Chapter 3 - Seperti Sedia Kala

1.2K 112 3
                                    

Mungkin sudah saatnya aku bangkit, karena hidupku bukan hanya tentangmu saja.

***

"Pagi mamahku yang cantikkkk" seru Marsha ceria sambil mengecup pipi Eli yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Eli tersenyum melihat anaknya sudah kembali ceria seperti biasanya. Meskipun Eli yakin bahwa hati Marsha masih dalam keadaan tidak baik-baik saja, tapi ia tahu Marsha adalah gadis yang kuat.

"Pagi sayang.. Cantik banget sih anak mamah" goda Eli sambil menyolek dagu Marsha.

"Iyadong, anak siapa dulu" balas Marsha dengan mengedipkan matanya genit, membuat Eli hanya geleng-geleng kepala.

"Mah tunggu.. aku bawa bekal aja ya hari ini. Lagi males sarapan" ucap Marsha tiba-tiba ketika melihat Eli hendak mengambil piring untuk Marsha sarapan.

"No!! ntar kamu telat makan" larang Eli

"Ih mamah ih gak seru, enggak kok ntar langsung Marsha makan disekolah" pinta Marsha

"Pleasee!! Ya ya ya? Perut Marsha lagi gak enak buat makan" tambahnya merengek

"Roti selai buat sarapan disekolah, nasi goreng buat makan siang, dan susunya diminum sekarang" perintah Eli sambil menyerahkan dua kotak makan dan segelas susu untuk Marsha.

Marsha seketika lemas melihat makanan yang ada didepannya. Ia tidak membayangkan ketika harus membawa dua kotak makan sekaligus ke sekolahnya. Padahal sedaritadi ia sedang memikirkan siapa teman yang akan jadi incaran untuk memakan sarapannya, tapi ini justru malah tambah satu kotak lagi. Marsha hendak protes kepada mamahnya, namun baru ia akan membuka mulut, Eli sudah kembali berbicara.

"Gak ada tapi-tapian!"

Marsha hanya mendesah pelan.

"Marsha malu ih sama umur. Masa udah 17 tahun masih bawa kotak makan begini mah" protes Marsha akhirnya.

"Yang tadi minta dibawain bekal siapa?"

"Ya tapi kan gak dua kayak gini juga" gerutu Marsha

"Yaudah kalo gak mau, cepetan sara-"

Seakan tau apa yang akan diperintahkan mamahnya, Marsha langsung memotongnya.

"Iya iyaa, bekalnya Marsha bawa du-a-du-a-nya" ucap Marsha sambil menekan setiap kalimatnya.

"Ini su-" ucapan Eli terpotong lagi

"Ini susunya juga mau Marsha minum" lanjut Marsha sambil mengambil susu yang ada di meja lalu meneguknya.

Eli tertawa.

"Udah kan mah? Gak usah ngomel lagi ya, Marsha berangkat dulu. Assalamu'alaikum" pamit Marsha sambil mencium tangan Eli.

"Walaikumsalam. Sekolah yang bener,Marsha harus belajar jadi gadis yang tegar." pesan Eli sambil mengelus rambut Marsha.

Marsha mengangguk. Ia tidak tahu maksud perkataan mamahnya, padahal ia tidak bercerita apa-apa sedikitpun. Namun Marsha enggan peduli, meskipun begitu perkataan Eli sangat cukup menjadi bekal yang membuat Marsha untuk lebih kuat mulai hari ini.

Setelah berpamitan, Marsha langsung pergi keluar rumah karena pak Rahmat sudah menunggunya di luar.

"Sudah siap non?" tanya pak Rahmat

"Siap pak!" jawab Marsha antusias.

Sesampainya disekolah, Marsha langsung turun dari mobilnya setelah berpesan pada pak Rahmat untuk tidak menjemputnya karena pulang sekolah nanti, ia akan mengikuti technical meeting bagi para pendaftar osis periode ini.

Be My BrofriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang