Jimin dan Jungkook berjalan bersisian menuju Rumah Sakit tempat Yoongi dirawat. Sudah menjadi tradisi bila setiap hari Selasa dan Kamis sepulang sekolah mereka menjenguk Yoongi dan hari ini adalah kamis. Tapi bukan hanya mereka berdua maksudnya, Namjoon dan Hoseok sudah lebih dulu kesana. Sedangkan Jin mungkin akan sedikit terlambat seperti mereka karena dia harus mengantar Taehyung pulang terlebih dahulu.
"Kalaiu saja aku tidak bersamamu saat masuk kelas tadi sudah pasti aku akan duduk nyaman di bangku belakang mobil Namjoon hyung, Jim. Lagipula aku sedikit tidak menyangka melihatmu menangis setelah memukulinya sekeras itu. Bukankah itu yang kau mau, huh?" Tinggal satu blok lagi dan mereka akan sampai di Rumah Sakit, namun keheningan yang sedari tadi sengaja diciptakan Jimin harus dipecah paksa oleh Jungkook.
Tentu saja Jimin memilih bungkam sejak bertemu Jungkook yang terduduk di koridor dengan lutut tertekuk dan mata yang -meski tipis- terlihat bengkak, sama sepertinya hanya saja air mata tidak terlihat mengalir di kedua belah pipi Jungkook. Sedangkan Jimin? bukan sekedar air mata yang hampir mengering, namun belum terhenti. Membuat Jungkook menatapnya bingung juga curiga tetapi memilih bungkam hingga sekarang pertanyaan juga pernyataan yang persis dengan apa yang di pikirkan Jimin terlontar dari Jungkook.
"Pertama, aku tahu kalau kau memang sekelas denganku berkat ekselerasi. Tapi bisakah gunakan kata 'hyung' saat memanggilku? Kapan kau akan bersikap sopan padaku, eoh?" Jawab Jimin main-main sembari memukul pelan kepala belakang Jungkook. Tentu saja ini bentuk nyata pengalih perhatian dan Jungkook paham hal itu.
"Itu tidak akan pernah." Jungkook memilih bungkam bila Jimin tidak ingin menjawab. Dan Ia tidak akan pernah memaksanya.
-You-
"Namjoon-ah, apa benar kau menyuruh Jimin memukul Taehyung tadi siang?" Hosoek meraih buah apel di atas meja nakas kamar rawat Yoongi beserta pisau kecil di samping piring buah.
"Ya." Jawab Namjoon singkat, masih terlihat sibuk berkutat dengan laptop dipangkuannya.
"Dan apa kau tahu, Taehyung sempat pingsan setelahnya? Beruntung aku sempat menemaninya disana dan membawanya ke Ruang Kesehatan." Ujar Hoseok santai masih dengan apel ditangannya dan pisau di tangannya yang lain, mengupas buah manis itu memutar seperti seorang ahli.
Namjoon yang mendengarnya mematung dalam sepersekian detik. Tidak menyangka kalau Jimin akan memukul Taehyung hingga seperti itu.
"Harusnya kau ingat, sedari dulu Taehyung memang yang terlemah digrup kita. Mudah lelah. Tidak suka melakukan aktivitas fisik. Dan kau menyuruh Jimin memukulinya? Ck."
Ya. Itu benar. Apa yang dikatakan Hoseok itu benar.
Namjoon merasa bodoh sekarang karena baru mengingatnya.
"Wah, kau keterlaluan Joon-ah." Suara dingin dan berat ikut menimpali dari arah kamar mandi ruang rawat Yoongi.
-You-
Sesampainya di apartemen, Jin langsung memapah Taehyung ke kamarnya.
Keadaan Taehyung sangat memprihatinkan. Banyak luka lebam di sekujur tubuhnya, bibirnya robek, dan hidungnya masih beberapa kali mimisan.
"Maafkan aku. Aku gagal menjagamu." Ujar Jin setelah mendudukan Taehyung di pinggir tempat tidur.
Jin tadi sempat bingung dengan Taehyung yang belum juga muncul di parkiran seperti biasanya saat jam pulang sekolah, jadi dengan perasaan khawatir Jin berlari menuju kelas Taehyung dan semakin khawatir ketika menemukan kelas Taehyung telah kosong.
Beruntung masih ada segerombol anak lelaki dari kelas Taehyung yang berdiri di koridor depan kelas Taehyung. Mereka mengatakan kalau tadi setelah jam istirahat Hoseok datang ke kelasnya dan mengatakan bahwa Taehyung sedang sakit di UKS, jadi langsung saja Jin berlari kearah UKS setelahnya dan mendapati Taehyung tengah tertidur dengan luka lebam disekujur tubuhnya. Untung saja beberapa luka berdarah sudah dibersihkan dan terlihat sudah sedikit mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fanfiction[Ganti Summary] Life is about painful, just like a Love and Friendship. Past in past, future is mystery. Sorry about my past thing, I know, I would never be forgiven. But, I really regret it. For sure. Persahabatan yang indah ini telah hancur. Dan a...