Ini hari kedua Taehyung kembali ke sekolah. Jujur saja, sebenarnya Taehyung sangat tidak ingin masuk sekolah, tapi tekadnya sudah bulat untuk mulai melawan balik. Mungkin ini kesempatan yang diberi Tuhan untuk meluruskan apa yang salah sejak awal. Jadi dengan langkah berat Taehyung bangkit dari tempat tidurnya diiringi teriakan Seokjin dari ruang tamu agar Taehyung segera bersiap ke sekolah sedangkan Seokjin akan menyiapkan sarapan.
"Apa kemarin mereka mengganggumu lagi, Tae?" Tanya Seokjin sembari memasukkan beberapa potong tteokbokki kedalam dua kotak makan dengan warna berbeda.
Saat ini Taehyung masih khidmat dengan semangkuk sereal yang telah disiapkan Seokjin untuknya, sedangkan Seokjin sendiri telah menghabiskan serealnya sejak tadi dan sekarang sedang menyiapkan bekal makan siang untuk dirinya sendiri dan Taehyung.
"Tidak hyung." Jawab Taehyung singkat.
"Lalu kenapa kau terlihat murung sejak kemarin?" Seakan tidak puas dengan jawaban yang diberikan Taehyung, Seokjin terus memberondong Taehyung dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Hyung, tak bisakah kau membiarkanku makan dengan tenang?" Taehyung terlihat merajuk dengan bibir mengerucut sebal. Seokjin yang tahu kalau Taehyung tidak ingin bercerita padanya hanya tersenyum kecil. Dia sangat paham.
"Aigooo~ , mianhe chagi~" Ujar Seokjin sambil terkekeh geli membuat Taehyung memutar bola matanya malas.
"Aku bukan kekasihmu, hyung." Cebik Taehyung.
Seokjin menoleh -sok- dramatis dengan mata membulat penuh dan mulut terbuka tak percaya. "Jadi selama ini.." Tangan besar Seokjin memegang dadanya, membuat reaksi dramatis yang terlalu kampungan.
Taehyung tak sadar tersenyum kecil sambil melanjutkan makannya membuat matanya melengkung indah, "Kau berlebihan, hyung." Senyum Taehyung mau tak mau membuat Seokjin ikut tersenyum, cukup lega bisa melihat senyum Taehyung yang cukup tulus setelah sekian lama.
"Senang melihatmu benar - benar tersenyum seperti ini, Tae." Lirih Seokjin hampir tidak terdengar di telinga Taehyung membuat namja manis itu menoleh bingung karena sayup - sayup mendengar Seokjin berbicara. Matanya menatap Seokjin lekat dengan alis tertekuk lucu sambil menggerakkan bibirnya mengucap 'Mwo?' tanpa suara dan Seokjin hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali sibuk dengan dua kotak makan dihadapannya. Taehyung yang mendapat jawaban seperti itu akhirnya merengut kesal kemudian melanjutkan acara makannya dengan perasaan dongkol, tentu saja.
"Mianhe, Taehyung-ah." Lirih Seokjin lagi dengan menatap Taehyung yang terlihat sibuk dengan mangkuk serealnya, dan kali ini tidak terdengar sekalipun oleh Taehyung di meja makan sana.
-0-
Jeon Jungkook melangkahkan kakinya dengan angkuh menuju ruang kelasnya, tanpa mempedulikan tatapan memuja beberapa yeoja yang berpapasan dengannya di koridor.
Sesaat sebelum kakinya melangkah memasuki ruang kelasnya, smartphone putih miliknya bergetar. Ada pesan masuk dari 'hyung'nya.
'Jangan lupakan rencananya. Buat dia semakin muak dengan semua omong kosong itu dan benar - benar melawan balik.'
Lalu jemari Jungkook dengan sigap membalas pesan tersebut singkat, 'Ne', lalu melanjutkan langkahnya memasuki kelas dengan smartphone yang masih berada dalam genggamannya.
-0-
Taehyung mendudukan dirinya dibangku teraman dan ternyaman miliknya. Ini hari selasa, masih lumayan jauh dari akhir minggu. Siklus harian sekolah memang membosankan. Lagipula kenapa hari senin menuju hari minggu jaraknya 5 hari, sedangkan hari minggu ke hari senin saja bersebelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fanfiction[Ganti Summary] Life is about painful, just like a Love and Friendship. Past in past, future is mystery. Sorry about my past thing, I know, I would never be forgiven. But, I really regret it. For sure. Persahabatan yang indah ini telah hancur. Dan a...