chapter 6

38 7 0
                                    

Aku. Seseorang yang menunggumu entah dari kapan dan untuk apa, yang sudah terlalu jatuh pada dirimu yang entah hatinya untuk siapa. -mbng

2 tahun kemudian...

Waktu berlalu begitu cepat bukan? Ya tentu saja. Itulah yang sedang ada dibenaknya Lala. Ia tak menyangka bahwa ia sudah menjadi anak SMP. Betapa beruntungnya ia bisa berada pada sekolah yang sama dengan kedua sahabatnya itu. Ia bersyukur mendapat Nem yang bagus ketika lulus SD. Dan semoga, ia bisa mempertahankan prestasinya saat ini.

"Ah gila ga nyangka gue" ucap Kareen tiba-tiba

Dira pun merasa heran dengan sahabatnya itu "apaan si Reen? Teriak tiba tiba gitu deh"

"Tau tuh dir. Kayen mah emang ga jelas anaknya" ucapku sambil memperhatikan sekitar

"Yee apaan sih lo pada. Gue cuma ga nyangka aja klo udah SMP. Terus kita ngomongnya juga udah gue-elo" jelas kareen

"Iya sih bener juga. Gue juga ga nyangka bisa masuk Bluesky JHS. Sekolah yg diincer banyak murid diluar sana" ucapku sependapat dengan Kareen

"Ya intinya klo udah masuk sekolah favorit, harus belajar lebih giat lah." Ujar Dira.

"Pastilah!" Seruku bersamaan dengan Kareen.

Bluesky JHS. Tempat baru yang akan menjadi rumah kedua bagi Lala. Rumah yang akan menjadi saksi cerita baru yang akan ia ukir. Ya, disinilah ia, Bluesky jhs.

"OMG! KITA SEKELAS YEN!" Seruku tiba-tiba

Kareen pun menoleh "Iya? Masa sih? Lo VII apa?"

"VII-I nih"

"Eh iyaa sama. Lo dimana, Dir?" Tanyaku

"Ah, gue ga sekelas sama kalian. Gue di VII-G" jawab Dira tak semangat

"Yang penting masih deket kok kelasnya." Ujarku.

"Yaudah yuk nyari kelas aja."

××××××××××××××××××××××××××××××

"Nggak ada cogan ya disini? Ah ga seru." Dengan malas Kareen memperhatikan wajah baru kelas kami.

"Cogan mulu ya. Tapi ada tuh yang manis, tapi gendut ah. Gue gasuka" ucapku

"Eh iya, sampingnya juga lumayan. Keliatannya humoris deh anaknya"

"Ya tetep aja gue sukanya sama Fikri, yen." Ujarku lesu

"Lo nggak capek apa La nunggu cowok yang ngga pasti kayak dia?" Tanya Kareen.

"Gue ngga pernah ngerasa capek nunggu dia, Yen. Lo tau kan gimana usaha gue untuk deket sama dia? Gue ga bisa berhenti tiba-tiba. Gue selalu gagal untuk sayang sama orang yang baru."

"Tapi La, kak Fikri udah jelas-jelas diemin lo. Ngerespon pun engga. Lo masih bertahan? Gue ga ngerti sama jalan pikir lo sumpah"

"Ketika lo udah jatuh ke dalam lubang yang sangat dalam, apakah rasa sakit yang lo dapet akan sama pada lubang yang selanjutnya?" Tanyaku tepat dihadapan wajahnya.

"Gue sih mendingan jatohnya di lubang yang itu aja, La. Gue gamau jatoh lagi." Jawab Kareen

"Tapikan kita bisa keluar dari lubang itu, La. Trus kita jalan terus dengan hati-hati supaya ngga jatuh lagi" tambahnya

"Ketika lo jatuh pada lubang itu, dan tanpa lo tau alasannya, lo amat sangat nyaman berada didalam lubang tersebut, apa lo mau pergi dari lubang itu?" Tanyaku lagi.

Kareenpun berfikir. "Ya engga lah. Gue udah nyaman di lubang itu. Kenapa harus pergi dari sesuatu yang sudah memberi kita kenyamanan?"

Akuoun terkekeh "That's the point, Yen"

"Eh? Kok gue ngga ngerti ya, La?" Kareen nampak berfikir

"Gue jelasin deh. Gue udah jatuh pada seorang kak Fikri. Dia yang ngebuat gue nyaman, tanpa alasan yang bisa gue jelasin. Gue udah coba untuk ngebuka hati buat cowok lain. Tapi apa? Selalu gagal. Ngga pernah berhasil. Dari dulu. Dia yang bikin gue balik lagi, Yen. Kenapa gue harus mencari lagi ketika sudah menemukan apa yang  dicari? Dan kalopun dia ngga suka sama gue, ngga masalah. Gue cuma mau deket sama dia, jadi orang yang selalu ada buat dia, tapi gua sadar klo itu emang ngga mungkin terjadi kan? Jangankan kayak gitu. Dia masih inget sama gue aja, gue udh bersyukur banget Yen" jelasku panjang lebar.

"Lo bener, La. Gue salut sama lo. Ketika kondisinya seperti ini, lo masih kekeuh buat pertahanin dia. Punya kontak hp nya? Ngga. Satu sekolah? Juga engga. Rumah deket? Boro-boro. Ketemu? Cuma di mimpi. Ngga pernah ngeluh walaupun lo jauh dari dia. Klo gue jadi lo, gue mungkin ngga bisa bertahan lama. Fikri beruntung ya ada yang perjuangin dia segini besarnya. Andai dia tau ya La. Gimana susahnya lo ngejaga hati untuk dia, nahan kangen ke dia, stalk sana sini, ngefollow temen dia yang bahkan ngga lo kenal demi tau kabarnya dia. Ah, ngga bakal habis jelasin perjuangan lo ke dia mah, La."

"Dan gue ngga akan pernah ngerasa capek untuk perjuangin dia, Yen."

To be continue...

Always Back Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang