Chapter 3

56 7 0
                                    

Kecewa, marah, sedih, kesal, tetapi sedikit ada rasa senang di dalam hatinya. Terlalu sulit menerima kenyataan yang sedang terjadi padanya. Tidak, dia tidak marah jika Rama lebih memilih Kareen dibanding dirinya sendiri. Dia sadar, sesuatu tidak bisa dipaksakan. Begitu juga dengan perasaan. Ia hanya marah karna Kareen tidak terus terang padanya. Jujur, itu sangat menyakitkan. Ketika ia berusaha terbuka dengan Kareen mengenai Rama, Kareen justru menyembunyikan hal yang tidak lala sangka akan terjadi. Bagaimana dengan Dira? Ya, sama halnya seperti lala, dia juga sangat kecewa dengan Kareen. Yang berbeda dengan lala adalah Dira tidak menyukai Rama. Disinilah lala sekarang. Melamun di balkon sekolahnya, sambil menatap lapangan. Namun tatapannya kosong. Hingga suatu suara menyadarkannya,

"La, udah lah jangan ngelamun terus." Datang Dira dari arah belakang

"Bukannya aku emang sering ngelamun ya, Dir?"

"Ya iya sih, tapi ini tuh lebih parah tau. Hampir setiap saat kamu ngelamun. Bahkan waktu itu kamu hampir nabrak tembok kan."

"Hehe iya. Aku juga gatau kenapa jadi gini. Susah buat dimengerti, Dir"

"Soal Kareen kan? Gimana ya? Terkadang ada sesuatu yang memang ditakdirkan terjadi namun tidak diizinkan untuk kita pahami."

"Aku emang sedih setelah tau kabar itu, tapi ngga tau kenapa ada rasa senang. Mungkin karna Kareen mendapatkan cowok yang dia sukai. Maka aku pun ikut senang."

"Itu karna dia sahabatmu. Begitu juga denganku. Dia senang, kita pun senang. Tapi aku masih belum bisa menerima bahwa dia menyembunyikan itu semua." Ujar Dira miris

"Menurutku kita harus mendengarkan penjelasan dia dulu, Dir. Kita terlalu egois klo hanya menilai dari pandangan kita. Jujur, aku sudah tidak menyukai Rama lagi. Sama sekali tidak."

"Iya sih, La. Iyauda nanti kita coba ngomong deh sama dia. Aku juga ngga tahan klo diem-dieman gini. Dan aku harap kamu yakin dengan kalimat terakhir yang kamu ucapkan"

"Hehe. iya aku juga, dan aku yakin ko Dir."

Sementara Kareen menatap miris apa yang sedang ia lihat. Ia rindu akan canda tawa mereka, namun karna kesalahannya, semua berubah.

"Reen?" Panggil seseorang dibelakangnya

Kareen pun menoleh kebelakang.

"Ya?" Ia terkejut saat melihat orang yg barusan saja memanggilnya.

"Ada waktu, kan?" Ucap Dira

"Iya, ada. Kenapa?"

"Pengen ngomong nih sama kamu. Ke kantin aja yuk. Aku mau susu vanila" cengir lala.

Kareen bingung. Ada apa dengan sahabatnya? Apa mereka sudah kembali seperti biasa lagi? Ah, rasanya tidak mungkin bila secepat itu.

"Helo! Reen, kok malah bengong sih? Ayuk ke kantin" ucap lala sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kareen.

"Eh iya, ayuk."

Sesampai di kantin.

"Langsung intinya aja ya. Kamu udah bisa jelasin kan alasan kenapa kamu rahasia-in hal itu dari kita?" Ucap lala

"Iya bisa. Sebenernya, mama bilang ke aku klo jangan ada yang tau dulu. Termasuk kalian. Mama bilang pasti akan ada saatnya untuk kalian tau. Jujur, aku kaget denger penjelasan mama. Aku bingung, kalian sahabat aku. Aku ngga bisa nyembunyiin apapun dari kalian. Dan akhirnya sebelum waktu itu tiba, kalian udah tau semuanya. Dan ya, aku tau kalian kecewa bgt sama aku. Aku minta maaf. Aku bener-bener ngga ada maksud untuk nyembunyiin itu." Ucap Kareen

"Toh sekarang aku udah ngga ada apa-apa lagi sama Rama." Tambahnya

Dira dan lala sedikit terkejut mendengar penjelasan Kareen. Terkejut saat kalimat terakhir yang Kareen ucapkan. Mengenai mama nya, mereka mengerti. Kareen adalah anak yang sangat nurut dan patuh pada kedua orang tuanya. Wajar jika ia menuruti apa yang disarankan oleh mamanya.

"Oh jadi gitu. Maaf ya udah berani diemin kamu. Padahal kita belum tau apa alasan kamu nyembunyiin itu semua." Ucap lala

"Kamu udh ngga ada apa-apa lagi sama Rama? Serius?" Tanya Dira

"Iya. Sejak 1 hari setelah kejadian itu, aku udah ngga ada apa-apa sama Rama." Jelas Kareen.

"Yakin? Emangnya kamu bisa ngelepas dia, Reen?"

"Ya mungkin butuh waktu lama, Dir. Tapi aku akan tetep coba untuk lepas dari dia."

"Kamu ngelepas Rama bukan karna aku kan, Reen?" Tanya lala

"Ngga ko, la. Aku ngerasa agak aneh aja disaat dia juga suka sama aku. Ngga tau kenapa, aku cuma mau kalo aku aja yang suka sama dia. Dianya ngga usah. Cukup aku."

"Lah kok gitu sih? Adanya mah klo suka sama orang, maunya disukain balik. Lah ini kamu kebalik. Maunya kamu aja yang suka. Aya aya wae kamu teh" ucap Dira

"Ya emang begini nyatanya, Dir"

"Aku cuma gamau klo alasan kamu ngelepas Rama karna aku. Aku udah ngelepas dia, Reen. Udah sama sekali ngga berharap. Dan aku senang klo nyatanya kalian berdua saling suka." Ucap lala sambil tersenyum kepada Kareen.

Senyuman tulus, itulah yang Kareen lihat saat lala tersenyum padanya. Tidak ada kebohongan dalam senyuman itu.

"Ngga kok la. Emang udah takdirnya aja yang nuntun aku jadi seperti ini." Ucap Kareen.

"Oke, berarti semua udh bisa kembali seperti biasa kan?" Ucap dira antusias

"Pasti lah, muridir." Ucap Kareen.

"Etdah, apaan tuh muridir?"

"Nama panggilan special buat kamu dari aku, muridir sayang" jelas Kareen.

"Idih jelek amat namanya. Udah bagus bagus Dira juga."

"Uluu uluu. Udah dee terima aja. Itu unyu ko haha"

"Ya Gusti. Dosa apaan ampe dikasih nama begituan"

Dan akhirnya masalah yang terjadi pun sudah terselesaikan.

To be continue...

Hi gusy gua cuma pengen ngasih tau, kalo di part selanjutnya, kisah yang sebenarnya akan dimulai! Semoga kalian suka ya guys! Please vote and comment. Butuh masukan supaya bisa lebih baik lagi memberi karya untuk kalian. Thanks.

-mbingung

Always Back Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang