Bagian 6

16 3 0
                                    

Entah kenapa semakin hari Pelangi merasa ada yang sesuatu yang aneh. Seperti ada seseorang yang selalu membantunya.

Iuran bulanan sekolahnya selalu sudah dibayar oleh seseorang yang misterius. Di tempat kerjanya ia juga sering mendapat uang tambahan tanpa ia harus lembur bekerja. Sekarang, biaya sewa kostnya juga sudah dibayar oleh seseorang yang misterius.

"Ah sudahlah, kenapa aku terus memikirkan hal itu? Bukankah harusnya aku senang? Anggap saja dia malaikat penolongku." Batin Pelangi.

"Ah !! Ya ampun !!! Jam berapa ini?! Gara-gara memikirkan si malaikat misterius itu aku jadi lupa berangkat sekolah!." Kata Pelangi tersadar dari lamunannya.

**********

"Apa ini? Kenapa banyak sekali panggilan tak terjawab dari Karel?" Tanya Pelangi pada diri sendiri yang baru memeriksa ponselnya.

Lalu tak lama kemudian ada pesan masuk di ponselnya.

From Karel

Temui aku sepulang sekolah di  tempat favorit kita.
Kumohon untuk kali ini temui aku. Aku ingin bicara padamu. Penting.

"apa yang harus dibicarakan lagi? Kenapa ingin bertemu? Bukankah setiap hari kita bertemu? Nanti di kelas juga bertemu, kenapa harus bertemu lagi!" Gerutu Pelangi merasa kesal. Namun tak membalas pesan dari Karel.

Sesampainya dikelas. Pelangi berpapasan dengan Karel. Karel tersenyum dan menyapanya. Namun Pelangi mengacuhkannya dan duduk dikursinya dengan wajah datar.

Selama jam pelajaran berlangsung. Karel terus menoleh ke arah Pelangi. Namun Pelangi tak menyadari seseorang tengah memperhatikannya. Dan terus fokus pada buku pelajarannya.

Sedangkan Karel, sama sekali tidak fokus dengan pelajaran. Ia masih sibuk memperhatikan Pelangi dari jauh. Dari sorot matanya seolah terpancar banyak kata-kata yang belum bisa ia sampaikan.

"Kau bahkan tak menyinggung sedikitpun tentang sms ku terhadapmu. Apa kau benar-benar sudah tak perduli lagi padaku?" Batin Karel sambil terus memperhatikan Pelangi dari kejauhan.

"Apa kau sudah baca sms ku?
Kumohon datanglah. Ini penting. Ibuku yang memintanya"
Kata Karel dalam sebuah tulisan di sobekan kertas yang diremas membentuk sebuah bola. Lalu dilemparkannya ke arah Pelangi.

Namun Pelangi yang terkena lemparan bola kertas dari Karel tetap fokus pada buku pelajarannya.

Karel melempar bola kertas lagi dengan tulisan yang sama ke arah Pelangi.

Pelangi tetap diam pada posisinya tanpa menggubris bola kertas yang terus datang kearahnya.

Karel melempar bola kertas lagi dan lagi dengan bermacam-macam kata yang berbeda. Namun Pelangi masih tak menggubrisnya. Walau sesekali Pelangi mengaduh kesakitan karna terkena lemparan bola kertas yang tepat mengenai kepalanya. Pelangi menoleh sedikit ke arah bola kertas yang mulai menumpuk dan berserakan disekitar meja juga kursinya. Lalu kemudian kembali fokus pada buku pelajarannya. Tanpa merasa penasaran apa isi dari bola kertas tersebut dan siapa pengirimnya.

Karel menyerah dan beralih mencoba fokus pada pelajarannya. Namun tiba-tiba setumpuk kertas berada dimejanya. Kertas itu adalah bekas bola kertas yang terdapat tulisan tangannya. Kertas yang tadi ia jadikan bola yang ia tujukan pada Pelangi kini kembali lagi padanya.

Bola kertas itu kini menjadi lembaran kertas lecek yang disusun rapih. Karel membuka dan membacanya satu per satu. Namun di lembar kertas terakhir. Ia menemukan kertas yang masih lurus dan halus. Disana juga terdapat sebuah tulisan yang bukan tulisan tangannya.

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang