Awal Kepedihan

25 0 0
                                    

Wajah yang polos
Tutur kata yang memikat
Tapi mulutnya berbisa
Dan hati yang penuh keculasan

Bertemu orang sepertimu sengatlah mudah
Semudah mencari musuh di dekat kita
Cinta, katakanlah... apa salahku?
Mengapa kau hianati hatiku?

Mungkin ini adalah akhir dari bahagiaku. Dengan terpaksa aku harus melepasnya demi membalaskan dendam keluargaku. Meskipun keinginan hatiku adalah memeluknya, mengecup keningnya dan menghabiskan malam dengan berdansa bersamanya yang terlihat begitu cantik dalam balutan gaun indah berwarna merah muda. Maafkan aku Sanjana yang dengan sengaja telah menorehkan luka di cintamu yang tulus padaku.

Aku tak sanggup tinggal lebih lama dengan melihat wajah Sedih Sanjana. Akupun mengajak Tina pergi dari pesta yang membuat aku sesak napas. Meski aku harus menemaninya malam ini sebagai syarat agar dia mau pergi dari tempat ini. Di perjalanan aku menyusun siasat. Aku akan mengajaknya minum sampai dia mabuk setelah itu aku akan mengorek informasi penting yang ada di tangannya. Dan aku akan segera terbebas dari tugas yang menyiksa batin. Tapi ternyata aku gagal.

&&&

Sebelumnya bos sudah memperingatkanku agar jangn pernah bermain hati dalam tugas, tapi aku menganggapnya sepele. Kini aku harus menikmati derita atas ulahku sendiri. Sanjana dengan apa aku harus menjelaskan semua ini padamu. Aku hanya bisa menelan kepedihan ini dan menerimanya sebagai bagian dari tugas. Itulah pengorbananku.

Setelah berminggu-minggu mencari celah untuk mendapatkan informasi tentang rekanan bisnis dari perusahaan ini dan hasilnya nihil. Data-data itu di simpan sangat rapi, tapi dimana?

Tiba-tiba hari ini sebuah keanehan terjadi.

Tina menelphoneku dan meminta aku untuk menemuinya di tempat biasa kami bertemu, malam ini. Dan dia mengatakan sesuatu yang membuatku bingung. Apa yang sedang dihadapinya saat ini? Kecemasan menghinggapi otakku yang sedang kusut.
Sesuai janji bertemu, Aku mendatangi tempat itu. Aku melihat dia duduk di sudut ruangan. Seperti sedang bersembunyi dari sesuatu. Wajahnya pucat dan terlihat kalut. Dia menceritakan semua hal yang sangat tidak terduga oleh akal pikiranku sedikitpun.

Ternyata Tina adalah kaki tangan King Cobra yang ditempatkan di kantor untuk mengurus bisnis Ilegal perusahaan itu. Tina tidak pernah bertemu Bosnya. Selama ini mereka berhubungan melalui selular atau internet. Dan tadi malam Tina mendapat pesan dari bosnya bahwa seluruh berkas rahasianya akan di serahkan kepada polisi dengan menimpakan semua kesalahan pada perusahaan dan akan membuat Burhan bertanggung jawab atas semua bisnis Ilegal yang mereka kerjakan bersama.

Tapi Tina tidak mau melakukan itu karena Tina menyukai Burhan walaupun Burhan tidak menaruh rasa sedikitpun kepadanya. Karena rasa cinta Burhan yang besar terhadap mendiang istrinya. Meskipun wanita itu telah meninggal sejak putri mereka masih balita dan kini putri itu telah beranjak dewasa. Kedekatannya denganku hanya untuk membuat pria tampan yang putrinya telah mencuri seluruh hatiku itu cemburu.

Hal tak terduga lainya adalah Tina telah berhasil menyelidiki siapa aku sesungguhnya. Dan dia mengetahui tentang kedekatan aku dengan putri bos yang dicintainya itu. Dan dia percaya aku akan menjaga dokumen penting yang berisi data ilegal yang dilakukan bos besarnya dan juga bos yang dicintainya itu.

Tina meminta aku mengantarnya ke apartemen yang tak pernah ditempatinya selain hanya untuk menyimpan file-file kotor yang disembunyikan dengan aman di sana. Tapi ketika akan keluar restoran tersebut, kami berpapasan dengan Sanjana. Dia langsung membalikan tubuhnya menghindari kami dan mengurungkan niatnya memasuki tempat tersebut.

Tina mengejar Sanjana dan berusaha menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi diantara aku dan dia. Namun tiba-tiba Tina terjatuh dihadapan Sanjna.

Sanjana terlihat binggung dengan kejadian tersebut. Sedang sudut mataku menangkap seseorang yang memegang senjata dan mencoba lari ketika aku mengalihkan pandanganku kepadanya. Akupun langsung mengejarnya tapi sayang, aku gagal menangkapnya. Sebuah mobil mini bus telah menantinya dan membawanya pergi dengan segera.

Dengan perasaan kesal aku kembali ke tempat kedua wanita itu berada. Malangnya akupun terlambat karena ternyata Tina telah tewas di tempat itu dalam pangkuan Sanjana. Dalam keadaan binggung dan kesal aku membawa jasad Tina ke tempat bos. Sanjana pun ikut dengan ku. Setelah menenangkan diri, aku mulai menceritakan apa yang aku dengar dari Tina sebelum dia tewas. Bos dan juga Sanjana menyimak ceritaku dengan cermat.

Sanjana tercengang mendengar penuturanku. Dia terlihat shock dengan keadaan rumit ini. Setelah dapat menguasai dirinya, wanita yang telah mencuri malam-malam panjangku itu meminta aku untuk mengantarnya pulang ke rumah. Dan dia berjanji akan menanyakan tentang kebenaran masalah ini pada papanya.

Setelah bertemu pak Burhan dan mendapatkan pengakuan jujur papanya, Sanjana merasa marah dan tertipu. Selama ini di mata Sanjana, Burhan begitu sempurna tanpa cela. Burhan pun menjelaskan kepadanya bahwa karena masalah inilah dia mengirim sanjana jauh dari dirinya. Bukan hanya untuk menyembunyikan pekerjaan kotornya tapi juga untuk melindungi nyawanya dari rekan-rekan bisnis kotor tersebut.

Setelah dengan susah payah Burhan menjelaskan perihal kekejaman Kong Kobra yang menjadi salah satu rekannya dan yang paling dominan dari semua rekan-rekannya. Akhirnya Sanjana memaafkannya dengan syarat Burhan harus memberi tahu aku di mana adikku berada.

Lalu Burhan menghampiriku dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukan King Kobra terhadap keluarga ku. Dan juga Burhan berjanji akan mempertemukan aku dengan adik kecilku yang telah di culik oleh komplotan bisnis ilegalnya itu. Setelahnya Burhan meminta kami untuk bergegas sebelum semuanya terlambat.

Namun belum lagi kami beranjak dari tempat itu, sebuah suara tembakan terdengar memecah sunyi yang hadir beberapa saat sebelum kami pergi meninggalkan rangan kamar tidur burhan. Di susul dengan robohnya tubuh Burhan di hadapan aku dan Sanjana.

Jerit histeris Sanjana menggores pilu yang pernah aku rasakan saat aku hanya tinggal seorang diri. Aku tak bisa menenangkan kekasihku dengan berada di sisinya dan memeluknya karena reaksiku adalah berusaha mengejar orang yang telah menembak ayah Sanjuku. Tapi langkah ku tertahan dengan suara tercekat Sanjana yang membuatku berpaling padanya.

Dan, 'bukk' Sebuah benda keras menghantam tengkukku. Lalu semua berubah menjadi gelap seketika.

DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang