Chap 14 - Sorry -

19 1 0
                                    

_Dirumah sakit_
[07:00 p.m]

Setelah mereka menyatakan perasaan masing-masing, Silvi mengatakan akan mengantar Farel ke rumah sakit tapi Farel menolak dan menyuruh Silvi untuk tetap di rumah dan beristirahat. Walau ragu Silvi menyetujuinya, merekapun menaiki mobil keluarga Farel dan meninggalkan sekolah.

" Hah, hari yg cukup panjang. "

Sesampai di kamar rawatnya, Farel langsung merebahkan tubuhnya dikasur.

" Aku tidak sangka saat itu akan terjadi. "

Iapun mulai mengingat kembali kejadian di ruang musik.

" Ah, itu benar-benar memalukan! " ucapnya sambil menutup wajahnya.

" Apa yg ia katakan benar? "

" Tapi ia hanya bilang menyukaiku. Itu juga bukan berarti ia mencintaiku. "

" Atau mungkin maksudnya suka sebagai teman?? Argh.. ini membingungkan! "

Farel yg terus menutup wajahnya sembari tadi lalu membukanya. Iapun duduk dikasurnya dan menatap arah jendela.

" Aku penasaran dengan tanggapannya tentang pengakuanku. "

Farel lalu mengambil hpnya, dan melihat pesan masuk dari Silvi.

[Silvi : Apa kau sudah sampai?]

Dengan wajah yg masih memerah, Farel membalasnya.

[Farel : awku suadah sdampai]

[Silvi : Wkwk.. Adaapa dengan tulisanmu xD]

[Farel : Ah benar! Aku tidak memeriksanya]

[Silvi : Err.. Farel]

[Farel : Ya?]

[Silvi : S..soal tadi.. Apa kau sungguh-sungguh?]

Farelpun diam sejenak setelah menerima balasan dari Silvi.

[Farel : A..aku sungguh-sungguh.. Itu perasaanku sebenarnya.]

[Farel : Bagaimana denganmu?]

~ Kamar Silvi

" A..apa yg harus aku jawab.. " gumam Silvi gugup

[Silvi : A..aku tidak mungkin berbohong saat itu.. Sudah ya.. Selamat malam..]

~ Kamar rawat Farel

" Dia malu. " gumam Farel.

[Farel : Selamat malam. Terimakasih untuk hari ini :)]

[Silvi : 《^-^》]

" Apa apaan dia, tadi katanya sudah. Dasar. " ucap Farel dengan tawanya.

~ Kamar Silvi

" Aku tidak sabar untuk besok.. " gumam Silvi dengan wajah memerahnya.

~ Kamar rawat Farel

Setelah menulis buku hariannya, iapun bersiap tidur.

" DEG.. "

!!!

" AARGHH.. SAKIT!! AARGH... "

Sakit yg diderita Farel tiba-tiba menghampirinya dengan ganas. Farel yg saat itu sedang kesakitan hanya bisa meringkup dalam baringannya dan berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya. Tak lama dokter dan perawat mulai datang kesana menghampirinya, mereka terkejut dengan keadaan saat itu dan langsung merawat Farel.

Lalu perlahan Farel mulai tenang dan sedikit demi sedikit kehilangan kesadarannya.

" A..apakah ini akhirnya.. "

" Entah kenapa tiba-tiba aku merasa tenang. "

" Bukankah akan indah jika kita bisa memulai hubungan baru ini sedikit lebih lama? Ah, aku benar-benar memimpikan hal itu.. Saat kami mulai memahami perasaan masing-masing. "

" Mungkin aku belum cukup baik sehingga tuhan akan mengabulkan harapan itu. Aku mulai merasa tamak setelah berhasil menyelesaikan melodinya dan menambah harapan lagi. "

" Aku tetap merasa bersyukur karena bisa menyelesaikannya. Terimakasih.. "

" Melodi yg kubuat tentangmu dan kupersembahkan untukmu. Aku berharap kau senang menerimanya. "

" Terimakasih untuk semuanya.. Untuk waktu yg telah kau berikan untukku.. Aku sangat bahagia dapat menghabisi kehidupanku bersamamu. "

" Jika ini akhirnya.. "

" Silvi.. "

" Maaf, karena tidak bisa menemani harimu lagi.. Maaf karena tidak bisa memenuhi janji kita.. "

" Maaf dan Terimakasih.. Aku mencintaimu.. "

Melody For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang