Bagian 5

23 5 0
                                    

"Angi ! Ikut aku!
Aku ingin bicara padamu !" Karel menarik tangan Pelangi yang sedang sibuk mengisi soal di ruang kelasnya

"Lepaskan! Aku sedang sibuk !"

"Kenapa kau pergi dari rumah? Apa kau punya masalah ? Katakan padaku apa masalahmu? Tapi kau jangan pergi dari rumah!"

"Karel ! Kau dipanggil kepala sekolah ke ruangannya!" Panggil Andy, teman Karel secara tiba-tiba.

"Hufftt... tidak bisakah nanti saja? Aku ingin bicara penting dengan Pelangi. Ada kesalah pahaman diantara kami yang harus segera diselesaikan"
Karel menghembuskan napasnya berat seraya mengeluh. Lalu berjalan dengan malas menuju ruang kepala sekolah.

**********
Ternyata kepala sekolah menegur Karel yang nilai akademisnya mulai menurun. Sedangkan sebentar lagi akan ada lomba sains tahap 2 dan satu-satunya wakil dari sekolah hanya Karel.

Karel menggaruk kepalanya frustasi saat mendengar teguran dari kepala sekolahnya itu.

**********
"Angi ! Tunggu! Kita belum selesai bicara!" Karel mengejar Pelangi yang hendak ke perpustakaan.

Namun langkahnya terhenti karna teman-teman dari satu tim basketnya mengajaknya rapat untuk menentukan formasi dalam bertanding di turnamen minggu depan.

Karel memandang punggung Pelangi yang mulai menghilang dari pandangannya dengan muram. Karel kecewa karna lagi-lagi ia tak bisa bicara dengan Pelangi.

Berkali-kali Karel mencoba bicara pada Pelangi. Namun selalu ada saja hal yang menghalanginya. Jadwal latihan basket, jadwal belajar, rapat, jadwal shooting, atau sekedar kerumunan para fans yang datang menghampirinya meminta foto dan tanda tangan yang membuatnya tak bisa bicara pada Pelangi.

**********
Karel memandang deretan kursi penonton dengan sedih. Biasanya selalu ada Pelangi disana. Memberinya semangat, atau sekedar duduk diam dengan wajah kesal merasa bosan, tapi tetap setia menunggu hingga ia selesai latihan.

Karel tersenyum mengingat kenangan itu. Lalu di detik berikutnya senyumannya perlahan menghilang melihat kenyataannya Pelangi tak lagi ada disana.

"Bruk..!!" Kepala Karel terbentur bola basket yang sedang di oper temannya.

"Aww.. " Rintih Karel kesakitan.

"Ahh.. kau ini bagaimana sih ! Fokus! Fokus! Sebentar lagi kita ada pertandingan! " ucap Ryan kesal.

"Kau kan ketua team ! Harusnya kau yang lebih bisa membimbing dibanding kita-kita!" Lanjut Ryan

"Iya nih, akhir-akhir ini kau tidak pernah fokus! Selalu salah! Waktu kita untuk latihan hanya sedikit! Kita harus menggunakan waktu yang sedikit itu dengan sebaik-baiknya! Tapi kau malah seperti ini. Membuat team kita tambah tidak kompak!"

"Jika kau terus seperti ini, aku tak akan ikut bertanding! Kau bertanding sendiri saja!"

"Iya. Aku juga!"

"Aku juga!"

"Aku juga!"

Semua anggota team merasa kesal dengan sikap Karel yang akhir-akhir ini tidak fokus dan membuat team tidak kompak. Mereka juga meninggalkan Karel berlatih seorang diri dilapangan.

**********
"Saya amati semakin hari nilai akademismu semakin meningkat. Saya ikut senang mendengarnya. Tapi, mohon maaf. Peraturan sekolah tetaplah peraturan. Walau nilai akademismu meningkat sekalipun, kau tetap harus membayar iuran bulanan sekolah. Jika tidak, kau dilarang mengikuti pelajaran"
Kata kepada sekolah pada Pelangi.

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang