Bagian 1

77 6 0
                                    

Begitu indah namanya. Indah pula rupanya. Siapa yang tak mengenalnya , Ia adalah pelangi. Seorang gadis remaja di sekolah populer di Jakarta.

Angi, begitulah sapaan akrabnya.
Ia terlahir sebagai anak tunggal di keluarga yang kaya. Wajah cantik serta berambut panjang yang hitam dan lurus alami, sukses membuat iri para gadis dan membuatnya menjadi gadis paling populer disekolah. Ia juga termasuk murid yang pintar dikelas.

Namun, sifatnya yang terlalu percaya diri, sulit didekati, angkuh dan ceplas-ceplos seringkali membuat orang salah paham. Akibatnya banyak orang yang membencinya.

Sekumpulan remaja putri yang satu sekolah dengan Pelangi sedang membicarakannya saat kebetulan Pelangi melintas didepannya.

"Hey lihat! Itu Pelangi kan? Oh gadis cantik yang kaya dan populer itu? Huh ! Enak sekali jadi dia! Apa yang tidak ia punya?! "

Merasa terusik, akhirnya Pelangi menghampiri sekumpulan gadis itu.

"Sepertinya kau selalu mengenakan jepit rambut pemberianku." Kata Pelangi dingin pada salah seorang gadis.

"Sebenarnya aku ingin membuangnya. Tapi kau memakainya setiap hari seakan-akan benda itu berharga untukmu. Aku jadi merasa tidak enak." Pelangi menyentuh jepit rambut itu dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari seolah menyentuh benda menjijikan.

Gadis itu kesal, dan langsung melepas jepit rambutnya. Pelangi tersenyum tipis. Lalu berlalu pergi.

"Satu-satunya yang tidak Pelangi miliki adalah sopan santun!!" Kata teman gadis itu.

******

Masa remajanya terkesan sempurna. Apapun yang ia inginkan terturuti. Semua terasa mudah untuk dijalani.

Namun ternyata, masa remajanya tak seindah dan semudah yang ia bayangkan. Sebuah tragedi menimpa keluarganya dan merebut hampir semua kesempurnaannya.

Sebuah kebakaran terjadi di kantor ayahnya. Dan membuat ayah serta ibunya yang saat itu sedang dilokasi kejadian ikut terbakar dan meninggal. Beberapa pegawai juga turut menjadi korban dan meninggal. Semua barang berharga dan dokumen penting ludes terbakar tanpa sisa.

Rumah mewahnya beserta isinya, juga mobil miliknya disita bank. Tabungan miliknya juga tabungan kedua orang tuanya habis untuk membayar uang santunan dan ganti rugi para pegawai yang meninggal maupun selamat.

Sejak kejadian itu, mendadak
Pelangi dijauhi teman-temannya. Popularitasnya redup. Apalagi sejak munculnya siswi baru yang bernama Nevy. Ia tiba-tiba saja digilai oleh seluruh penghuni sekolah. Ia juga mendadak populer menggantikan posisinya.

Jelas, itu membuat Pelangi marah dan merasa hidupnya sekarang menjadi sulit. Belum lagi ia harus memikirkan kelanjutan sekolahnya serta nasibnya yang harus tinggal sebatang kara di Jakarta. Ia tak memiliki satupun sanak saudara yang bisa ia mintai tolong.

Untungnya ia masih memiliki Karel, sahabatnya sejak kecil. Ia menawarkan Angi untuk tinggal dirumahnya. Meskipun rumahnya kecil, tapi setidaknya Pelangi punya tempat tinggal sekarang. Ia juga tidak perlu repot-repot memikirkan biaya sewanya.

Bagi keluarga Karel, Angi sudah seperti keluarganya sendiri. Dulu Keluarga Angi sering membantu keluarga Karel. Sehingga keberadaan Angi dirumah Karel disambut baik oleh keluarga Karel. Karel hanya tinggal berdua bersama ibunya. Sedangkan ayahnya sudah lama bercerai dengan ibunya dan pergi bersama keluarga barunya.

Masalah tempat tinggal terselesaikan. Namun masalah kelanjutan sekolahnya masih terus berkutat di otaknya. Tak mungkin ia mengharapkan bantuan yang lebih banyak lagi pada keluarga Karel yang sederhana ini. Diizinkan tinggal dan makan gratis saja sudah sangat bersyukur. Walaupun ia tau, ia pasti sangat merepotkan.

Pelangi kehabisan akal dan sangat membutuhkan uang. Akhirnya ia menjual barang koleksinya seperti sepatu, tas dan pakaian mewahnya yang bernilai puluhan juta rupiah untuk biaya sekolahnya. Ia juga mengganti handphone mewahnya dengan handphone yang lebih murah. Satu-satunya barang berharga miliknya yang masih tersisa hanya sebuah laptop pemberian kedua orang tuanya. Laptop ini tak akan di jual sampai kapanpun. Karna terlalu banyak kenangan didalamnya. Tak akan tega ia menjualnya meski sangat membutuhkan uang.

Hasil penjualannya ia simpan baik-baik untuk biaya sekolahnya beberapa bulan kedepan. Entah sampai kapan uang itu akan cukup. Ia berharap uangnya akan cukup sampai ia lulus nanti. Pelangi hanya tersenyum getir. Karna sebenarnya ia tau uangnya tak akan cukup.

Kini impiannya hanya satu. Yaitu ingin menjadi seorang artis dan merebut kembali kepopulerannya.

"Hey ! Impianmu aneh sekali. Kenapa tidak menjadi yang lain saja. Dokter atau apalah yang lebih bagus." Kata Karel saat mendengar impian sahabatnya

"Memangnya kenapa? Menjadi artis tidak seburuk yang kau pikir! Memangnya apa kekuranganku. Aku cantik, aku juga pintar. Lagipula, jika aku jadi artis, aku akan mudah mendapatkan uang. Saat uangku sudah terkumpul banyak, aku akan membeli rumahku kembali. Karna di rumah itu banyak kenangan almarhum dan almarhumah kedua orang tuaku." Nada suara Pelangi tiba-tiba berubah sedih.

"Hey!! Tapi jika aku jadi artis, bukankah seharusnya kau senang. Nanti kau kan ikut populer karna menjadi sahabatku iyakan..??" Lanjut Pelangi yang ceria lagi.

"Kau ini!! Hanya kepopuleran saja yg kau pikirkan ! Kapan kau akan berhenti memikirkan itu? Tak apa jika kau tak sepopuler dulu. Fokuslah belajar!"

"Memangnya kau tak ingin populer ya? Sepertinya kau benci sekali mendengar kata populer?"

"Tentu saja tidak, untuk apa menjadi populer tapi otaknya kosong! Lebih baik aku fokus belajar agar beasiswaku diperpanjang."

"Ya sudah jika tidak mau, tapi aku akan tetap merebut kepopuleranku kembali. Kau jangan menghalangiku ya..!
Asal kau tau saja, kakak kelas dan alumni sekolah kita ini, banyak yang mendapat tawaran iklan dan film. Dan akhirnya sekarang mereka menjadi artis. Mereka yang sekarang menjadi artis, itu karna dulunya mereka populer di sekolah. Itu sebabnya mengapa banyak teman-teman kita saling berlomba menjadi populer disekolah. Termasuk aku, karna itu satu-satunya jalan pintasku agar mendapat banyak uang." Jelas Pelangi panjang lebar. Walau yang sedang diajaknya bicara sibuk sendiri dengan buku bacaannya.

"Hey! Kau mendengarkanku tidak ?!" Tanya Pelangi pada Karel yang masih sibuk membaca buku tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.

"Hhmmm..." jawab Karel singkat.

"Dengar tidak ?!"

"Dengar kok "

"Apa ???"

"Kau ingin populer karna menurutmu itu akan mempermudah kau menjadi artis dan mudah dapat uang kan?" Jawab Karel dengan mata masih fokus pada bukunya.

" oh.. kukira kau tidak mendengarkanku."

" menurutku menjadi artis tak semudah yang kau pikirkan. Lagipula kenapa kau ambisius sekali untuk mendapat uang. Jika kau butuh apa-apa katakan padaku. Aku akan membantumu semampuku. Walau mungkin aku tak bisa mengembalikan kehidupanmu seperti dulu. Tapi aku akan tetap mencoba."

"Tidak usah, terima kasih. Aku sudah banyak merepotkanmu dan ibumu. Kau mungkin tak perlu merasa khawatir akan kelanjutan sekolahmu. Karna kau mendapat beasiswa penuh sampai kau lulus. Bahkan, universitas terbaikpun sudah antri dan berebut menawarkan beasiswa padamu. Sedangkan aku ? "

" kau juga pintar. Kau pasti bisa jika kau fokus belajar dan melupakan kepopuleranmu itu"

"Iya aku tau. Tapi hanya dikelas saja. Tidak sepintar kau. Yang kepintarannya sudah di akui satu sekolah dan sekolah-sekolah lain."


______________________________
Bagaimana kelanjutan kisahnya..??
Apakah Pelangi bisa merebut kembali kepopulerannya ??
Apa yang akan dilakukan Nevy the genk saat menyambut kedatangan Pelangi yang tak populer lagi.. ??

Tunggu kelanjutan kisahnya..

------------------------------------------------
To be continue...

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang