Part 23

205 30 9
                                    

Louis terbangun dan menyadari tidak ada Julie disampingnya.

"Jul?" Panggil Louis.

Tidak ada jawaban.

Louis beranjak dari kasur Julie dan berjalan menuju tangga dan turun ke bawah.

Sembari turun Louis memanggil Julie terus menerus.

Tapi belum ada jawaban.

Kemudian Louis berjelajah ke ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan.

Sesampainya diruang makan, Louis tersenyum.

Louis mencium aroma masakan. Entah apa. Yang penting makanan.

Lalu Louis buru - buru berjalan ke dapur. Ia melihat Julie disana yang sedang sibuk.

Louis tak tahu Julie masak apa. Yang jelas ia pasti akan menyukainya.

Louis hanya berdiri di ambang pintu dapur. Jadi, Julie belum menyadari keberadaan Louis.

Sekitar 2 menit, Louis mulai bosan.

Lalu ia berjalan mendekati Julie dan memeluknya dari belakang sambil mengecup kecil tengkuk Julie lalu meletakkan dagunya ke bahu Julie.

Hal itu membuat Julie menegakkan tubuhnya karena kaget. Namun, tetap saja tidak bisa Julie pungkiri, ia menyukai hal tersebut.

"Kau mengagetkan ku, Louis"

Louis terkekeh

"Yang penting kau menyukai hal tersebut." Kata Louis dengan suara serak khasnya yang baru bangun.

Julie merona. Membuat Louis gemas ingin menciumi pipi Julie.

"Kau masak apa, sayang?" Tanya Louis.

"Aku masak pancake. Dan aku tidak begitu percaya bahwa ini akan enak. Kau tahu, aku tidak pandai masak." Jawab Julie cepat.

"Kau ini lucu sekali." Ucap Louis setelah mengecup bahu Julie.

Hal itu memberikan rangsangan tersendiri ke Julie. Karena belum ada yang pernah mengecup bahunya.

Yah.. baju Julie kan longgar. Jadi, bahunya terekspos begitu saja.

Tidak berhenti disitu, Louis melanjutkan aksinya, hidung dan bibirnya dengan cepat naik ke leher Julie.

"Aku menyukai baumu, Art." Bisik Louis dengan suara seraknya.

Julie sedikit terganggu. Karena ia sedang memasak.

Tapi Louis terus mengecup lehernya berkali - kali dan itu membuat Julie harus berusaha menahan desahannya. Karena, menurut Julie. Itu menjijikkan.

"Kenapa ditahan? Aku ingin mendengar desahanmu, sayang." Bisik Louis sembari menggigit kecil daun telinga Julie.

"L-lou." Panggil Julie sembari menahan desahan menjijikkan itu.

"Ya, sayang?" Jawab Louis yang kemudian menjilati telinga Julie sambil memasukkan tangannya ke dalam baju Julie.

Tangan Louis terus bergerak ke atas secara perlahan.

Astaga. Batin Julie.

"A-aku sedang masak." Kata Julie.

"Aku mencintaimu, Julie." Bisik Louis pelan.

Setelah itu Louis memberhentikan aksinya. Ia merapikan baju Julie dan kembali memeluknya saja dari belakang.

Julie tersenyum kecut. Jelas sekali, ia ingin lebih dari itu.

Tapi, Julie hanya kurang yakin. Bukan kurang yakin dengan Louis.

Tell No One [Louis Tomlinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang