Part 20

454 55 9
                                    

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Louis lembut

"Aku hanya ingin tau."

"Tunggu sebentar."

Kenapa harus tunggu sebentar?

"Aku kesana sekarang." Kata Louis tegas.

Dan sambungan telepon mereka langsung terputus.

Kira - kira 5 menit kemudian, Louis sudah tiba.

Julie segera turun untuk membukakan pintu.

"Kau benar - benar gila." Kata Julie.

"Ini sudah hampir tengah malam dan kau kesini hanya dalam waktu 5 menit." Tambah Julie.

Lalu Julie berhenti sejenak.

"Kau seharusnya menjawab pertanyaan ku di telepon saja. Kau baru saja pulang dari rumah ku, dan kau kembali lagi kesini."

"Hey, Jul-"

"Bukan waktunya kau bicara, Tomlin. Aku tak suka kau datang terburu - buru seperti ini. Bisa saja terjadi-"

Louis mencium Julie.

"Sayang, bisakah kau dengar aku sebentar?" Tanya Louis lembut.

Julie menundukkan kepala dan tersenyum.

Louis memanggil aku sayang.

"Mobil ku habis bensin, jadi aku memarkirkannya di taman dekat rumah mu. Dan aku memutuskan untuk jalan ke rumah mu saja. Dan-"

"Bagaimana dengan mobil mu?" Potong Julie.

"Dengarkan aku dulu, Art. Seperti yang kau bilang, ini sudah hampir tengah malam, dan aku tidak tahu dimana aku harus cari derek mobil. Jadi aku jalan ke rumah mu."

"Dan kau bertanya seperti itu, aku tak bisa tenang. Jadi aku berlari kesini." Tambah Louis dengan polosnya.

Julie memeluk Louis erat.

"Kau manis sekali Lou."

Louis tersenyum.

"Jul, boleh kita masuk dulu? Diluar dingin." Tanya Louis yang masih di peluk Julie.

Julie tertawa kecil. Kemudian, mereka melepas pelukannya, dan berjalan ke ruang tamu.

"Hey, Art. Aku mau kau dengarkan ini baik - baik. Aku tahu, kau mungkin akan berpikir yang tidak - tidak karena kau telah melihat sikap Hannah terhadap aku."

Julie hanya diam. Jadi, Louis menggenggam tangan Julie.

"Lihat aku." Kata Louis tegas.

Julie mendongakkan kepalanya melihat Louis.

"Apa kau sedang berpikir bahwa aku berbohong?"

Julie menggeleng kecil.

"Tidak. Bukan seperti itu, lou" kata Julie.

"Aku.. aku hanya ingin tahu, seberapa penting Hannah bagi mu. Aku hanya ingin tahu, apa.. apa mungkin suatu hari, saat Hannah kembali kepada mu, kau akan meninggalkan aku." Tambah Julie.

Mata Julie berkaca - kaca.

Louis memeluk Julie.

"Tidak, Jul. Tolong jangan menangis. Dengar, aku tak peduli seberapa cantik perempuan lain di luar sana. Memang ku akui, masih banyak perempuan yang lebih cantik dari kau, Jul. Tapi, aku mau kau tahu. Aku hanya mau kau."

"Perempuan lain mungkin membutuhkan seluruh uang yang mereka punya untuk mempercantik diri mereka. Tapi kau tidak Julie. Kau tidak. Kau.. kau itu-"

Louis menghela napas sejenak, lalu ia menatap Julie dengan tatapan lembut. Louis tidak tahu kata apa yang cocok untuk mendeskripsikan betapa indahnya Julie.

"Kau hanyalah kau. Kau indah, Art. Aku menyayangi mu dan aku tadi bingung kata apa yang harus aku pakai untuk mendeskripsikan kau, sayang. Kau benar - benar sangat berharga bagi ku."

Julie menjalarkan tangannya kerambut Louis dan mengelusnya pelan.

"Aku juga menyayangimu, Lou."

"Jangan ragu padaku, oke?"

*****

Pagi harinya, Julie terbangun di kamarnya.

Julie mengingat percakapan panjangnya dengan Louis semalam. Lalu ia tersenyum sendiri.

Julie keluar dari kamar dan turun untuk mencari Louis.

Tepat saat Julie turun, Louis masuk dari pintu depan. Membawa makanan.

"Hey, kau sudah bangun rupanya. Aku beli sarapan. Aku tak tahu apa Harry dan orang tua mu mau, jadi aku beli 5 bungkus."

Benar - benar manis. Batin Julie sambil tersenyum manis.

Julie mengecup pipi Louis.

"Terima kasih, lou."

Lalu mereka sarapan bersama.

"Jul, setelah ini kau siap - siap ya. Kita ke kampus sama - sama."

"Memangnya mobil mu dimana?" Tanya Julie

Louis terkekeh.

"Sudah didepan rumah mu."

*****

"Hai, Tomlin." teriak seorang wanita saat Julie dan Louis tiba di gerbang kampus.

"Ah. Dia lagi." Kata Louis pelan.

Julie menatap Louis.

Tomlin kan panggilan yang aku buat.

"Harus berapa kali ku katakan pada mu, hanya Julie yang boleh panggil aku Tomlin. Kau ini, bisa mendengar atau tidak?" Bentak Louis.

Rasakan itu, jalang tak tahu malu. Batin Julie.

"Sekarang pergi, jangan muncul lagi di depan kami." Kata Louis tegas.

"Seberapa keras pun kau mencoba untuk mengacaukan kami, kau tetap akan gagal."

Kemudian, Louis menarik Julie pergi menjauhi Hannah.

Mengapa harus menjadi seperti ini, lou? Batin Hannah.

"Aku merindukan mu, Louis." Kata Hannah pelan setelah Louis pergi.

Aku hanya ingin bahagia. Aku menyayangi mu, lou. Aku masih menyayangimu. Maafkan aku jika aku akan merusak hubungan mu.

Tadaa. That's all for this part. Hope you'll like it.

Tell No One [Louis Tomlinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang