Hands, put your empty hands in mine
And scars, show me all the scars you hide
And hey,
If your wings are broken, Please take mine so yours can open too
Cause I'm gonna stand by youOh tears, make kaleidoscopes in your eyes
And hurt, I know you're hurting, but so am I
And love, If your wings are broken
Borrow mine so yours can open too
Cause I'm gonna stand by youEven if we're breaking down
We can find a way to break through
Even if we can't find heaven
I'll walk through hell with youLove, you're not alone
Cause I'm gonna stand by you-Stand By You by Rachel Platten-
Seokjin menidurkan tubuh terlelap Taehyung dikamarnya, sedangkan Soonshim terlelap diatas karpet tebal bermotif abstrak warna merah muda diruang tamu Seokjin sesaat setelah Seokjin membuka pintu apartemennya.
Satu alasan mengapa Seokjin membawa namja manis itu ke apartemennya, karena Seokjin tidak pernah tahu tempat tinggal Taehyung saat ini. Dan Taehyung menolak untuk memberi tahu, karena menurut namja manis itu segala hal tentang-nya akan selalu membawa bencana.
Walaupun seorang Kim Seokjin juga selalu membantah dengan keras asumsi buruk Taehyung terhadap dirinya sendiri. Tapi apa boleh buat, sifat keras kepala Taehyung lebih keras dari sebuah batu. Dan sifat keras kepalanya semakin menjadi setelah kejadian 'itu'.
Seokjin memandang sendu wajah terlelap Taehyung. Tangan kanannya terjulur untuk merapikan poni depan Taehyung dengan hati-hati. Takut kegiatannya malah mengganggu tidur lelap namja manis dihadapannya.
Jarum jam terus berputar, membuat malam semakin larut. Seokjin memutuskan bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.
-You-
"Kau tau, aku selalu bersedih setelah mengunjungimu." Setelah hening sekian lama Seokjin memutuskan untuk berbicara. Namun, topik yang dipilihnya membuat Taehyung terkejut bukan main.
Apakah dia akan benar-benar sendiri sekarang? Sendiri tanpa keluarga, kekasih, ataupun teman baik seperti Jin hyung?
Lagi. Sekali lagi liquid bening itu meluncur sekali lagi tanpa diminta.
"Apa ini akhirnya, hyung? Apa ini berarti kau juga akan meninggalkanku?" Tatapan namja yang lebih muda itu berubah kosong. Sinar kebahagiaan yang ada dimata itu telah menghilang sepenuhnya.
Mata Seokjin membulat karena terkejut. Tubuhnya membeku seketika. Direngkuhnya lebih erat tubuh kurus Taehyung yang tadi sempat dilonggarkan olehnya. Kepalanya menggeleng acak. Ia mencoba bersuara, namun pita suaranya seakan kusut. Sungguh, bukan ini maksudnya.
Lagi-lagi hening. Hanya ada suara gesekan dedaunan yang ditiup angin senja. Taehyung masih memandang kosong rerumputan didepannya. Dia merasa benar-benar sendiri sekarang. Bagaimana mungkin Taehyung tetap bertahan bila akhirnya ia kehilangan seseorang yang sangat penting dihidupnya untuk sekali lagi -dan yang terakhir?
"B-bukan -" Suara Seokjin tercekat. Ia mengeratkan pelukkannya ditubuh Taehyung.
"Bukan. Bukan seperti itu. Sungguh." Terlalu banyak jeda disini.
"Kau ingin tahu apa yang membuatku mengatakan hal yang seperti itu? Karena aku juga ikut terluka melihatmu seperti ini. Tolong. Tolong untuk satu kali saja, bisakah kau memperbolehkan aku untuk menerobos benteng yang kau buat itu, Taehyung-ah? Aku tidak peduli dengan semua bahaya itu, termasuk 'mereka'. Aku hanya ingin kau hidup lebih tenang, bukan dengan beban yang kau sendiri tidak pernah lakukan."Seokjin melepas rengkuhannya, memberi sedikit jarak diantara keduanya. Tangannya memegang lembut kedua bahu Taehyung. Dan matanya memandang lembut kedua mata kosong Taehyung, seakan mencoba menyalurkan kehangatan. Walaupun Soekjin sebenarnya masih merasa bersalah, dialah penyebab hilangnya bias hangat dari mata itu.
"Apa kau yakin, hyung?" Seokjin tersenyum tipis, bola mata indah itu tidak lagi kosong. Secercah cahaya telah kembali. Terimakasih Ya Tuhan.
"Ya! Aku sangat yakin! Aku telah belajar bela diri selama kau pergi. Jadi jangan khawatir, aku akan melindungimu."
"Terimakasih, hyung... Terimakasih." Senyum lebar menghiasi keduanya. Kali ini senyum mereka benar -benar lepas.
-You-
Bias mentari menembus melewati jendela besar disebuah kamar mewah. Disusul decakan malas dari sesosok pemuda berambut hitam legam. Sepertinya orang ini merasa sangat terganggu oleh sinar hangat mentari pagi.
Hari ini maid pribadi-nya sedang cuti. Dan tak ada yang berani membangunkan pemuda ini selain bibi Hong -maid pribadinya. Jadi pemuda ini berniat tetap melanjutkan tidurnya. Namun, ia membatalkan niatnya itu sesaat setelah teringan akan suatu hal. Sesuatu yang menarik.
Pemuda itu langsung saja melompat dari kasurnya setelah menyibakan selimutnya dengan kasar. Tidak peduli bila ternyata selimutnya hampir saja terjatuh kelantai kamarnya. Diambilnya benda persegi bermerk apple keluaran terbaru yang ia taruh diatas meja belajarnya semalam.
Senyumnya merekah saat dia mendapati sebuah pesan masuk pukul 1.00 dini hari. Dan senyumnya berubah menjadi seringaian dalam sekejab.
"Kau hebat, hyung."
Dan mari kita lihat bagaimana permainan ini akan berlangsung.
To Be Continued~
______________________________
Pyongg, Holaaa~~ mianhae baru update ne *bow* makasih untuk yang sempet baca+vote+comment atau buat yang baca+vote aja atau malah yang cuma mampir baca xD
Chapter ini terinspirasi dari lagunya Mbak Rachel Platten yang judulnya Stand By You. Lagunya keren loh xDMaap juga kalo chapter ini pendek *nyengir kuda* hahaha~
Mulai chapter depan Cast-nya akan muncul semua. Dan coba tebak siapa pemuda berambut hitam legam diatas xD
And last, terimakasih untuk BTSShipperFanfiction alias VJin yang uda mau koreksi :D maaf, kalo masih bisa ditemukan beberapa typo dichapter ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fanfiction[Ganti Summary] Life is about painful, just like a Love and Friendship. Past in past, future is mystery. Sorry about my past thing, I know, I would never be forgiven. But, I really regret it. For sure. Persahabatan yang indah ini telah hancur. Dan a...