Chap 4 - What I've Done? -

41 2 0
                                    

Silvi : Aku membencinya..

Farel : Eh? *sedikit terkejut

Silvi : Aku benci saat orang lain memasuki hidupku tanpa izin dariku.. Kau tahukan itu perbuatan yg tidak sopan.. *menatap sinis

Farel : Tapi, yg kulakukan tidak merugikanmu. Itu tidak masalahkan?

Silvi : Grr.. KAU INI MENGERTI TIDAK SIH!! BUKANKAH SUDAH JELAS AKU TIDAK MENYUKAIMU YG SEENAKNYA MEMASUKI HIDUPKU!! AKU MEMBENCINYA!! *nada membentak

Suara Silvi yg begitu jelas dan keras itu membuat suasana dikelas mulai tegang..

Tanpa Silvi sadari ia telah meluapkan amarahnya ke lelaki itu.. Dengan muka merah dan nafas tidak beraturan, ia langsung membawa tasnya berlari meninggalkan kelas.

Farel yg ditinggalkan sendiri disana, hanya diam termenung tanpa mengejar gadis itu..

~~~

" Apa sih yg sudah kulakukan??!! " gumam Silvi sambil menghapus airmata yg terus menetes dari matanya.

Dengan emosi yg masih belum terkendali, dan dengan rasa bersalah yg ditandai airmata terus menetes dari matanya, ia terus berlari menyusuri lorong - lorong kelas. Berharap dapat melarikan diri dari situasi kacau yg telah ia buat..

-----

_Esok hari - Dikelas_

" Silvi!! Apa yg terjadi padamu??? " tanya terkejut Siska.

Wajah Sivi yg lemas dengan mata berkantung hitamnya, membuat seluruh siswa dikelas memperhatikannya.

" Bagaimana bisa kau menunjukkan wajahmu disekolah seperti ini?! " lanjut terkejut Dina.

" Hei!! Kami bertanya padamu.. SILVII!!! " teriak Jeny sambil menggoyangkan kedua pundak Silvi.

" Aku telah jadi jahat. " ucap lemas Silvi.

" Eh? Eeehh... " ucap berbarengan Siska, Dina, Jeny.

" A..apa ini?? Apa yg telah kau lakukan?? " tanya terkejut Jeny.

" Teman-teman.. maafkan aku.. " ucap sedih Silvi dengan menundukkan wajahnya.

" Silvi, tenangkanlah dirimu.. kau bisa ceritakan pada kami. " ucap Dina menenangkan.

Silvi hanya diam dengan posisi wajah yg masih menunduk.

Bel masuk berbunyi.. tak lama guru datang. Mereka lalu kembali ketempat duduk masing-masing.

~ Skip
_Bel istirahat berbunyi_
" Silvi.. bagaimana kalo sekarang makan dihalaman? " ucap riang Siska.

" Ayo.. " ajak Jeny sambil menarik Silvi dari bangkunya.

Mereka lalu memakan bekal dihalaman sekolah.

~~~

_Di Halaman Sekolah_
" Bukankah menyenangkan memakan bekal dibawah pohon seperti ini. Sejuknya.. " ucap senang Jeny.

Walau mereka berusaha membuat Silvi sedikit ceria, tapi Silvi tidak mengubah ekspresinya.

" Ayolah Silvi. Kau bisa menceritakannya pada kami. " ucap Siska memohon.

" Er.. jadi begini... " ucap Silvi menjelaskan.

~~

Siska : Bagaimana bisa seperti ini?!

Jeny : Bisa-bisanya kau begitu!!

Dina : Aku tidak tahu ternyata kau jahat.

Mereka semua terkejut mendengar apa yg terjadi dari Silvi.

Silvi : Apa yg harus kulakukan?? Aku bingung! *menutup wajahnya

Jeny : Aku jadi kasihan dengan Farel. Ia berusaha membantumu tapi kamu malah menyakitinya.

Siska : Kau harus meminta maaf!

Silvi : Eehh?? *terkejut

Dina : Kenapa kau terkejut? Kau memang harus meminta maaf dan memperbaiki ulahmu.

Silvi : T..tapi aku tidak bisa.. bertemu dengannya saja aku selalu lari.

Dina : Kau harus melakukannya! Tidak ada cara lain!!

" Tidak semudah itu, kau tahu. " gumam Silvi.

~ Skip
_Bel pulang - Dikelas_
" Kami mengharapkan hasil yg bagus. " ucap Dina.

" Berusahalah Silvi.. " ucap Siska menyemangati.

Mereka bertiga lalu meninggalkan Silvi sendirian dikelas.

" Bicara sih mudah. " gumam Silvi cemas lalu berjalan meninggalkan kelas.

~~~

Silvi yg berjalan gugup menuju kelas Farel.
" Kalau tidak salah kelas 2D? " gumam Silvi yg memperhatikan plat kelas 2D.

Ia lalu mengintip kelas itu yg ternyata sudah tidak ada orang.

" Sudah kosong, lain kali saja deh. " gumam Silvi lega lalu berjalan keluar sekolah.

Saat Silvi menyusuri lorong kelas ia mendengar melodi yg tidak asing baginya.

" Melodi ini? Bukankah yg 2 hari lalu? " tanya Silvi dalam hatinya. Ia lalu mengikuti sumber suara itu.

~~~

_Didepan Ruang Musik_
Silvi berhenti didepan ruang musik yg merupakan asal melodi itu. Ia lalu mengintip bagian dalam ruang melalui jendela.

Silvi yg terkejut mendapati seseorang disana sedang memainkan sebuah piano.

" DIA KAN?!! "

Melody For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang