Chapter 14: Pertarungan Terakhir

126 7 0
                                    


Tanpa bisa dihentikan oleh siapapun, waktu terus berjalan. Hati yang kecil ini, masa muda yang tidak dapat terulang ini, di isi oleh suatu hal yang tidak memiliki bentuk. Tidak pula memiliki harga. Namun hal itu dapat bertahan selamanya. Meskipun hari telah berganti, musim telah berubah, dan zaman telah berpindah, hal itu akan terus bertahan. Ya. Hal itu adalah kenangan.

Satu minggu sebelum Ujian Nasional. Seluruh pelajar hampir sampai ke akhir perjuangan. Seperti apa masa depan yang akan kita lalui sudah mulai terlihat. Namun minggu ini bukanlah minggu yang sibuk. Bagi kalangan pelajar, minggu ini dikenal dengan 'Minggu Tenang Menghadapi UN'. Waktu terakhir untuk rileks sebelum peperangan terakhir dimulai.

"Baiklah. Hari ini, 31 Maret, secara resmi kakak mengakhiri kegiatan belajar mengajar kita", kata Kak Rini sambil menepuk meja tiga kali.

"Horeee..! Akhirnya selesai!", teriak para murid di kelas yang solid ini.

"Ayo langsung serbu kantin. Kita rayain sekarang juga", ajak Rico.

"Ah, bener juga tuh. Aku pengen makan miso ibu kantin untuk terakhir kalinya. Ayo serbu!", kata Cella lalu langsung berlari keluar kelas di ikuti oleh teman-temannya.

Di kantin yang cukup luas itu, seluruh murid 12 IPA 7 berkumpul. Memenuhi hampir seluruh meja yang tersedia sambil bercanda tawa.

"Ladies and gentlemen. Sebentar lagi akan kita saksikan pertarungan abad ini. Antara Reno, Andre, Rico dan.. Yasmine!?", kata Samuel ibarat seorang komentator.

"Mine, elu ngapain ikutan? Ini lomba makan-makan. Ntar kalo elu gemuk, Farhan kagak naksir elu lagi", kata Samuel

"Oey, kata siapa aku naksir dia?!", bentak Farhan.

"Jadi kau gak naksir dia? Yaudah dia untukku aja ya?", tanya Samuel sambil cengengesan.

"Jangan oey! Aku gak ikhlas!", teriak Farhan.

"Ah, berisik ah. Kalo aku mau ikut kenapa rupanya? Masalah buat loe?!", kata Yasmine dengan nada sedikit alay.

"Melati! Kamera! Rekam momen ngalay Yasmine! Langka banget tuh", kata Karin mengejek.

"Ahem.. Baiklah, sehubungan dengan Reno dan Rico udah kayak mau nerkam satu sama lain, kita mulai aja pertandingan makan miso terbanyak dan tercepatnya", kata Samuel.

"Baiklah, semua peserta siap?", tanya Samuel. Keempat peserta itu mempersiapkan sendok dan garpu di kedua tangan mereka. Reno dan Rico saling menatap dengan tatapan dingin. Aura disekeliling mereka begitu menakutkan. Apakah ini benar-benar hanya pertandingan makan bagi mereka?

"Yang menang dapat ciuman mesra dari neng Cella", tantang Rico sambil tersenyum sombong. Reno tertawa kecil

"Jangan mimpi bisa menang", kata Reno menjawab tantangan Rico.

"MULAI!", teriak Samuel. Begitu ucapan ini terdengar, keempat peserta langsung menghantam semangkuk miso yang ada di hadapan mereka. Mereka menyantap hidangan ini bagai singa kelaparan. Mungkin makannya langsung ditelan begitu saja. Teman-teman mereka yang lain pun sibuk memberikan dukungannya kepada masing-masing peserta.

Persaingan cukup ketat. Rico dan Reno sudah hampir menyelesaikan mangkuk ketiga mereka. Sedangkan Yasmine dan Andre baru memulai mangkuk ketiga mereka. Namun Andre sedikit tertinggal. Mungkinkah ia kenyang? Apakah badan sebesar beruang ini kenyang dengan 3 mangkuk saja?

"A-andre! S-semangat!", kata Luna menyemangati Andre. Melihat Luna menyemangatinya, mata Andre berapi-api. Ia menambah kecepatan makannya, mengalahkan saingat terdekatnya, Yasmine.

Senyum KelulusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang