Bagian 8

10 4 0
                                    

Sampai H-1 Karel belum juga menentukan pilihannya. Ia masih bingung. Kepala sekolah dan pelatih basketpun ikut bingung. Karena mereka sama-sama belum mendapat pengganti Karel jika Karel tidak memilih mengikuti perlombaan sains atau tidak mengikuti turnamen basket.

Karel didesak untuk cepat menentukan pilihannya. Karna kalau tidak, Karel terancam didiskualifikasi dari perlombaan sains jika Karel tak datang dan tak mengikuti perlombaan tersebut.

Karel juga akan kehilangan mimpinya menjadi pebasket profesional jika tak memilih turnamen basket itu.

"Angi.. bantu aku. Aku perlu bicara padamu agar aku bisa mantap menentukan pilihanku." Batin Karel.

Entah kenapa Pelangi selalu jadi pusat pikiran Karel. Walau Pelangi sama sekali tak ada hubungannya dengan masalah ini. Namun, bicara dan menceritakan semua hal kepada Pelangi membuatnya merasa lebih tenang.

Apalagi akhir-akhir ini hubungannya dengan Pelangi sedang tidak baik. Itu membuatnya seperti ada separuh jiwanya yang hilang.

Ia tak tau. Mengapa semua ini terjadi. Mengapa Pelangi seolah menjauh dan membencinya. Ini berawal sejak ia menjadi populer disekolah. Dan semakin buruk sejak ia mendapat tawaran berperan di drama televisi yang membuatnya semakin terkenal dan menjadi seorang selebritis.

**********

"Angi! Ikut aku! Aku ingin bicara padamu." Karel menghalangi langkah Pelangi yang hendak pergi ke perpustakaan.

Sedangkan Pelangi hanya menghembuskan napasnya dengan berat merasa jengah dengan Karel yang terus memintanya bicara empat mata. Lalu mengabaikannya seraya meneruskan langkahnya menuju perpustakaan.

Di jam pelajaran yang sedang berlangsung. Karel juga masih sempat-sempatnya membicarakan hal yang sama. Mengajak Pelangi untuk bicara empat mata dengannya.

Karel terus melemparkan bola kertas ke arah Pelangi. Namun Pelangi juga masih terus mengabaikannya. Pelangi hanya membuang bola-bola kertas itu ke tempat sampah.

Karel mengirim banyak pesan pada Pelangi. Namun Pelangi hanya melihat sekilas nama pengirimnya. Lalu mengabaikannya lagi. Bahkan menonaktifkan ponselnya agar Karel berhenti mengiriminya pesan lagi.

Karel menulis surat dan menyelipkannya dibuku yang sering Pelangi baca. Berharap Pelangi akan membacanya sepulang sekolah nanti.

Karel bersembunyi. Ia tak mau Pelangi mengetahui bahwa ia yang mengirim surat itu. Karna ia tau, Pelangi pasti akan membuang surat itu tanpa membacanya terlebih dulu.

Karel memperhatikan Pelangi dari jauh. Ia memperhatikan Pelangi yang sedang asik membaca buku di kursi taman depan kelas. Ia menunggu Pelangi membuka halaman berikutnya. Dimana ada surat darinya didalam sana.

Tak lama kemudian, ada selembar surat jatuh dari halaman yang Pelangi baca. Pelangi menengok kesana-kemari berusaha mencari tau siapa yang menaruh surat itu didalam bukunya. Awalnya Pelangi tak curiga sama sekali bahwa pengirim surat itu adalah Karel. Namum setelah membacanya, wajah Pelangi berubah jadi kesal. Ia tau siapa pengirimnya. Walau didalam surat itu Karel tak menyertakan nama pengirimnya. Kemudian Pelangi menyobek surat itu lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh dari tempat ia berada.

Karel yang melihat hal itu langsung lemas merasa kecewa.

"Huh.. tak ada cara lain! Maafkan aku yang akan berbuat kasar padamu. Tapi kau yang membuatku melakukan ini." Batin Karel.

********

Pelangi beranjak dari duduknya. Ia bersiap untuk bekerja karna ini memang sudah waktunya. Sedangkan Karel sedang bersandar di tiang gerbang sekolah menunggu Pelangi yang tak lama lagi akan keluar dan melewati gerbang ini.

Dibalik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang