Chapter 11 - Menghangat

876 82 42
                                    

Aku hanya berusaha untuk tak menyakitimu
Tapi apa daya,
Niatku justru membuatmu meninggalkanku.
Bukan untuk sementara, bahkan untuk selama-lamanya.

***

"Sha, gue mau ketemu sama Ruth" ucap Rifky yang saat ini berdiri di samping Marsha. Masha yang sedang sibuk menyirami tanaman di halaman panti sontak terkejut dengan perkataan yang di lontarkan Rifky. Sedari tadi ia mengabaikan Rifky yang tak juga berhenti menganggunya. Namun ucapan Rifky barusan membuatnya sedikit penasaran, karena ini menyangkut sahabatnya, Ruth.

Lantas Marsha menoleh menghadap Rifky, meninggalkan sejenak aktivitas yang dilakukannya "Lo..mau ngapain?" tanyanya

"Gue mau ngasih tau dia, kalo gue sama sekali gak cinta sama dia."

Wajah Marsha lantas memerah, ia mengepalkan tangannya mendengar jawaban Rifky barusan.

"Lo bener-bener gak punya perasaan yaa!"

"Gue capek harus bersikap sok manis ngladenin chat dia. Seolah-olah gue peduli dan ada rasa sama dia. Gue gak bisa ngelakuin suatu hal yang gue gak suka" tutur Rifky

"Ruth cinta banget sama lo, lo ngerti gak sih?!!" Marsha benar-benar dibuat emosi olehnya.

"Terus kalo dia cinta sama gue, gue harus balik cinta sama dia hah?! Gue cuma cinta sama lo Marsha Kirania Valendra!" teriak Rifky tak kalah emosi.

"Lo gila!"

"Lo yang bikin gue gila. Lo minta gue ngertiin perasaan Ruth, tapi lo gak pernah ngerti perasaan gue. Gimana menderitanya gue ketika lo nyuruh gue seolah suka sama orang yang nyatanya sama sekali gak ada di hati gue"

Marsha sudah tidak tahan, namun demi Ruth ia harus tetap melakukan ini.

"Gue mohon sama lo plis. Tolong, coba buka hati lo buat Ruth. Gue sama sekali gak ada perasaan sama lo Ky" ucap Marsha memohon.

"Kali ini gue gak bisa Sha. Gue tetep harus ngomong sama dia"

"Gue gak bakalan biarin itu terjadi" Marsha masih bersikukuh

"Itu terserah lo. Tapi kalo sampai lo gagalin rencana gue, gue gak akan segan-segan bikin Ruth lebih sakit hati" ancam Rifky

"Lo bener-bener gak punya hati ya Ky"

Marsha benar-benar frustasi dibuatnya.ia dulu telah salah menilai Rifky, ia pikir Rifky adalah cowok baik yang nantinya bisa membuat Ruth bahagia, namun ternyata beginilah sifat Rifky yang sebenarnya.

Rifky lantas mendekatkan tubuhnya ke arah Marsha dengan senyum remehnya "Lo tau, gue gak pernah main-main sama ucapan gue. Jadi coba aja kalo lo bisa ngehalangi gue"Rifky lantas pergi meninggalkan Marsha dengan pikirannya yang kalut.

Devin hanya diam, mendengar penjelasan Marsha dengan seksama. Entah, padahal ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak akan mendengar apapun alasan Marsha. Namun, melihat Marsha begitu tersakiti atas ucapannya di mobil tadi, membuat Devin menurut ketika Marsha mengajaknya bicara.

"Gue sama sekali gak bisa memaksa Rifky lagi waktu itu Dev. Ketika Ruth ngirimin gue pesan kalo dia mau gue nemenin dia pas nemuin Rifky, gue emang gak bales. Gue bukan gak mau nemenin dia, gue cuma gak mau dengan adanya gue disitu, Rifky bakal bilang kalo dia mencintai gue di depan Ruth." jelas Marsha mengingat kejadian satu tahun lalu yang terasa menyakitkan untuk diingat.

"Gue tahu gue salah. Harusnya gue hadir disana buat nguatin Ruth. Tapi, gue gak siap. Gue gak siap lihat sahabat yang paling gue sayangi sedih di depan mata gue, dan itu karena gue"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be My BrofriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang