Bagian 9

12 4 0
                                    

Di bagian sebelumnya....

"Mendengar hal itu, aku jadi ingin tau. Katakan padaku salah paham apa! Kau sendiri yang mengatakan kalau kau sama sekali tidak berminat jadi populer apalagi jadi artis! Tapi kau sendiri juga yang mematahkan pernyataanmu! Sebenarnya kau ini apa?! Bahkan kau menjilat ludahmu sendiri! Menjijikan!"
Pelangi berteriak dan meluapkan semua kemarahannya.

"Kenapa tiba-tiba kau berniat jadi populer dan menerima tawaran jadi artis?! Bukankah kau lebih suka membaca?! Bukankah kau mati-matian melarangku terobsesi jadi populer dan jadi artis?! Kenapa sekarang malah jadi sebaliknya?!
Oh aku tau! Kau melarangku karna kau sendiri juga menginginkannya kan?! Diam-diam kau juga ingin jadi populer kan?!" Lanjut Pelangi dengan nada ketus. Dan tak memberikan kesempatan pada Karel untuk bicara.

Part  9...

"Itu karna-.... " Karel menjeda kalimatnya dengan nada setengah berteriak.

"Karna apa?! Ayo lanjutkan!" Tanya Pelangi.

"Itu karna tak ada cara lain yang lebih cepat. Maka dari itu, aku menerima tawaran untuk jadi bintang iklan. Kau bilang, kau ingin membeli rumahmu kembali kan? Kau butuh banyak uang kan? Mendengar kau bicara seperti itu, aku jadi ingin mewujudkannya. Aku ingin bisa memenuhi semua kebutuhanmu. Maafkan aku.., aku tidak bermaksud mengambil impianmu. Saat itu, aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa kau andalkan dan bisa selalu ada saat kau mintai tolong. Aku ingin membantumu. Aku ingin selalu bersamamu. Aku ingin terus disisimu. Jadi, jangan jauhi aku. Jangan lari lagi. Jika kita terus seperti ini maka hanya akan menyia-nyiakan waktu saja." Kata Karel dengan nada sedih.

Hati Pelangipun mencair. Lalu Pelangi memakaikan topi dan kacamata pada Karel.

"Dengan mengenakan ini, orang-orang tak akan mengenalimu." Pelangi tersenyum.

"Kemana kau ingin pergi?" Lanjutnya.

Karel ikut tersenyum. Lalu menggandeng tangan Pelangi mengajaknya ke taman hiburan. Mereka menaiki wahana perahu bebek.

Kemudian Karel kembali bercerita. Ia menceritakan semuanya.

[Flashback]

Saat itu ada seorang pria paruh baya menghampiri Karel seusai latihan basket. Ia menawari Karel untuk jadi bintang iklan produk mereka.

"Tidak, terima kasih. Sepertinya aku tidak cocok untuk menjadi bintang iklan produk sehebat itu" jawab Karel menolak.

"Ah kau ini tidak perlu merendah.. Lagi pula jarang-jarang ada atlet yang belum profesional tapi sudah sepopuler kau. Ya sudah kalau begitu, simpanlah ini. Hubungi saya jika kau berubah pikiran" Pria dari Yess Entertaiment itu memberikan kartu nama pada Karel.

[Flashback End]

"Aku memang tidak menginginkannya, maka dari itu, aku menolak tawaran itu dari awal. Tapi ada seseorang yang sangat berharga sedang kesulitan ekonomi. Ku pikir, ini adalah jalan pintas. Maka dari itu aku berubah pikiran. Dan saat itulah aku memutuskan untuk debut menjadi seorang entertainer." Cerita Karel.

Nada bicaranya tiba-tiba berubah dan terdengar sedih.
"Tapi... sejak saat itu, orang itu menjauhiku. Semakin hari semakin jauh. Kudekati dia tetap menjauh. Orang itu berpikir aku berkhianat dan mengambil impiannya. Orang itu membenciku, menuduhku dan berpikiran yang tidak-tidak tentangku. Tanpa perduli aku melakukan ini demi dia, demi membayar biaya sekolahnya. Agar dia tetap tinggal disini. Tanpa menyadari sebenarnya aku selalu ada untuknya, selalu ada didekatnya walau ia tak melihatnya. Tanpa menyadari aku membuntuttinya, mengawasinya dan berjaga-jaga dari orang-orang yang membully-nya." Ujar Karel panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang