa dia mau nampang jadi cowok nakal?" Gumam Feren kesal sembari mencorat-coret halaman buku tulis nya yang kosong.
"Ngedumel mulu Neng" Goda Fajar yang sedari tadi mengamati Feren dari jauh. Namun Feren tidak menyadarinya.
"Ngagetin mulu ih" Ujar Feren kesal. Fajar pun terkekeh geli melihat ekspresi Feren yang lucu.
"Abisnya kamu sendirian gitu sambil ngedumel. Gemes sendiri ngeliat nya" Ujar Fajar meledek Feren. Feren pun diam tidak termakan gombalan Fajar. Sudah 3 bulan mereka berpacaran namun Feren merasa biasa saja di dekatnya. Paling, ia merasa senang jika diperhatikan oleh Fajar. Tapi, tidak ada perasaan lebih lainnya.
"Ren, aku mau ngomong deh sama kamu" Ujar Fajar yang tadinya bercanda sekarang menjadi serius.
"Apa?" Tanya Feren datar.
"Menurut kamu, Dio berubah nggak dari awal masuk sampe sekarang? Kayaknya dia pencintraan doang awal masuk jadi cowok kutu buku" Ujar Fajar panjang lebar. Ia tidak tahu bahwa hati Feren terasa sakit mengingat hal itu.
"Hmm.. nggak tau deh" Jawab Feren berusaha cuek.
"Kok nggak tau? Kan kamu sempet tuh satu semester deket sama dia"
"Aku temenan doang sama dia. Lagian sedeket-deketnya aku sama dia, nggak pernah kerumah dia, ketemu keluarga nya sampe masa lalu nya aku nggak tau sama sekali. Jadi kamu kalo penasaran tentang dia, ngomong langsung aja sama orangnya" Jawab Feren ketus. Fajar pun kaget dengan reaksi Feren yang begitu dingin dan terkesan cuek.
'Akhirnya waktu yang gua tunggu-tunggu dateng juga. Lu nggak ada sama sekali Di di hati Feren' Ucap Fajar dalam hati. Tak lupa, senyum puas Fajar terpampang jelas di mukanya.
"Ngapain senyum-senyum sendiri?" Tanya Feren heran.
"Nggak papa hehe abisnya kamu lucu banget kalo lagi marah"
"Apaan sih nyambungnya sampe kesitu"
"Jangan ngambek mulu dongg kamu! Ohh iya kan dikit lagi UKK nih, belajar bareng yuk!"
"Ayook, mau dimana belajarnya?"
"Di rumah kamu aja ya? Mau ketemuan sama calon mertua sama kakak ipar"
"Jangan ngawur kamu Jar!" Feren tampak bete mendengarkan ocehan Fajar yang makin lama makin membuat Feren enek sendiri. Namun Fajar terus menerus tertawa melihat Feren makin bete.
"Ren, ajarin gua soal nomor sepuluh dong" Ujar Nero tiba-tiba sembari menjulurkan bukunya. Feren pun langsung menoleh kearah Nero.
"Ohh iyaa gua liat dulu soalnya" Jawab Feren sigap sembari mengambil buku pelajaran tersebut.
"Ganggu orang pacaran aja lu!" Ujar Fajar ketus. Nero pun melirik Fajar sebentar lalu fokus kembali kearah buku pelajarannya.
"Ini mah tinggal ikutin rumus di halaman sebelumnya. Abis itu dibuat tabel buat penyelesaian akhirnya.." Jelas Feren kearah Nero.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Nerd
Teen FictionIstilah kata 'Don't Judge A Book By It's Cover' Itu adalah prinsipku. Jangan pernah menilai sesuatu hanya dari tampilan fisiknya saja. Dibalik semuanya pasti ada kejutan yang telah disisipkan untuk kita. Jadi tetaplah positif dan tetap menunggu keaj...