Kejadian yang Membingungkan

26 1 0
                                    

Kereta berhenti di sebuah tempat yang indah namun tandus. Melalui mikrophone aku mendengar bahwa kereta akan berhenti lama untuk memberikan waktu pada para penumpang menikmati keindahan tempat ini. Aku turun dan menyewa seekor kuda untuk menjelajahi tempat ini. Hingga hari mulai beranjak gelap, akupun berniat untuk kembali.

Dalam derapan kaki kuda aku mendengar suara kaki kuda yang lain dan juga suara seorang wanita berteriak minta tolong. Aku menunggu hingga mereka mendekat. Ternyata gadis manja yang pengawalnya aku buat babak belur sedang di kejar oleh sekawanan pria berkuda.

Aku tak ingin berusan lagi dengan gadis itu. 'Semua ini hanya leluconnya saja.' pikirku. Aku pun pergi meninggalkannya.

Baru saja aku memutar arah kudaku, aku kembali mendengar teriakannya meminta tolong. Ketika aku menoleh, aku melihatnya jatuh tersungkur sedangkan pria itu turun dan langsung menarik rambutnya.Gadis itu meronta dengan sekuat tanaga hingga lepaslah pegangaan pria itu.

Tapi malang tangan pria yang lain dapat meraih lengan bajunya. Pria itu menariknya hingga robek dan memperlihatkan kulitnya yang putih mulus. Mereka semakin tak beradab memperlakukan gadis itu.

'Aku harus menyelamatkannya". Batinku.

Aku pun melompat dari kuda lalu menerjang pria yang sudah berada di atas tubuh gadis malang itu. Cukup sulit menghadapi para berandalan ini. Tapi akhirnya aku berhasil membuat mereka semua tak berdaya.

Namun aku lengah. Ketika aku sedang membantu gadis manja itu berdiri dari ketakutannya, salah seseorang dari mereka yang sudah aku buat tak berdaya sedang berusaha bangkit dengan menggenggam sebuah belati.

Dia berniat akan menikamku dari belakang tapi gadis itu dengan tiba-tiba memelukku dan memutar tubuhku. Dia merelakan dirinya untuk menyelamatkan aku. Disaat itulah aku melihat bahwa seseorang dari berandalan itu akan melukainya.

Di limit waktu yang ada aku mendorong tubuhnya yang masih memeluk tubuhku ke samping. Dan aku berhasil menendang pria itu tapi sayang aku tak sempat menghindari tangannya yang sedang menggenggam belati. Dan dia berhasil menancapkan belatinya di perutku.

Aku tak tahu berapa lama aku tak sadar. Ketika aku membuka mata, gadis itu sedang tidur di sisi tempat tidurku. Dia sepertinya tengah menjaga dan mengobati lukaku. Aku berusaha bangkit tapi rasa sakit di perutku membuat aku mengerang dan suaraku membuatnya terbangun. Dia menatapku lalu menampar wajahku.

"Dasar bodoh!"Aku sempat melihat airmatanya sebelum dia pergi meninggalkan kamar ini.

Apa yang terjadi dengannya? Mengapa dia marah padaku? Seharusnya aku yang marah padanya. Apa yang dilalukannya di tempat itu sendirian menjelang gelap? Memikirkannya membuat kepalaku pusing.

Aku berusaha bangkit meski nyeri terasa di perutku.Aku memesan kopi hitam sesampainya di restoran yang ada di kereta ini. Tak ada siapapun, hanya aku sendiri.

Setelah kopi di cangkirku habis, aku berjalan ke kamarku. Namun baru saja aku mencapai pintu restoran, Gadis itu pun telah berdiri di sana. Sepertinya dia akan masuk. Tapi, setelah melihatku... dia mengurungkan niatnya. Dia berbalik arah dan memunggungiku. Lalu dia berlari menjauh.

Apa yang salah denganku?Aku tersadar dari percakapan otakku ketika suara petugas kereta api mengatakan bahwa keteta akan berhenti sejenak melalui pengeras suara.

Aku berjalan pelan menahan perih di perutku bersamaan dangan laju kereta yang melambat. Ketika aku tiba di pintu kereta, aku milihatnya berdiri di ambang pintu.

Dia begitu menikmati angin yang menerpa tubuhnya dan memainkan rambutnya yang hitam dan panjang. Dia terlihat menikmati moment ini.Tapi, entah apa yang terjadi...

Tiba-tiba salah satu peganan tangannya terlepas. Dia nyaris terjatuh dari atas kereta tapi untungnya aku berhasil menangkap tubuhnya sebelum terlempar keluar.

Aku langsung menarik tubuhnya kembali ke dalam kereta setelah aku barhasil mengaitkan tanganku di pinggangnya. Sesaat aku lupa akan sakitku hingga punggungku menabrak dinding besi dan tubuhku terhimpit oleh tubuh bagian belakangnya yang tepat mengena di lukaku. Oh, sakitnya...

Dia tekejut dan shok sesaat. Setelah dia dapat menguasai dirinya dan mendengar erangan tertahan dari belakang punggungnya, diapun segera berbalik dan melihatku yang juga telah dapat menguasai nyeriku.

Lagi... Aku melihat airmatanya.

Ketika kereta berhenti, diapun berlari meninggalkan kereta dan juga aku yang kebinggungan. Dengan tertatih, aku berusaha mengejarnya. Cukup sulit, hingga aku menemukannya sedang duduk di sebuah bangku taman yang menghadap ke kolam ikan.

Aku memetik setangkai mawar dan aku berikan padanya. Dia menerimanya, lalu dia kembali berlalu. Cukup sudah mengikuti keanehannya. Akupun kembali kekamarku dan mengganti perbanku. Lalu akupun terlelap.

DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang