Bagian 2

47 5 0
                                    

Kedatangan Pelangi di sambut teman-temannya. Bukan sambutan yang hangat dan menyenangkan. Melainkan sambutan dengan tatapan tajam dan mengejek.

Pelangi menyusuri koridor sekolah seperti biasa. Berjalan dengan santainya dengan sikap dingin dan angkuh tanpa memperdulikan tatapan-tatapan tajam dari teman-temannya yang berdiri memanjang dan berjajar disisi kanan kiri Pelangi.

Tatapan itu terus mengikuti kemana Pelangi pergi. Beserta suara-suara yang membicarakan tentangnya, ikut mengiringi langkah Pelangi sampai ke ruang kelas.

Sedangkan Karel hanya berjalan mengikuti langkah Pelangi dari belakang. Menjaganya kalau-kalau mereka berbuat nekat pada Pelangi.

"Eh ini dia si gadis brutal dan sok cantik yang jatuh miskin !!" Sindir Nevy saat melihat Pelangi memasuki ruang kelas.

"Kau ini baru punya sedikit fans saja sudah terkena popular syndrome. Bagaimana kalau benar-benar populer ?!"

" hey jaga ucapanmu! Apa kau tidak tau kalau sekarang Nevy yang berkuasa dan populer disini!" Ucap Tiara membela Nevy.

"Oh, sekarang kau mengundurkan diri jadi dayang-dayangku, dan berpindah haluan pada Nevy?" Jawab Pelangi ikut mengejek Tiara yang dulu menjadi temannya dan selalu mengikuti kemanapun ia pergi dan selalu mengikuti gaya pakaiannya.

"Lihat, bahkan sampai sekarang kalian masih mengikuti gayaku." Lanjut Pelangi.

"Apa ?? Gayamu?? Kau pikir kau siapa sampai kami meniru gayamu?!" Jawab Risa yang dulu juga selalu mengikuti Pelangi. Sama seperti Tiara.

"Aku heran, kenapa kau masih masuk sekolah?! Uang darimana untuk biayanya?!" Ucap Nevy

"Lagipula dulu kami mengikuti semua kata-katamu karna terpaksa. Hanya karna ayahmu adalah investor besar untuk perusahaan ayahku. Tapi sekarang ayahmu sudah meninggal, jadi untuk apa aku berpura-pura didepanmu lagi!" Ucap Tiara

"Tiara benar, kau pikir siapa juga yang tahan dengan sikapmu itu!" Ucap Risa

Pelangi yang mendengar semua itu hanya diam tak berkomentar dan duduk di kursinya dengan cuek dan wajah datar.

Tak cukup sampai disitu. Kini Pelangi juga jadi korban bully disekolah. Mereka tak merasa takut lagi karna Pelangi kini bukanlah siapa-siapa. Satu-satunya teman yang ia punya hanya Karel. Ia berharap Karel akan terus bersamanya. Karna hanya dia satu-satunya yang ia punya.

Hampir setiap hari Pelangi mendapat perlakuan yang tak mengenakan dari teman-temannya.

Seringkali lubang kunci loker lemarinya rusak karna dibobol paksa oleh seseorang. Lalu di dalamnya diberi tulisan ancaman menggunakan cat warna merah seolah-olah itu adalah darah. Juga berisi sampah yang beraroma busuk dan merusak semua benda miliknya yang berada didalamnya.

Atau meja dan kursi tempat duduknya yang penuh coretan. Atau fitnah yang mengarah kepadanya yang membuat namanya semakin buruk dihadapan para guru dan pihak sekolah. Dan membuatnya mendapat hukuman yang seharusnya bukan untuknya.

Walau dihadapan mereka Pelangi terlihat kuat. Bahkan terlihat cuek tidak perduli sama sekali atas perlakuan yang tidak mengenakan kepadanya. Dan terlihat over percaya diri, dingin, serta angkuh. Tapi pada kenyataannya justru sebaliknya. Diam-diam dibalik sikapnya itu terdapat jiwa yang rapuh. Terdapat tangisan disetiap malamnya. Dan Pelangi menyimpannya rapat-rapat. Tak boleh seorangpun tau.

**********

"Karel ! Kenapa kau belum pulang ? Sekolah sudah sepi !"
Teriak Pelangi dari pinggir lapangan dan duduk di kursi penonton mengajak Karel pulang sekolah bersama.

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang