Chapter 4

50 8 0
                                    

Tuhan tidak pernah memberikan apa yang kita mau, namun selalu memberikan apa yang kita butuh dalam menjalani hidup.

Berawal dari sinilah, lala akan mengukir cerita hidup yang baru. Menuangkan tinta menjadi huruf, yang merubahnya menjadi kata maka lengkaplah sebuah kalimat. 

"Gila, ganteng bat dah." Ucap Dira

"Iyaa bener. Manis banget mukanya." Ucap Gita antusias

"Itu kakak kelas kan ya? Siapa deh namanya?" Tanya Dira

"Iya kakak kelas, namanya Fikri Putra Fahri."

"Pasti banyak yang suka."

"Iyalah. Ganteng kayak gitu kan."

"Eh pada ngomongin apaan si heboh amat" ujarku tiba-tiba

"Yaelah dari tadi ngomongin kakak kelas lala yeye." Jawab Gita

"Kenapa kakak kelasnya?"

"Ganteng, jadinya banyak yang suka deh"

"Lah emang ganteng banget apa?

Sampe heboh gitu deh kalian. Aku aja ngga tau orangnya yang mana" ujarku

"Ganteng pake banget, la. Kamu pasti suka sama dia"

"Ah masa sih? Aku ngga percaya." Jawabku penuh keyakinan.

"Yaudah deh kalo kamu ngga percaya. Ayo sini ikut aku," ucap Dira antusias

"Ayo, siapa takut" aku pun masih percaya diri jika aku tidak akan suka pada kak Fikri.

"Tuh. Itu yang namanya Fikri. Yang
pake celana merah dan baju olahraga. Yang pakai topi SD kita." Jelas Dira panjang lebar.

"Yang mana sih? Yang kayak gitu kan banyak, Dir. Hampir semua anak laki-laki disitu persis seperti yang kamu ucapkan"

"Cari yang matanya paling sipit"

Akupun menuruti apa yang Dira bilang. Saat aku menemukan orang itu, entah kenapa ada rasa aneh yang menjalar dalam tubuhku.

"Oh, itu. Aku udh liat. Yauda yuk ah pergi dari sini" ajak ku pada Dira.

"Kamu cuma ngerespon kayak gitu? Ngga histeris gitu? Teriak-teriak atau apa?" Tanya Dira bingung

"Y-ya engga. Emang harus gimana klo udh tau orangnya?"

"Kamu suka sama dia ngga? Aku suka loh sama dia."

"Iya suka." Jawabku asal.

"Iyaa? Wih sama dong, la" senyum Dira melebar

"Iya" jawabku singkat

Aku tidak mengerti apa yang ku rasakan saat pertama kali melihatnya. Sesuatu yang berbeda. Mungkin itu yang dapat aku simpulkan. Sampai pada akhirnya aku berkata bahwa aku menyukai cowok tersebut. Jujur, aku tidak menyukainya. Namun aku selalu merasa sesuatu yang berbeda ketika melihatnya. Dan akupun berpura-pura suka padanya.

Aku harap, sandiwara ini tidak mengakibatkan hal sebaliknya. Hal yang membuatku akan jatuh, jatuh pada seorang Fikri Putra Fahri. Semoga.

Hari-hari berikutnya, lala belum merasakan perasaan lebih terhadap kak Fikri. Ia hanya pura-pura heboh jika melihat kak Fikri. Semua masih terasa seperti itu hingga kenaikan kelas. Selama liburan semester, entah mengapa ia tidak bisa berhenti memikirkan seorang Fikri, yang belum lama ia ketahui. Hingga semua berubah saat ia pertama kali menduduki bangku kelas 5 SD.

To be continue...

Sorry pendek, karna ini hanya lewatannya aja. Belum begitu masuk ke intinya. Semoga kalian suka ya guys. Sorry klo ceritanya ga jelas, feelnya jg ga dapet:')

-mbingung

Always Back Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang