Chapter 11: Kenangan Diluar Kelas part 2

116 8 1
                                    

"Ini dia bro. Kesempatan sekali seumur hidup. Sebentar lagi pintu surga bakal terbuka", bisik Farhan

"Hanya kali ini kita bisa liat cewek-cewek itu pake baju renang. Sebagai laki-laki kita gak boleh sia-siakan ini", sambung Samuel

"Bukan cuma itu bro. Kita juga harus bisa buat mereka terpesona sama badan atletis kita ini", sambung Ryan.

"Atletis ndas mu! Sadar nak. Perutmu buncit. Bukan sixpack", kata Jefry.

Dari kejauhan, tampak Reno berjalan ke arah pria-pria yang sedang melakukan boys' talks ini.

"Yang jualan jajanan dimana?", tanya Reno dengan gagahnya. Walau hanya dengan celana pendek dan kacamata hitam di kepalanya, tapi tubuh Reno yang tinggi, berotot dan sixpack itu membuat teman-temannya ngiri. Mereka saling menatap tubuh mereka masing-masing, lalu saling menatap. Dan terakhir, dengan wajah jelek, mereka menghela nafas bersama-sama

"Yang jual jananan disana", kata Farhan sambil menunjuk ke arah kanannya. Tanpa sepatah kata, Reno pergi. Meninggalkan teman-temannya dalam kekaguman

"Haduuh.. Yang begitu mana bisa kita kalahkan. Badan kita aja kurus kerempeng begini", kata Samuel dengan nada sedih

"Setuju deh. Rencananya kita bubarin aja gimana?", tanya Farhan.

"Iya. Setuju gue. Udah gak niat narik perhatian cewek gue", jawab Ryan lalu pergi dengan kepala tertunduk lemas.

Setelah itu, para wanita datang beramai-ramai dengan pakaian renang mereka. *Tapi pakaian renangnya bukan kayak yang ada di anime, lho. Jadi para pembaca harap berimajinasi seadanya aja deh*. Walau mengatakan sudah tidak tertarik, tapi para pria dari 12 IPA 7 ini tetap tak bisa mengalihkan mata mereka dari wanita-wanita yang memakai baju kaos tipis dan celana pendek ini. Terlebih lagi, tubuh basah mereka setelah bermain air ditambah pantulan cahaya matahari dan indahnya langit biru, mereka menjadi pemandangan yang tidak bisa dilewatkan.

"Coeg! Liat noh neng Cella. Bodinya gile banget coeg! Kak Rini juga noh. Manis banget gayanya", kata Ryan.

"Karin juga greget coeg. Baru sadar aku kalau bodinya bagus", kata Samuel sambil memegang dagunya.

"Elu ngeliatin yang mana, Han?", tanya Samuel

"Hah? Eh.. enggak. Aku gak liatin mereka kok", jawab Farhan panik.

"Hoo.. Jadi selera elu yang agak jantan ya? Yasmine? Hm. Hm.. Bagus juga, sob", kata Samuel

"D-Diem lu, ketoprak!", bentak Farhan dengan pipi yang memerah.

Disisi lain, para wanita juga sedang menceritai para pria selagi bermain bola air di pantai berair biru ini.

"Dari tadi cowok-cowok itu ngeliatin kita mulu. Pasti tergoda sama bodi seksi kita nih", kata Karin dengan penuh percaya diri.

"C-Cella kulitnya bagus banget. Ngiri liatnya", kata Luna sambil mengumpan bola ke Cella.

"Ini sih gara-gara aku kebanyak'an jadi kelinci percobaan ibuku. Entah udah berapa sabun yang aku dipaksa pake sama ibu", jawab Cella sambil memukul bola ke Yasmine.

"Yasmine juga bagus tuh kulitnya. Mulus kayak jalan tol", kata Cella tertawa

"Daripada itu, kalo para cowok gimana? Ada bodinya yang srek di hati?", tanya Yasmine sambil mengumpan bola ke Karin. Bola yang melambung ke arahnya diabaikan begitu saja oleh Karin. Seolah mereka dibekukan oleh waktu.

"Udah kuduga. Cowok-cowok kita gak punya harapan", kata Yasmine sambil memegang kepalanya.

Waktu berlalu seiring kegiatan mereka di pantai. Tanpa terasa, matahari telah terbenam dan hari pun berakhir. Setelah bermain sepanjang hari, sebagian dari mereka memutuskan untuk beristirahat dan bersenang-senang lagi besok. Namun sepertinya, malam itu tidak akan setenang itu.

Senyum KelulusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang