Chapter Extra: Reuni

178 9 0
                                    

Sepuluh tahun.. Waktu yang cukup untuk melakukan semua hal yang kita mau. Waktu yang sangat lama. Namun, waktu yang sangat lama ini pun dapat terasa begitu cepat. Kadang kita sering merasa 'kayaknya baru kemarin aku SD. Tapi sekarang udah tamat sekolah' atau semacamnya.

Cerita yang kita bahas kali ini adalah cerita 10 tahun setelah sekelompok pemuda dan pemudi yang telah melewati suka duka masa sekolah. Masa-masa terindah dalam hidup mereka usai sudah. Dan bagi mereka yang bisa, mereka sudah menggapai cita-citanya. Tetapi bagi mereka yang gagal meraih cita-citanya, sekarang mereka menapaki jalan yang ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa untuk mereka. Oke deh. Udah cukup basa basinya. Langsung aja kita masuk ke cerita

Sepuluh tahun telah berlalu. Namun bangunan sekolah tempat Cella dan teman-temannya sama sekali tidak berubah. Pagar megah yang berdiri kokoh didepan, bangunan megah dan indah, taman yang tertata rapi, bahkan kelas mereka yang berada jauh dibelakang sekolah. Ruang kelas tua tempat Cella dan teman-temannya menghabiskan tahun terakhir masa SMA mereka. Tahun yang dipenuhi rasa sakit, sekaligus rasa hangat persahabatan.

Dan hari ini. Tibalah hari yang telah mereka janjikan sebelum mereka melangkah di jalan mereka masing-masing. Hari reuni setelah 10 tahun lamanya. Sekaligus hari pembuktian apakah mereka telah berhasil meraih cita-cita mereka masing-masing.

"Kayaknya kita kecepetan deh, Sam", kata Karin sambil berjalan ke arah kelas mereka dulu. Blazer dan rok pendek yang dipakainya, rambutnya yang bergelombang begitu menunjukkan keanggunannya. Ya. Karin yang dulu cerewet sekarang telah tumbuh menjadi wanita dewasa.

"Ya biarlah. Berarti kita masih ada waktu untuk berduaan", jawab Samuel yang berjalan disebelah Karin. Berbeda dengan Karin, Samuel tidak terlihat banyak berubah. Hanya badannya lah yang terlihat lebih tegap. Dan jaket kulit yang digunakannya membuat kesan dirinya lebih dewasa.

Sesampainya mereka didepan kelas, dilihatnya ada seorang pria dengan potongan rambut yang rapi dan seorang wanita bertubuh kecil berdiri. Si pria mengenakan jas abu-abu yang dibuka kancingnya dan celana jeans sambil meletakkan tangannya di kantung celana. Sedangkan si wanita menggunakan dress putih yang terlihat sederhana namun menarik.

"Ah, itu Farhan sama Luna!", teriak Karin lalu berlari memeluk Luna.

"Ah.. K-karin! Lama gak jumpa. K-kamu cantik banget", kata Luna yang tengah berada dipelukan Karin.

"Kamu juga cantik banget! Kesannya natural banget! Kayak bunga dandelion!", jawab Karin sambil terus menggosok-gosokkan wajahnya ke wajah Luna

"Yo. Apa kabar?", tanya Samuel pada Farhan

"Sehat. Elu? Lancar hubungan sama Karin?", jawab Farhan

"Lancar dong. Karin aja nempel terus sama aku", jawab Samuel dengan sombongnya

"Lancar dengkulmu! Berapa kali kita putus nyambung gara-gara kamu selingkuh?!", sambung Karin kesal.

"Jangan dibilang, oey! Biarkan aja orang ini tau kalo hubungan kita romantic! Bodoh elu ya?!", jawab Samuel kesal

"Hah?! Bodoh?! Yang bodoh sebenarnya siapa?!", kata Karin kesal

"Uwah.. Mesra banget. Kayak di FTV aja. Hahaha", ejek Farhan

"U-udah udah.. Kita kan udah 10 tahun enggak ketemu. Masa mau berantem", kata Luna memisahkan

"Aku tiap hari jumpa sama dia. Sampe mau muntah aku liatnya", kata Karin sambil melirik tajam Samuel

Selagi mereka bertengkar, beberapa orang lagi datang. Dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Salah satu wanita bertubuh kecil seperti Luna. Rambutnya pendek. Memakai baju kaos bertangan panjang dan topi bulat beserta rok dan legging yang menutupi seluruh kakinya. Disebelahnya ada seorang wanita yang memakai kemeja putih dan celana jeans hitam.

Senyum KelulusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang