Chapter 9

49 5 0
                                    

"Pagi mah." Aku mengecup pipi mamaku.

Mama menoleh dan tersenyum hangat padaku. "Eh sayang tumben udah bangun jam segini."

"Iyaa mah. Gatau nih kenapa bisa bangun sepagi ini. Kayaknya tidurku ngga nyenyak deh mah"

"Kenapa? Kamu lagi ada masalah?"

Aku menggeleng dan berusaha tersenyum. "Ngga ada kok mah."

"Kamu ngga akan bisa bohong sama orang tua kamu La, bahkan sama siapapun kamu emang ngga bisa bohong."

Aku terdiam.

"Cerita sini sama mama"

"Mah, aku kangen sama kak Fikri."

"Kak Fikri? Fikri siapa? Oh, mama inget. Yang kamu suka dari kelas 5 itu?"

Aku mengangguk. "Iyaa."

"Ya ketemu lah sayang biar ngga kangen lagi" ujar mama sambil mengelus rambutku.

"Ngga ah. Nanti malah makin kangen."

"Eh ntar dulu deh. Kamu masih suka sama dia sampe sekarang?"

Dengan kepercayaan penuh aku menjawab "iya mah. Dari dulu sampe sekarang ngga akan berubah"

"Kamu ngga tertarik gitu sama cowok lain, La? Banyak loh yang suka sama kamu." Tanya mama

"Jangankan tertarik sama cowok lain, ada kefikiran kayak gitu aja ngga ada." Jawabku sendu.

Mama terdiam. Menatap kedua mataku dalam-dalam. Entah sedang mencari apa di dalam mataku, aku tak tahu.

"Mama ngerti gimana rasanya jadi kamu. Abg yang masih labil. Masih belum bisa ngambil keputusan yang baik. Klo ada apa-apa, cerita La. Jangan dipendem terus. Sesuatu yang dipendam akan lebih berbahaya ketika ia muncul kembali." Mama membenarkan anak rambut di dekat telingaku

"Cerita ke orang yang kamu percaya. Klo bisa yang lebih tua dari kamu. Ke bang dio, ke papah, dan ke mamah. Ke Kareen dan ke Dira juga bisa. Pesan mama, pilih-pilih orang yang akan kamu ceritain apa masalah kamu. Karna jaman sekarang orang yang bisa dipercaya sedikit, La."

Aku menyimak satu persatu kata yang mama ucapkan padaku, dan pastinya itu semua akan bermanfaat untukku.

"Tapi La." Tiba tiba mama menyadarkan ku dari lamunan

"Tapi apa mah?" Tanyaku kepada mama

"Gapapa. Udah gih mendingan kamu siap-siap ke sekolah."

Aku mengangguk ragu. Aku merasa mama ingin mengatakan sesuatu, namun segera ku tepis perasaan aneh itu.

Aku mengacungkan jempolku, "aye aye kapten!"

"Susu vanila yaaa mah!" Teriak ku sebelum masuk kamar mandi.

"Iyaa Lala yeye" balas mamanya.

~

"LALAAA YEYEE TUNGGUU!" Seseorang meneriakiku dari kejauhan.

Dan ternyata orang itu adalah Kareen

"Ngga usah teriak juga kali yen."

"Hehe iya iya maap." Kareen menyengir lebar

"Yaudah yuk ke Dira. Dia udh nungguin kita kayaknya" ajak ku pada Kareen.

Kareenpun mengangguk.

"Hooyyy bengong mulu kerjaan" teriak Kareen tiba-tiba

Dira mengelus-elus kupingnya. "Teriak-teriak aja sih lo ah. Sakit kuping gue"

"Tau tuh. Lagi kesambet apaan sih yen? Demen bat teriak dari tadi." Ucapku jengkel

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always Back Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang