Tangan besar Jin meremat kuat kemudi mobilnya.
"Sialan, sampai kapan bajingan itu akan terus membuat Taehyung seperti ini!" Kepalanya dibenturkan kasar pada kemudi yang lagi - lagi jadi tempat pelampiasan Jin hingga bunyi klakson menggema berkali - kali di ruang parkir basement Rumah Sakit tempat Yoongi sembunyi. "Sial, kenapa juga mereka lama sekali!"
Jin terlihat begitu berantakan dengan rasa emosi, frustasi dan kekhawatiran yang tinggi berpadu berbaur menjadi satu, membuat Jungkook yang sedang duduk di bangku tengah van milik Seokjin yang selalu dibawanya kemana-mana -sedangkan mobil porsche limited black edition miliknya malah dianggurkan oleh sang pemilik- menjadi lebih bingung. Karena yang Ia tahu, alasan mereka membawa kembali Taehyung adalah untuk membuatnya membayar apa yang telah dilakukannya dan bukankah untuk itu Jimin hyung memukulinya tadi? Tapi kenapa? Kenapa mereka begitu khawatir hanya karena ada seseorang yang bersikeras menanyakan nomor apartemen Jin yang hanya berisi Taehyung didalamnya? Yang dengan mudahnya mereka berpikir bahwa orang itu mengincar Taehyung? Bagaimana kalau orang itu malah mengincar Jin hyung bukannya Taehyung?
"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Ujar Jungkook lirih tetap dengan kebingungan yang hampir membuatnya sesak.
Cukup lama van itu hanya terisi umpatan frustasi Jin dan seandainya pemikiran Jungkook bisa bersuara dengan lantang maka itu juga akan menambah puluhan suara yang dihasilkan sosok dibangku kemudi sana hingga sebuah bunyi pintu mobil yang terbuka dan beberapa makhluk dengan wajah sama lusuhnya memasuki mobil dengan cepat dan mulai memenuhi hampir semua bangku.
"Aku tidak akan bertanya kenapa kalian begitu lama tadi. Hanya akan memperlambat waktu." Ujar Jin sembari melepas tuas rem tangan dan memasukkan perseneling untuk meninggalkan area parkir sesaat ketika suara debum kuat dari pintu belakang menggema akibat ditutup dengan kasar dan tergesa.
Jungkook masih tak bersuara saat mengedarkan pandangannya pada wajah semua hyungnya. Dibangku depan, Namjoon duduk dengan wajah mengeras dan sepertinya Ia sedang berpikir tentang sesuatu hal hingga air mukanya berubah menjadi tak tertebak. Di tengah, Jimin hyung dan Hoseok hyung sama sama menampilkan ekspresi khawatir yang begitu kentara dengan pelipis berkeringat tipis dan tangan terkepal erat. Dan dibagian belakang, Yoongi hyung duduk dengan semua kaca van yang tertutup tirai. Jungkook tidak bisa membaca raut wajah sepupunya karena wajah itu terlalu datar, hanya saja Jungkook bisa merasakan aura yang dikeluarkan Yoongi hyungnya begitu berat dengan emosi kental dan dendam.
"Maaf Kook, aku tahu kau sangat bingung saat ini. Dan tidak ada waktu untuk menjelaskan saat ini. Tapi satu yang harus kau tahu, Taehyung tidak bersalah selama ini." Kalimat Yoongi yang cukup panjang membuat Jungkook seketika mematung dengan mata membulat. Jungkook benar - benar kaget. Bukan karena Yoongi hyung-nya itu jarang sekali berbicara panjang, itu memang itu sebenarnya hanya saja bukan itu yang membuat Jungkook kaget. Kalimat terakhir Yoongi lah yang membuatnya kaget.
Sedetik kemudian Jungkook memilih berbalik dan kembali menghadap kedepan. Netra hitamnya bergetar tipis dengan bibir yang enggan mengatup.
'Jadi siapa yang bersalah disini?' batin Jungkook yang makin terlihat frustasi.
-0-
Seorang pria berhasil masuk kedalam sebuah kamar Apartemen. Sebenarnya tidak susah untuk masuk kemari karena tidak ada yang tidak mungkin baginya.
Dengan langkah yang ringan Ia mengitari ruang tamu yang menurutnya perlu diadakan dekorasi ulang karena terlalu banyak barang - barang yang seperti milik wanita didalam sini. Mungkin dia akan memberi saran sedikit untuk sang pemilik apartemen agar miliknya terlihat lebih elegan dan manly.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fanfiction[Ganti Summary] Life is about painful, just like a Love and Friendship. Past in past, future is mystery. Sorry about my past thing, I know, I would never be forgiven. But, I really regret it. For sure. Persahabatan yang indah ini telah hancur. Dan a...